Pemetaan Kerentanan Spasial Wilayah Sumba Timur Terhadap Siklon Tropis Menggunakan Normalized Cyclone Vulnerability Index (NCVI)

Abstract

Dampak besar yang terjadi di Nusa Tenggara Timur karena keberadaan siklon tropis Seroja menjadi perhatian seluruh Indonesia. Salah satu wilayah yang terkena dampak siklon tropis adalah Sumba Timur. Penelitian ini bertujuan memetakan kerentanan siklon tropis di Sumba Timur menggunakan kumpulan data lintasan siklon dan parameter meteorologi, seperti kecepatan angin, curah hujan, dan tinggi gelombang badai menggunakan metode Normalized Cyclone Vulnebarility Index (NCVI) dan mengetahui wilayah yang rentan oleh siklon tropis di Sumba Timur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Sumba Timur memiliki tingkat kerentanan rendah hingga tinggi terhadap siklon tropis. Wilayah selatan Sumba Timur menjadi wilayah yang didominasi oleh tingkat kerentanan menengah-tinggi. Kecamatan Wulaweijelu menjadi wilayah dengan kerentanan tertinggi karena pengaruh dari angin kencang dan gelombang tinggi, sedangkan Kota Waingapu menjadi wilayah dengan kerentanan tinggi karena pengaruh jumlah penduduk. Penelitian ini memiliki kelemahan pada pembobotan karena PCA bergantung pada variasi data dan kurang memperhatikan aspek yang bersifat konsep sehingga diperlukan pendekatan lain dalam pengambilan keputusan.

The severe impact of Tropical Cyclone Seroja in East Nusa Tenggara has drawn national attention. One of the affected areas is East Sumba. This study aims to map the vulnerability of East Sumba to tropical cyclones by utilizing cyclone track data and meteorological parameters such as wind speed, rainfall, and storm wave height, employing the Normalized Cyclone Vulnerability Index (NCVI) method. The objective is to identify regions within East Sumba that are susceptible to tropical cyclone hazards. The results indicate that the level of vulnerability in East Sumba ranges from low to high. The southern region of East Sumba is predominantly characterized by moderate to high vulnerability levels. Wulaweijelu District exhibits the highest vulnerability, primarily due to the influence of strong winds and high waves. Meanwhile, Kota Waingapu also demonstrates a high level of vulnerability, largely attributed to its dense population. This study has a limitation in the weighting process, as PCA relies heavily on data variability and pays insufficient attention to conceptual aspects. Therefore, an alternative approach is required to support the decision-making process.