Model Peningkatan Kualitas Perkawinan dan Kesejahteraan Subjektif pada Keluarga Kehamilan Tidak Diinginkan
Date
2025Author
Reviani, Nia
Sumarwan, Ujang
Herawati, Tin
Yuliati, Lilik Noor
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia dengan jumlah penduduk 279,8 juta jiwa pada 2024 menghadapi tantangan kualitas penduduk meskipun IPM terus meningkat. Indonesia menargetkan penurunan Angka Kelahiran Total (TFR) menjadi 2,1 pada 2024 sebagai bagian dari program keluarga berencana yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) berdampak pada kesehatan ibu, stres, dan kualitas hubungan perkawinan, hal ini menjadi isu penting dalam meningkatkan kualitas hidup penduduk. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengaruh gejala stress, religiusitas, dukungan sosial, strategi koping, interaksi suami istri, kualitas perkawinan terhadap kesejahteraan subjektif keluarg pada keluarga kehamilan tidak diinginkan dan merumuskan rekomendasi model kebijakan peningkatan kualitas perkawinan dan kesejahteraan subjektif pada keluarga kehamilan tidak diinginkan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang melibatkan survei lapangan pada keluarga yang mengalami kehamilan tidak diinginkan di Kota dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling, melibatkan 200 keluarga yang merupakan keluarga utuh dengan ibu hamil yang mengalami kehamilan tidak diinginkan. Status kemiskinan keluarga ditentukan berdasarkan garis kemiskinan Jawa Barat 2024 sebesar Rp524.052,00, dengan 55 keluarga dikategorikan miskin dan 145 keluarga tidak miskin. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini telah melalui uji validitas dan reliabilitas, sehingga dinyatakan memenuhi syarat dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
Berdasarkan temuan penelitian, kehamilan tidak diinginkan cenderung memberikan dampak yang sama terhadap keluarga, baik keluarga miskin maupun tidak miskin. Gejala stres dan religiusitas berada pada kategori tinggi, sementara dukungan sosial, interaksi suami-istri, kualitas perkawinan, dan kesejahteraan subjektif secara konsisten berada pada kategori rendah. Strategi koping yang diterapkan kedua kelompok menunjukkan tingkat sedang. Hasil uji beda menunjukkan terdapat perbedaan signifikan interaksi suami-istri (khususnya suami) serta dalam tingkat ketidakstabilan perkawinan dan kualitas perkawinan. Hasil uji hubungan menunjukkan bahwa gejala stres berhubungan signifikan positif dengan religiusitas dan strategi koping pada keluarga miskin dan tidak miskin. Religiusitas berhubungan signifikan positif dengan strategi koping pada keluarga miskin dan tidak miskin. Dukungan sosial berhubungan signifikan positif dengan interaksi suami-istri, kualitas perkawinan, dan kesejahteraan subjektif pada keluarga miskin dan tidak miskin. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial dan strategi koping pada keluarga miskin. Strategi koping berhubungan negatif signifikan dengan interaksi suami-istri pada keluarga miskin dan tidak miskin, namun berhubungan positif signifikan dengan kualitas perkawinan dan kesejahteraan subjektif pada keluarga miskin dan tidak miskin. Interaksi suami-istri berhubungan negatif signifikan dengan kualitas
perkawinan dan kesejahteraan subjektif pada keluarga miskin, sementara pada keluarga tidak miskin, interaksi suami-istri berhubungan positif signifikan dengan kualitas perkawinan. Kualitas perkawinan berhubungan positif signifikan dengan kesejahteraan subjektif pada keluarga miskin dan tidak miskin. Berdasarkan hasil uji pengaruh, ditemukan pola pengaruh yang berbeda secara signifikan antara keluarga miskin dan tidak miskin. Pada keluarga miskin, terdapat lima jalur pengaruh langsung yang signifikan dan tidak terdapat pengaruh tidak langsung. Gejala stres menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap religiusitas dan strategi koping. Dukungan sosial secara signifikan memengaruhi religiusitas dan interaksi suami-istri. Selain itu, kualitas perkawinan memiliki pengaruh signifikan terhadap kesejahteraan keluarga. Sementara pada keluarga tidak miskin, ditemukan delapan jalur pengaruh langsung yang signifikan dan dua pengaruh tidak langsung. Gejala stres berpengaruh positif signifikan terhadap religiusitas dan strategi koping. Religiusitas juga menunjukkan pengaruh signifikan terhadap strategi koping. Dukungan sosial memberikan pengaruh signifikan terhadap interaksi suami-istri, kualitas perkawinan, dan kesejahteraan subjektif. Selain itu, strategi koping menunjukkan pengaruh signifikan terhadap interaksi suami-istri, dan interaksi suami-istri memberikan pengaruh signifikan terhadap kualitas perkawinan. Selanjutnya, gejala stres berpengaruh tidak langsung terhadap strategi koping melalui religiusitas. Dukungan sosial berpengaruh tidak langsung terhadap kualitas perkawinan melalui interaksi suami-istri.
Rekomendasi dalam menghadapi kehamilan tidak diinginkan (KTD), keluarga disarankan untuk meningkatkan komunikasi terbuka dan jujur, membagi tugas domestik secara adil, serta mencari dukungan psikologis guna mengurangi stres dan memperkuat keharmonisan. Pemerintah perlu mengembangkan program edukasi kesehatan reproduksi yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, serta meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam memberikan layanan konseling. Perguruan tinggi, melalui tridharma, bisa berkontribusi dengan melibatkan dosen dan mahasiswa dalam edukasi serta penelitian tentang manajemen stres dan pengasuhan anak, sementara lembaga swasta dapat menyelenggarakan program CSR yang mendukung penguatan keluarga melalui pelatihan parenting dan dukungan finansial. Dengan pendekatan yang lebih spesifik berdasarkan status ekonomi keluarga, serta memperkuat jejaring dukungan sosial, upaya bersama ini dapat membantu keluarga menghadapi KTD dengan lebih baik dan mencegah dampak negatifnya.
Collections
- DT - Human Ecology [610]
