Show simple item record

dc.contributor.authorHanri, Natran
dc.date.accessioned2010-05-09T06:46:58Z
dc.date.available2010-05-09T06:46:58Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16974
dc.description.abstractMeningkatnya laju deJorestasi mengakibatkan menurunnya kualitas lahan baik secara fisik, kimia. maupun biologi. Rehabilitasi laban merupakan salah satu tindakan untuk mengatasi kerusakan laban yang saat ini terjadi di daerah tropis termasuk Indonesia: Penanaman pohon pada areal hutan yang rusak merupakan cara yang efektif Wltuk mencegah kerusakan butan lebih lanjut dan mempercepat pemulihan laban hutan. Tingkat penguapan pada areal yang terbuka dengan. intensitas cahaya matahari yang tinggi hingga kepermukaan tanah memerlukan pemahaman yang baik tentang aspek ekologi tanaman. Evaporasi pada intensitas cahaya tinggi cenderung meningkat yang diikuti dengan semakin cepatnya penurunan ketersediaan air tanah. Dengan diketabuinya ketersediaan air tanah merupakan salah satu faktor penting bagi penentuan jenis tanaroan dalam rangka mendukung proses pembangunan Hutan Tanaman lndustri (HTI). Acacia mangium wild merupakan jenis tanaman cepat tumbuh yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan dalam pembangunan HTI. Acacia mangium mampu tumbuh pada areal ~kas tebangan dan berbatu~batu. Jenis ini pacta umumnya memiliki curah hujan yang tinggi berkisar 4380 mm per tahun. Disamping itu jenis ini mampu twnbuh pada tanah dengan pH 4.2 (asam). Dengan diketahuinya respon pertumbuhan semai Acacia mangium terhadap ketersediaan air yang rendah, maka akan didapat informasi yang lebih baik tentang Acacia mangium sebagai tanaman HTI sebelum ditanam di lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Silvikultur FakultaS Kehutanan IPB. Waktu peneIitian 2 (dua) bulan, yang dimulai pada bulan November 2002 sampai dengan bulan januari 2003. Bahan yang digunakan adalah tanab Podsolik Merah Kuning Jasinga, po/ybag, benih Acacia mangium Wild, kertas label, dan air. Alat yang digunakan adalah ayakan, sekop, bak kecambah, gelas piala, timbangan, oven, penggaris, caliper, cruisible, dan alat tulis. Adapun metode penelitian yang dilakukan persiapan media tanah podsolik Merah Kuning yang telah diayak. halus dan dibersihkan dari serasah dan kerikil, kemudian dikering udara kan selama ± 5 hari. Setelah kering udara, tanab tersebut dicarl kapasitas lapangnya. Kapasitas Iapang ditentukan dengan cara metode grafunetrik yang ditetapkan secara langsung dengan mengukur penurunan hobot karena air hHang melalui pengeringan tanab. Untuk perkecambahan benih Acacia mangium Wild direndam dalam air panas selama satu menit dan dalam suhu kamar selama 24 jam untuk meningkatkan daya kecambah pada satu hari sebelum dilakukan penaburan benih. Benih ditabur di atas· tanah pada bak keeambah dan dilapisi dengan pasir tip is. Tiap bari dilakukan pengamatan dengan melakukan penyiraman selama 10 bari. Untuk perlakuan diberikan dalam jumlalt yang berbeda dengan cara pembagian atas 5 ulangan dimana memiliki volume yang berbeda dengan satu perlakuan kontrol. Ulangan pertama volumenya 40 ml (tanaman kontrol), kedua (35 ml), ketiga (30 mI), keempat (25 ml). dan kelima (20 ml). Untuk pemeliharaan yang dilakukan mencakup penyiraman 1 kali sehari. Pembersihan semai dari gulma dan kotoran, pencegahan dari hama dan penyaldt, serta perbaikan posisi polybag yang tidak. tepat. Pemeliharaan semai ini dilakukan sampai akhir penelitian. Dalam penelitian ini yang diamati adalah tinggi semai, diameter semai, berat kering total, dan nisbah pucuk akar. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan aeak: lengkap sederhana dengan 5 kali pengulangan dimana satu ulangan terdapat 14 bagian yang sarna (volume) dari 70 tanaman Acacia mangium. Berdasarkan basil penelitian didapat bahwa pemberian volume air yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak. nyata terhadap pertumbuhan tinggi.. Pertambahan tinggi untuk semai Akasia mangium diukur 10 hari sekali selama 11 minggu. Pertambahan tinggi adalah selisih antara pengukuran akhir dengan pengukuran awal. Volume 35 ml (A4) memberikan pertwnbuhan tinggi semai terbaik sebesar 10.1 em, sedangkan volume 40 m1 (A5) memberikan pertumbuhan tinggi semai terendah sebesar 8.5 em. pemberian volume air yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak. nyata terhadap pertumbuhan diameter. Pertumbuhan diameter merupakan selisih diameter akhir dengan diameter awal. volume 25 ml (A2) memberikan pertumbuhan diameter semai terbaik sebesar 0.73 rom, sedangkan volume 20 mI (AI) memberikaa pertumbuhan diameter semai terendah sebesar 0.62 mm. pemberian volume air yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak: nyata terhadap berat kering total. Berat kering total diperoleh dari penimbangan herat biomassa pucuk dan biomassa akar semai Akasia dari semua perlakuan. volume 25 ml (A2) memberikan berat kering total semai terbaik sebesar 0.12 g, sedangkan volume 20 ml (AI) memberlkan berat kering total semai terendah sebesar O.08g. Pemberian volume air yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap Nisbah Pueuk Akar. Nisbah Pucuk: Akar merupakan perbandingan antara herat kering pueuk (g) dengan berat kering akar (g). Karena berpengaruh nyata maka dilakukan uji ian jut dengan menggunakan uji Duncan dengan basil pemberian volume air 20ml tidak berbeda nyata terbadap pemberian volume air 25ml, volume 25ml tidak berbeda nyata terbadap volume 40mi, volume 40mi tidak. berbeda nyata terbadap volume 35 ml.sedangkan pemberian volwne 35ml berbeda nyata terhadap pemberian volume 30ml, dimana volume 30 ml (A3) memberikan nisbah pueuk akar semai terbaik. sebesar 0.56 g, se~angkan volume 20 ml (AI) memberikan nisbah pueuk akar semai terendah sebesar 0.34 g. Stres air merupakan penurunan potensial air daun akibat rendahnya ketersediaan air didaerah perakaran. Stres air ini akan menyebabkan penurunan konduktansi stomata yang biasanya menunjukkan besarnya pembukaan stomata Pada saat tumbuhan mengalami defisiensi air (stres air) maka tumbuhan cenderung akan menutup stomatanya untuk mencegah terjadinya penurunan potensial air tanah. Respon penurunan konduktansi stomata terhadap penurunan ketersediaan air tanah memberikan keuntungan dan kerugian bagi tumbuhan. Keuntungannya adalah tumbuhan dapat mencegah kehilangan air yang berlebih dalam tubuhnya akiOOt laju transpirasi yang melebihi laju penyerapan air melalui akar, sehingga tumbuhan dapat mencegah ataupun mengurangi terjadinya defisit air internal yang dapat menggangu atau bahkan menghentikan aktifitas metaboIisme didalam tubuhnya. Sedangkan kerugiannya adalah menyebabkan terbatasnya jumlah CO2 yang dibutuhkan tumbuhan didalam proses fotosintesis. Pada tanaman kontrol yaitu volume 40 ml mengalami laju penunman pertambahan tinggi dan diameter, hal ini diakibatkan karena pada tanaman kontrol terserang hama kutu daun (berwama putib), tetapi setelah diberikan pestisida secara rutin terlihat pada akhir pengamatan menunjukkan pertambahan jumlah daun walaupun agak lambat. Volume 20 mt rnerupakan batas bawah ketersediaan air memiliki tinggi dan diameter lebih rendah d~ pada perlakuan lain. Defisit air mengakibatkan proses transpirasi menjadi terganggu sehingga suhu daun meningkat. Peningkatan suhu daun pada batasan tertentu yang ekstrim bagi tumbuhan dapat menyebabkan terganggunya proses fotosintesis. Apabila proses fotosintesis terganggu maka jumlah fotosintat yang dimiliki tanaman akan berkurang. Fotosintat disini diperlukan unutk mendukung proses- proses metabolisme seperti pertumbuhan dan perbesaran sel. oleh karena itu dengan berkurangnyajumlah fotosintat akan memperlambat Jaju pertumbuhan tanaman. Perlakuan volume 35 ml masih berada pada ketersed.iaan air yang mendekati optimal bagi pertumbuhan tanaman, ini dapat dilihat pada pertambahan tinggi yang lebih baik bila dlbandingkan perlakuan volume 20, 25, dan 30 ml, namun tidak demikian dengan pertambahan diameter, dimana Berdasarkan data yang ada tidak dapat digunakan untuk menjelaskan hal tersebut. Perlakuan volume air yang berbeda terhadap nisbah pucuk akar memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan Akasia, dimana pada volume 20 dan 25 ml menggambarkan kondisi yang sebenamya karena hal utama yang paling dipengaruhi oleh defisit air adalah akar dan daun. Volume akar dan daun yang kedl dan tidak memanjang sebagai respon atas rendahnya lcetersediaan air tanah , sehingga kondisi volume akar dan daun yang rendah ini berakibat pada rendahnya nilai nisbah pucuk akar.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleRespon Pertumbuhan Semai Acacia Mangium Wild Pada Tanah Podsolik Merah Kuning Dengan Kondisi Ketersediaan Air Yang Berbedaid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record