Show simple item record

dc.contributor.authorDjumhaer, Marwan
dc.date.accessioned2010-05-09T06:15:18Z
dc.date.available2010-05-09T06:15:18Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16964
dc.description.abstractlapangan selain tidak efisien dari segi waktu dan biaya, metode ini juga kurang dapat diterapkan pada areal yang memiliki luasan besar. Qleh karena itu perlu diadakan studi untuk menentukan potensi tegakan pada areal yang luas dengan cepat dan reiatif murah. Pada penelitian ini lebih difokuskan pada areal agroforest karet (Hevea brasiliensis) karena merupakan komoditi non kayu penyumbang devisa negara yang cukup besar dan memiliki karakteristik fisiologis yang mirip dengan kondisi hutan sekunder. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam penentuan potensi tegakan adalah faktor biofisik yang mempengaruhi kondisi ekologi suatu tegakan. Faktor biofisik tersebut antara lain adalah Leaf Area Index (LAI) dan Luas Bidang Dasar Tegakan (LBDT). Agar dapat menduga LA! dan LBDT secara efektif pada areal yang luas, perlu diadakan penggabungan data penginderaan jauh dan data lapangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari nilai spektral data penginderaan jauh dalam menduga LAI dan LBDT. Data yang digunakan adalah data LAI dan LBDT lapangan serta data penginderaan jauh, kernudian kedua data tersebut diintegrasikan sehingga diperoleh model pendugaan LAI dan LBDT yang dapat diaplikasikan untuk menduga peubah tersebut pada areal yang (uas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk rnengetahui korelasi antara LA! dan LBDT dengan nilai spektral dari data penginderaan jauh citra sate lit dan menyusun modelnya Pengambilan data lapangan dilakukan di Kabupaten Bungo pada 3 tipe penutupan lahan yang me!iputi areal hutan alam, agroforest karet, dan kebun karet rnonokultur yang dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2002. Pengolahan data dilakukan di kantor International Center for Research of Agroforestry (!CRAF) pada bulan September 2002 sampai Maret 2003. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah citra digital Landsat 7 ETM+ yang sudah terkoreksi geometrik, serta data lapangan LAI dan LBDT, sedangkan alat yang digunakan dalam pengambilan data lapangan adalah kamera canon coolpix + lensafisheye, tripod, kompas, GPS Gannin, alat tulis, tally sheet, prisma basal area, golok dan meteran. Hasil dari penelitian ini menunjukan kecenderungan dari nilai LAJ dan LBDT pada areal agroforest karet selalu berada diantara areal kebun karet monokultur dan hutan alam. Selang LAI pada areal agroforest karet adalah 1.65 - 3.49 sedangkan areal kebun karet monokultur adalah 1.49 - 2.19 dan 3.05 - 3.44 untuk areal hutan alam. Selang LBDT pada areal agroforest karet adalah 9.17 - 35.07 m21ha, pada areal kebun karet monokultur adalah 13.85 - 26.88 m2/ha, dan pada areal hutan 31.25 - 35.28 m2/ha. Pada 808l1sis regresi faktor yang paling berpengaruh dalam pendugaan LBDT adalah nilai spektral band 1 (R2 '"" 0.8015), band 2 (R2 = 0.1624) dan band 3 (R2 = 0.8009) yang memiJiki pengaruh negatif yang berarti bahwa setiap kenaikan dari nilai spektral mengakibatkan penurunan pada nHai LBDT sedangkan indeks vegetasi spektral berpengaruh positif pada nHai LBDT. Pada analisis LAI faktor yang paling berpengaruh pada model pendugaan adalah nilai spektral band 5 (R2 = 0.1338) dan band 1 (R2 = 0.6051) yang memiliki pengaruh negatifpada nilai LAI yang berarti bahwa kenaikan nilai spektral band 5 dan band 1 menyebabkan penurunan nilai LA!. Model pendugaan LAI dan LBDT yang diperoleh dari analisis regresi kemudian dimasukan ke citra sateHt dan dihasilkan peta sebaran LBDT dan LAI. Hasil pendugaan LBDT memiliki Root Mean Square Error (RMSE) sebesar 4.12 m2lha dan basil pendugaan LAI memiliki RMSE sebesar 0.33. Dari studi ini dapat disimpulkan bahwa pada pendugaan LBDT faktor yang memiliki pengaruh paling besar dalam model pendugaan LBOT adalah nilai spektral saluran sinar tampak (band 1,2 dan 3) dengan pengaruh negatifpada model pendugaan dan NOVI yang berpengaruh positifpada model pendugaan. Sedangkan pada model pendugaan LA! nilai spektral yang paling berpengaruh adalah nilai spektral dari saluran infra merah dekat (band 5 dan band 1). Hasil pendugaan dengan menggunakan data citra satelit masih dipengaruhi oleh faktor geometrik yaitu pergeseran titik contoh dan pengaruh dari faktor radiometrik yaitu penutupan awan tipis (haze) yang dapal menyebabkan kesalahan pada pendugaan LBDT dan LAI.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePendugaan Leaf Area Index Dan Luas Bidang Dasar Tegakan Menggunakan Landsat 7etm+ (Studi Kasus Di Kabupaten Bungo Propinsi Jambi)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record