Show simple item record

dc.contributor.authorFauzivyar, Euis Kholidar
dc.date.accessioned2010-05-09T04:26:31Z
dc.date.available2010-05-09T04:26:31Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16916
dc.description.abstractPcngelolaan butan lestari merupakan suatu konsep pengclolaan hutao yang mempertimbaugkan prinsip-prinsip kelestarian ekonomi, ekologi. dan sosial secara proporsional (Suhcndang, 1996). Salah satu syarat utama tcrcapainya pengelolaan hutan lestari adalah adanya reneana pengelolaan jangka panjang, dimana pengaturan hasil merupakan komponcn utamanya. Saat ini. metode pengaturan hasil yang diterapkan dalam' pengelolaan butan tanaman di Pulau Jawa oleh PT. Perhutani adalah metode Bum. Metode ini diterapkan secara seragam tanpa membedakan kondisi masing-masing hutao. Selain ito me'lode tersebut diterapkan secara statis, baik etat luas maupun etat massanya diperbitungkan setiap sepuluh tahun sekali yaitu pada saat penyusunan buku reneana pengaturan kelestar'ian hutan (RPKH). Penentuan. etat tersebut tentunya mengabaikan faktor gangguan hutan yang bersifat dinamik seiring dengan berubahnya waktu, misalnya peneurian dan perambahan yang setiap tabunnya mengatami perubahan sebagai akibat dari peningkatan jumlah penduduk. Olch !<arena il'.l diperlukan suatu pendekatan yat'g dapat mempertimbangkan dir.amika tegakan, salah satunya adalah pendekatan sistem. Pendekatan sistem dapat memasukan faktor waktu dan sclanjutnya dapat memprediksi bagaimana suatu metode pengaturan basil berpengaruh terhadap kondisi tegakan, keadaan perusabaal!, dan keadaan sosial masyarakat Tujuan penelitian ini adalah memilih metode pengatoran basil berdasarkan implikasmya terhadap aspck ekologi, sosial, G<m ekonomi, serta mengctahui pengaruh metode ~ngaturan hasil terpilih dan penerapan moratorium Gubemur Jawa Bara[ (tentang pelarangan penebangan mulai tahun 2002 sampai 2005) terhadap penerimaan perusahaan, jumlah penyadap, dan produksi getah. Penelitia.'! dilakukan di.KPH Garut dan SPH III Bandung .pT. Perlmtani Unit III Ja~va Barat, dari Juni-Agu!':tus 2002. Metode Pene:litian meliputi dw tahap yaitu p<".ngumpulall data dan pengolahan data. Data yang digunakan terdiri atas data primer berupa pertimbangan/pendapat perencana, pengelola, dan pemerintah serta data sekunder berupa kondisi teguan yang diperoleh dari SPH III Bandung PT. Perbutani Unit III Jawa Barat Pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak ECWIN (expert choice/or windows), Minitab. dan Stella. Ada enam metode pengaturan hasil.yang akan dipilih dalam penelitian ini yaitu metode Bum, Hundeshagen. Austrian, Von Mantel, Von Mantel modifikasi dan metode Cotta. Alat atau metode yang digunakan untuk memilih metode tersebut adalah proses hirarki analitik (PHA), karena dengan (PHA) dapat melibatkan pihak-pihak yang berpengalaman dalam pengambilan keputusan. Berdasai"kan pendapat perencana, pengelola, dan dinas kehutanan, faktor yang lebih dipertimbangkan dalam pemilihan metode pengaturan hasil di KPH Garut berturut turnt adalah kebutuhan tenaga kerja, kemudahan suatu metode dalam pengambilan dan pengolahan data, penurunan procluksi getah sebagai akibat dari penebangan, dan jumlah sumberdaya manusia yang menguasai suatu metode. Hasil akhir PHA menunjukkan bahwa metode yang lebih diprioritaskan untuk diterapkan di KPH Gamt adalah metode Von Mantel. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penerapan metode Von Mantel daur 20, 25, dan 30 tabun menghasilkan etat volume atau hasil kayu yang relatif konstan sampai tabun 2075, sedangkan pada daur 35 tahun etat volume mengalami penurunan mulai tahun 2050-an. Hasil simulasi juga menunjukkan bahwa semakin panJang daur yang digunakan maka produksi getah dan jumlah penyadap cenderung semakin besar. Daur 20, 25, dan 30 tahun menghasiIkan getah yang relatif konstan, sedangkan daur 35 tabun mengalami penurunan produksi getah mulai tahun 2035-an. Penerapan Von Mantel daur 20. 25, dan daur 30 tahun memberikan keuntungan yang relatif konstan, sedangkan pada daur 35 tahun penerimaan perusahaan terus mengalami penurunan yaitu sekitar tahun 2050-an. Daur yang cenderung memberikan keuntungan yang paling besar setiap tahunnya adalah daur 30 tahun. Penerapan metode Von Mantel daur 25 tahun akan menyerap tenaga penyadap sekitar 2.950 sampai 2.980 orang, sedangkan penerapan moratorium akan menyerap tenaga penyadap yang terus meningkat setiap tahunnya yaitu dari 2.980 orang pada tahun 2002 menjadi 3.604 orang pada tahun 2005. Selain itu penerapan moratorium tersebut akan menghasilkan getah yang lebih besar setiap tahunnya dibandingkan dengan adanya penebangan. Penerapan Von Mantel daur 25 tabun akan menghasilkan getah sebesar 2.521,9 ton pada tahuil. 2002 dan 2.596,7 ton pada tahun 2005, sedangkan penerapan moratorium akan menghasilkan getah sebesar 2.521,9 ton pada tabun 2002 dan menjadi 3.025,7 ton pada tahun 2005. Tidak adanya penebangan akan menyebabkan perusahaan mengaiami kerugian pada tabun 2002, 2003, dan 2004, nilai kerugian tiap tahunnya berturuHurut sebesar RpI92.268.573,-: RpI27.655.56:1,-; dan Rp62.721.309,- sedangkan pada tahun 2005 perusahaan mendapat penerimaan sebesar Rpl.771.778,-.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePenyusunan Model Simulasi Pengaturan Hasil Rutan Kelas Perusahaan Pinus Di KPH Garutid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record