| dc.description.abstract | Salah satu kota di Provinsi Jawa Barat yang memiliki pertumbuhan UMK berkembang pesat adalah Kota Tasikmalaya, namun pertumbuhan UMK di Kota Tasikmalaya belum memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan daerah akibat berbagai kendala, seperti rendahnya kualitas sumber daya manusia, terbatasnya akses permodalan, dan persaingan usaha sejenis. Kondisi ini menyebabkan sebagian pelaku usaha kesulitan berkembang dan hanya mampu bertahan dalam skala usaha yang ada. Penelitian ini memiliki tujuan untuk: 1) Mengidentifikasi kondisi UMK industri kreatif di Kota Tasikmalaya, 2) Menganalisis faktor internal dan eksternal permasalahan UMK industri kreatif di Kota Tasikmalaya, dan 3) Merumuskan strategi pengembangan UMK industri kreatif di Kota Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada narasumber ahli dan pelaku UMK di Kecamatan Cipedes dan Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya yang dipilih dengan metode purposive sampling serta data sekunder yang didapatkan dari kajian pustaka, data publikasi instansi terkait dan dokumen relevan lainnya. Untuk menganalisis data, digunakan metode analisis deskriptif, analisis matriks IFE, EFE dan IE,
analisis SWOT serta analisis QSPM. Kondisi pelaku UMK industri kreatif di Kota Tasikmalaya dihadapi oleh permasalahan seperti rendahnya kualitas SDM dan manajerial, persaingan usaha
sejenis serta keterbatasan modal yang membuat banyak pelaku usaha masih bertahan dalam skala usaha saat ini. Pemerintah Kota Tasikmalaya telah memberikan bantuan seperti regulasi, pelatihan dan pemberdayaan serta bantuan modal yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha. Berdasarkan hasil analisis IFE dan EFE, strategi pengembangan UMK berada pada kuadran V, yaitu strategi yang diperlukan adalah mempertahankan dan memelihara. Dari analisis SWOT, dihasilkan sembilan strategi pengembangan UMK industri
kreatif di Kota Tasikmalaya. Strategi terbaik berdasarkan QSPM adalah diversifikasi produk dan pasar dengan nilai TAS tertinggi (6,22) karena saat ini para pelaku UMK dihadapi dengan persaingan usaha sejenis yang mulai mengancam keberlangsungan usaha. Selanjutnya sembilan strategi tersebut akan dituangkan dalam peta jalan (road map) program dan kegiatan pengembangan UMK industri kreatif di Kota Tasikmalaya. Sehingga saran yang dapat dilakukan antara lain Dinas KUMK Perindag Kota Tasikmalaya perlu memperkuat program pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada peningkatan inovasi dan modal usaha, menjalin kolaborasi yang baik dengan pihak ketiga, memiliki update database terkait informasi seputar pelaku UMK baik telah memiliki NIB atau tidak serta perlu dilakukan evaluasi dan monitoring berkelanjutan dari program-program yang dirumuskan dalam penelitian ini agar pertumbuhan UMK industri kreatif yang ada mampu memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitar. | |