| dc.description.abstract | Kawasan Wana Wisata Baturraden (WWB) memiliki potensi alam yang sangat menarik, sehingga keberadaan sumberdaya alamnya perlu dilestarikan. Salah satu usaha untuk menjaga serta melindungi keberadaan sumberdaya alam tersebut ialah dengan cara mengembangkan kegiat<ln pendidikan konservasi di dalam kawasan tersebut. Tujuannya adalah memberikan kesadaran, pengetahuan, serta keterampilan yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku daTi masyarakat sekitar, pengunjung, serta pengelola dalam peran sertanya melestarikan sumberdaya alamo Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yaitu pada bulan Februari·-Maret 2003. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persepsi, pengetahuan, perilaku pengelola, pengunjung. selia masyarakat dan mengetahui kegiatan-kegiatan yang mengandung unsur pendidikan konservasi yang sudah dilakukan di WWB serta membuat comoh program pendidikan konservasi di WWB. Metode penclitian yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik wawancara terpandu, kuisioner, studi literatur, dan pengamatan langsung di lapangan. Metode pengambilan contoh yang digunakan dalam menentukan jumlah responden pengunjung adalah dengan metode purposive sampling dengan intensitas sampling 1%, sehingga didapat jumlah responden pengunjung adalah 30 orang. Jumlah responden yang diambil untuk masyarakal sekitar adalah 30 orang berdasarkan jumlah minimal responden untuk data sosial (Singarimbun, 1985). Metode wawancara terpal1du dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai pengembangan program pendidikan konservasi di WWB dari pihak pengelola. Kegiatan-kegiatan yang mengandung unsur pendidikan konservasi dapat dilakukan Secara tidak disadari oleh pihak pengelola, pengunjung, dan masyarakat sekitar di WWB. Kegiatan yang mengandung makna pendidikan konservasi dan dilakukan oleh pihak pengelola antara lain penyebaran brosur, melakukan bimbingan praktek pengenalan dan pengelolaan hutan bagi mahasiswa yang melakukan praktek kerja lapang, menyediakan kapling unluk kegiatan camping, menyediakan sarana kantong sampah untuk pengunjung yang bennalam, pengarahan kepada masyarakat sekitar ten tang pentingnya kelestarian alam, menyediakan buku panduan berisi cerita mengenai legenda kawasan WWB, dan penyediaan sarana !iotas alam indah. Beberapa kendala yang dihadapi oleh pihak pengelola adalah pihak pengelola belum menyusun suatu program khusus yang mengarah pada pengembangan pendidikan konservasi, masih lerfokus kepada aspek ekonomi dalam hal pendapatan kawasan wisata, sumberdaya manusia yang sanggup atau yang terampil dalam menunjang program pendidikan konservasi masih belum memadai. Kegiatan yang mengandung makna pendidikan konservasi dan dilakukan oleh pengunjung WWH alara lain. kegiatan campinr di lokasi Bumi Perkemahan, penelitian ilmiah terhadap jenis'jenis jamur pohon. kclo'l1pok pemerhati flora dan f .. una. kegia:an fotografr di alam, jalan lintas alam. mcmbual papan himbauan kelestarial~ alam. pendakian ke gunung Siamet. Kegiatan yang sudah dilakukan olen masyarakat sekilar WWB antar lain: ikut sena membersihkan lingkungan dari sampah, bercocok tan<lm sayur-sayuran, membuat kerajinan tangan dari hasil hutan, apresiasi seni dan budaya yang bemawasan pendidikan konservasi dengan memberi pesan kepada masyarakat agar ikut serta menjaga keberadaan hulan dan sumberdaya yang ada. I Penilaian lerhadap persepsi pengunjung mengenai kelestarian sumberdaya alam di WWB yang mengaran pada tin,g kat pemahaman mereka pada usaha pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan sudah cukup baik. Perilaku pengunjung di dalam kawasan WWB perlu mendapatkan perhatian dari pihak pengelola agar usaha peleslarian sumberdaya alam dapat terlaksana. Masin terdapat beberapa perilakll pengunjung yang mengkhawatirkan keberadaan sumberdaya alam di WWB, karena kebiasaan mereka yang menganggap mereka dapat memanfaatkan sumberdaya alam dan fasilitas yang tersedia dengan bebas. tanpa memperdillikan daya dukung kawasan dan dampak yang diakibatkan. Pemahaman pihak pengelola dalam melestarikan keberadaan sllmberdaya alam yang ada di ka\vasannya sudah cukup baik, yailu dengan memberikan peraturan-peraturan yang melindungi sumberdaya alam yang ada. pengawasan dalam bentuk patroli kawasan dan memberikan pengarahan kepada masyarakat sekitar yang mempeunyai kepentingan dengan hasil hulan yang tersedia untuk lelap menjaga dan melestarikan hutan. Pengetahuan pihak pengelola khususnya dalam hal perencanaan dan pengembangan kawasan WWB sudah cukup baik, narnun khusus untuk pengembangan program pendidikan konservasi masih membutuhkan peran sena dan masukan-masukan dari pihak yang mengeni akan pendidikan konservasi. Masyarakat sekitar kawasan WWB dapat merasakan hubungan antara hulan dan kebutuhan hidup mercka. Mereka juga mengetahui akibal dari penggunaan dan pemanfaatan hasil hutan secara berlebihan tanpa rehabilitasi akan menyebabkan kerusakan hutan. Tingkat pemahaman ini tidak mengambarkan pengetahuan mereka secara keseluruhan terhadap pemanfaalan hutan. Mereka juga jarang sekali mendapatkan penyuluhan dari pihak pengelola, sehingga pengetahuan mereka terhadap bentuk usaha pelestarian sumberdaya alam di WWB masih sangat kurang. Akibat dari kurangnya pengetahuan masyarakat sekitar, mengakibatkan peran sena masyarakat menjadi kurang. Altematif program pendidikan konservasi yang dapat dikembangkan di Wana Wisata Baturraden, antara lain : perkemahan konservasi, kunjungan sekolah, pengenalan satwa dan tanaman hutan, bird watching atau pengamatan satwa burung, wisata flora, wisata gua, pendidikan kader konservasi, belajar di alam bebas, jungle survival, berekreasi dan berkreasi, pelallhan dan pengenalan jenis tanaman obat, program dari hutan ke desa, lintas hutan indah, kegiatan penyuluhan hutan, dan altematifpendidikan konservasi dalam aspek informasi mengenai Wana Wisata Baturraden. | id |
