Show simple item record

dc.contributor.authorUtama, Hijrah
dc.date.accessioned2010-05-09T05:34:30Z
dc.date.available2010-05-09T05:34:30Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16952
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk; (I) Mengetahui keanekaragaman jenis amfibl (Ordo Anura) serts karakteristik habitatnya di HPH PT Intracawood Manufacturing yang berstatus hutan slam produksl, (ii) Membandingkan komposisi keanekaragaman jenis amfibi (ordo anura) pads berbagal kondisi tegakan hutan. Penelitis" dilakukan pads beberapa lokasl (RKT 2003, 1990/1991 dan 2001) yang mewakili kondisi tegakan hutan Metode yang digunakan dalsm pengambilan data anura adalah Visual Encounter SUfWY (VES), dilakukan malam han pads plot daral berukuran 50 x 50 m leebagi 10 jatur dengs" lebar 5 m dan pada plot sungai berupa jalur penyisiran sepanjang 500 m. Pengambilan data kO;ldisi habitat, dilakukan pengukuran faktor fisika (suh~ dan kelembaban) siang dan malam hari, serta faktor biologi (vegetasi) pada plot darat menggunakan metode jalur berpetak, sedangkan vegetasi yang dominan pada plot sungai dilakukan seeara deskriptif. Pada habitat sungai, survei dilakukan di Sungai Pensiangan, Blok RKT 2003 (A2003), S. Mangkuasar Keeil, RKT 1990/1991 (A9OJ91) dan S. Akad, RKT 2001 (A2001). Suhu air berkisar antara 25,0°C-25,7°C dan pH air sungai berkisar antara 5,0-6,0. Oiantara ketiga lokasi, padatan total tertinggi terdapat pada S. Akad. Pada habitat terestrial, survei dilakukan d; petak 3511, RKT 2003 (T2003), petak 1279, RKT 199011991 (T90/91) dan petak 3458, RKT 2001 (T2001). Topografi areal umumnya bergelombang. Kelinggian lokasi berkisar antara 150·250 rndpl. Areal hutan umumnya didominasi pohon famili Oipteroearpaceae. Cuaea selama pengambilan data anura lebih sering meOOung lalu turun hujan. Curah hujan di areal PT IWM tergolong tinggi. Sedangkan suhu pada malam hari berkisar antara 24.0-27,6°C dengan keJembaban 69-98%. Kisaran suhu ini dapat dikatakan mendukung bagi aktifitas kalak yang merupakan hewan berdarah dingin (poikilotennal). Sejauh ini jumlah jenis anura di Kalimantan be~umlah 141 spesies yang tennasuk dalam 6 famili (Inger dan Voris 2001). Namun, selama pengamatan ditemukar. 27 jenis anura yang terdiri dari 5 famili yaitu Bufonidae (6 jenis), Megophryidae (3), Microhylidae (6), Ranidae (9) dan Rhacophoridae (3), termasuk 1 jenis eatalan terbaru yaitu Kalophrynus bunguranus. Oiantara 27 jenis tersebut, 8 jenis diantaranya merupakan endemik Borneo. Seeara umum, lolal jenis anura tertinggi diternukan pada lokasi yang masih 81ami (virgin forest) sedangkan jumlah tereOOah pada daerah yang telah terganggu. Hal ini pun sejalan dengan nilai OMg, H' dan E dimana nilai tertinggi terdapat pada lokasi yang relatif masih alami, sedangkan nilai Ka/ophrynus baluensis, K. heterochirus dan Microhyla berdmorei, serta anura terestrial berukuran besar (SVL > 50 mm) yaitu Megophrys nasuta, (ii) Anura arboreal yaitu Pedostibes hosH, Metaphtynefla sundana, Polypedates macrotis, P. oti/Ophus, Rhacophorus nigropalmatus, Rana chalconota, R. hasii, Staurois natator dan Meristogenys phaeomerus, (iii) Anura akuatik terdiri dan spesies B. asper, B. juxfasper, Umnonectes ibanorum, L. kuhlii, L. leporinus, R. picturata dan S. letopalmatus. Dan pemitungan korelasi, menunjukkan bahwa pengaruh kegiatan pengusahaan berkorelasi negatif pada jumlah jenis anura yang ditemukan. Namun dari hasil uji-t ter1ihat bahwa komposisi anura liap lokasi yang dibandingkan dengan lokasi virgin forest menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (pada SK 5%) kecuali antara lokasi T2003-T90/91 (berbeda nyata pada SK 5%). Selain itu nilal korelasi antar pasangan lokasi umumnya dibawah 0,6 yang menunjukkan tidak adanya koreiasl yang kual anlar kegiatan pengusahaan hutan dengan komposisi jenis anura yang ditemukan. Secara umum, aktivitas kalak yang dijumpai saal survei adalah diam, be~ara dan loncal akibat adanya penelili. Aktifrtas amplexus tidak diternukan namun ditemukannya individu yang sedang bersuara menandakan akan adanya proses perkembangbiakan karena aktifitas bersuara biasanya dihubungkan dengan proses perkembangbiakan (GOlil, et al. 1978). Ukuran tubuh (SVL) yang dijumpai bervariasi dari juvenil hingga dewasa. Kisaran SVL terbesar adalah L. leporinus sedangkan kisaran terkecil adalah jenis R. nigropalmatus. Bervariasinya ukuran tubuh anura yang ditemukan menandakan reproduksi anura tersebut berjalan baik. Reproduksi pada anura di daerah tropis dapat terjadi sepanjang tahun, terulama pada awal musim hujan (Inger 1966; Inger dan Bacon 1966). Sehubungan dengan hasil penetitian, penulis menyarankan untuk menambah variasi lokasi serta penambahan plot contoh agar dapat menambah daftar koleksi anura yang ada di areal PT IWM. Selain itu pihak pengelola hutan lebih mempematikan daerah buffer zone sungai dan daerah nparian karena r1aerah ini saogat rentan dan tempat mengumpulnya anura terestrial sebelum mengunjungi sungai untuk berb4ak. Pada habitat darst, daerah terfragmentasi hendaknya diperhalikan karena daerah inl diduga sebagai tempat katak terestrial non-riparian untuk menghindan kondisi lingkungan yang Udak cocok.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleStudi Keanekaragaman Amfibi (Ordo Anura) Di Areal Pt Intracawood Manufacturing, Kalimantan Timurid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record