Show simple item record

dc.contributor.authorFatmasari, Mei
dc.date.accessioned2010-05-09T06:19:03Z
dc.date.available2010-05-09T06:19:03Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16965
dc.description.abstractHutan Pendidikan GmlUng Walat (HPG Walat), sejak ditetapkan hingga kini dikelola dan digunakan secara intensif oleh civitas academica Institut Pertanian Bogor, khususnya Fakultas Kehutanan untuk pendidikan, pelatihan dan penelitian. Dengan berja1annya waktu, HPG Walat juga diglJnakan untuk penyelenggaraan pendidikan dan wisala lingkungan. Pengelolaan HPG Walat saat ini masih belum optimal. Hal ini dikarenakan kmangnya pemmfaatan sumberdaya yang ada pada kawasan HPG Walat. Tumbuhan obat adaIah salah satu potensi yang dapat dikembangkan di kawasan HPG Walat. Tingkat pennintaan bahan baku tumbuhan oba! terus meningkat dari tabun ke tabun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui patensi tumbuhan abat, pola penyebaran tumbuban oba~ keanekaragarnan jenis tumbuban obat dan kesamaan komunitas di HPG Walat. Penelitian dilakukan di Kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat, SukabllilJi. Penelitian di lapangan dilaksanakan selama dua bulan (April-Mei 2002). Babanbaban yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalab alkohol 70%, kertas koran dan kantong plastik. Alat-alat yang dignnakan, antara lain: alat tulis, kompas, tali ralia, pila ukm, altimeter dan tally sheet. Analisis vegetasi dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu: (1) metode lingkaran 0,1 Ha dengan jari-jari 17,8 m dan IS (Intensitas sampling) 2,5% untuk habitus epilit dan liana yang menllilJpang hidup di pohon dan (2) metode petak tunggal berdasarkan kurva species area yang dimulai dari ukuran 1 x 1 m. Peletakan plot contah dilakukan secara sistematik berdasarkan tipe tegakan dan ketinggian, kemudian diletakkan secara aeak. Data yang diambil adatah jumlah jenis dan jumlah individu pada masing-masing tipe tegakan dan ketinggian. Selanjutnya dilakukan identifikasi jenis turnbuhan obat, pengolahan dan analisis data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan indeks nilai penting. indeks Shannon, indeks of dispersion dan indeks Similarity, kemudian dilakukan cluster analysis. Berdasarkan hasil analisis vegetasi yang dilakukan pada 11 tipe tegakan di HPG Walat ditemukan sebanyak 73 jenis tumbuhan bawah, 5 jenis epifit dan 7 jenis liana. Dari jumlah tersebut, 60 jenis diantaranya rnerupakan tumbuhan yang berkhasiat obat. Ke-60 jenis tumbuhan obat tersebut meliputi 54 jenis tumbuhan bawah, 2 jenis epifit dan 4 jenis liana yang semuanya tercakup dalam 38 famili. Habitus tumbuhan obat yang ditemukan di ke 11 tipe tegakan terdiri dari habitus tumbuhan bawah, epifit dan liana. Jumlah jenis dan famili tumbuhan obat habitus tumbuhan bawah, epifit dan liana masing-masing 54 jenis dari 33 famili, 4 jenis dari 4 famili dan 2 jenis dari 1 famili. Berdasarkan tipe tegakarmya, jumlah jenis dan famili TO (tumbuhan obat) pada tegakan pinus lebih tinggi daripada pada tipe tegakan lainnya yaitu 38 jenis dan 24 famili. Sedangkan jumlah jenis dan famili TO terendah ditemukan pada tipe tegakan puspa+mahoni (600 m dpl) yaitu 7 jenis dan 5 famili. Pada hampir seluruh tipe tegakan, jenis yang memiliki nilai kerapatan tertinggi adalah harendong bulu (Melastoma malabathricwn Linn) dan paku rane (Selagine/la plana Hieron). Area1 tipe tegakan yang memiliki nilai kempatan barendong bulu (M malabathricum) tertinggi adalah butan rawang (525 m dpl) yaitu 160.000,00 ind/ha, sedangkan areal tipe tegakan yang mentiliki kerapatan paku rane (S. plana) tertinggi adalah agathiri1Jinus+puspa (550 m dpl) yaitu 18.889,89 indlha Jenis epilit yang mentiliki kerapatan tertinggi adalah anggrek merak (Dendrobium crumenatum SW) dan kadaka (Asplenium nidus Linn). Kedua qrilit ini ditemukan pada tipe tegakan agathiri1Jinus+puspa (550 m dpl) yaitu 66,67 dan 166,67 indlha. Jenis liana yang mentiliki kerapatan tertinggi adalah Philodatdron .p (130,77 indlha) pada tipe tegakan pinus (625 m dpl) dan Epipremnum pinnatum Eng! (66,67 indlha) pada tipe tegakan agathiri1Jinus+puspa (550 m dpl). Dilihat dari indeks nilai penling (INP), tumbuhan oba! dari habitus tumbuhan bawah lebib dominan daripada epilit dan liona Pada liap tipe tegakan, tumbuhan bawah yang mendominansi rata-rata adalah barendong bulu (M. malabathricum) dan paku rane (S. plana). INP barendong bulu (M. malabathricum) tertinggi ditemukan pada areal hutan rawang (525 m dpl) sehesar 55,84%, sedangkan INP paku rane (S. plana) tertinggi ditemukan pada tipe tegakan agathis+pinus+puspa (650 m dpl) yaitu 46,45%. Jenis epilit yang mendominansi pada HPG Walat adalah kadaka (A. nidus) dengan INP 66,67"10 yang ditemukan pada tipe tegakan agathiri1Jinuri1Juspa (550 m dpI), sedangkan jenis liana yang mendominansi adalah Philodendron .p. dengan INP 67,22%. Pola penyebaran tumbuhan bawah pada umumnya mengikuti pala penyebaran mengelompok, sedangkan epilit dan liana mengikuti pola menyebaran acak. Berdasarkan uji perbedaan tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan obat pada habitus tumbuhan bawah dan liana di HPG Walat. tidak berbeda nyata pada taraf 95% dan 99%. Hal ini berarti bahwa keanekaragaman jenis di setiap tipe tegakan dengan ketinggiannya masing-masing adalah sarna. Hasil perhitungan dari koefisien kesamaan komunitas, semua komunitas yang dibandingkan pada HPG Walat baik dari habitus tumbuhan bawah, epifit, dan liana, menyatakan adanya perbedaan. Kawasan HPG Walat mempunyai tiga tingkat pengelompokkan, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Tingkat pengelompokkan tinggi adalah kelompok yang mempunyai kesamaan komunitas tertinggi yaitu kelompok agathis+pinus+puspa (650 m dpl) dan butan rawang (625 m dpl) dengan tingkat kesamaan 86,72%. Selanjutnya kelas pengelompokkan sedang yaitu kelompok komunitas pinus (525 m dpJ) dan puspa (525 m dpl) dengan tingkat kesamaan 70,61%, sedangkan tingkat pengelompokkan rendah adalah pengelompokkan yaitu terdiri dari komunitas pinus+albizia (675 m dpl), agathis+pinus+puspa (550 m dpl), . agathis+puspa (525 m dpl), pinus (725 m dpl), agatbis (500 m dpl), agathis+puspa (625 m dpl), agatbis (600 m dpl), pinus 625 (m dpl), campuran (525 m dpl), pinus+puspa (575 m dpl), hutan rawang (525 m dpl), pinus+puspa (675 m dpl), puspa mahoni (600 m dpl), tanah kosong (625 m dpl), tanah kosong (725 m dpl) dan puspa (625 m dpl dengan tingkat kesamaan sebesar < 70,61 %. Kesamaan kamunitas tumbuhan abat di HPG Walat juga <lapat dilibat dengan melakukan ana/isys cluster dengan membandingkan kerapatan jenis tumbuhan ohat pada semna tipe tegakan di HPG Walal. Dari basil analysis cluster tersebut dapat dilihat bahwa HPG Walat banya mempunyai dna tingkat pengelampokkan kamunitas tumbuhan abat, yaitu I). kelampok komunitas tipe tegakan pinus+puspa (675 m dpl), pinus+albizia, puspa+mahani serta butan rawang (525 m dpl) dan 2). kelampok kamunitas tipe tegakan pinus (525, 625 dan 725 m dpl), agatis+puspa (525 dan 625 m dpl), agatis (500 dan 600 m dpl), hutan rawang (625 m dpl), puspa (525 dan 625 m dpl), tanah kasong (725 m dpl), pinus+puspa (575 m dpl), agatis+pinus+puspa (550 dan 650 m dpl) dan campuran. Tingginya tingkat kesamaan kamunitas tumbuhan abat pad. tipe tegakan pinua+puspa (675 m dpl), pinus+albizia, puspa+mahani serta hutan rawang (525 m dpl) diduga karena kedna tipe tegakan tersebut mempuoyai kosamaan faktor ekalagi yang mendukuog penyebaranjenis tumbuhan abat yang sarna. Bagian tumbuhan yang digunakan untuk abat, yaitu: akar, batang, kulit batang. ujung batang, tangkai muda, daun, bunga, buah, biji, rimpang, umbi dan semna bagian. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai abat adalah dann. Sedangkan yang paling sedikit digunakan adalah bunga, ujung batang, tangkai muda. Berdasarkan kelampok penyakitlpenggunaanya, jumlah jenis tumbuhan abat tertinggi adalah untuk kelompok penyakit saluran pemapasanffHT (17 jenis) dan terendah adalah untuk penyakit kuning dan gangguan peredaran darah, yaitu masing-masing hanya satu jenis. HPG Walat mempunyai 7 jenis tumbuhan obat unggulan, yaitu : patikan keba (Euphorbia hirta Linn.), pegagan (Cenlella asiatica (L) Urban), tembelekan (Lantana camara Linn), kicongcorang (Desmodium triquetrum (L) DC.), keci beling (Strobilanthe.s crispus BL.), gandapura (Abelmoschus moschatus Medik.), dan pacing (Coslus specious (Koen.) J.E.Smith). Untuk melengkapi penelitian ini perlu dilakukan penelitian tentang inventarisasi tumbuhan obat dengan menggunakan test kit (uji kandungan bahan bioaktil) untuk mengetahui adanya jenis tumbuhan lain yang berkhac;iat ohat dan mengetahui mutu khasiat dari tumbuhan obat. Selain itll juga perin dilakukan penelitian tentang peluang budidaya tumbuhan obat di HPG Walat dan di masyarakat sekitar.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleStudi Potensi Tumbuhan Obat Di Kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walatid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record