Show simple item record

dc.contributor.authorEndarwati, Endah
dc.date.accessioned2010-05-09T04:14:45Z
dc.date.available2010-05-09T04:14:45Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16907
dc.description.abstractSistem penggunaan lahan yang rnengarah pada agroforestry, telah diterapkan sebagai salah satu cara yang paling efektif uRtuk merehabilitasi hutan dan peningkatan produksi taRaman pangan. Hal ini juga dipacu oleh peningkatan jumlah penduduk yang relatif cepat disertai dengan berkurangnya luas lahan atau dengan kata lain peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan lahan. Penelitian ini dilakukan uRtuk mcngetahui pengaruh pengelolaan ugroforeslry pendapatan masyarakat sekitar hutan dan pcngaruhnya tcrhadap gangguan hutan serta menetapkan fonnat bagi hasH minimal yang masih memberikan tambahan pendapatan bagi petani agroforestry. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa hasH wawancara dengan petani penggarap agroforestry, buku Rencana Pengaturan Kelestarian Ht.!ta.'! (RPKH) KPH Bogar kelas perusahaan Pinus, tabel tegakan Pinus merkusii Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, data Potensi Desa Taman Sari, dan Data Japoran keuangan KPH Bogar periode 2001. Pada analisis sistem sub model yang dibuat dalam penyusunan model simulasi terdiri dari sub model volume tegakan, sub model luas tegakan, sub model keuangan Perhutani, sub model usaha tani, dan sub model gangguan hutan. Lntuk dapat menjawab tujuan penelitian ini. maka dijalankan skenario sebagai berikut : 1. Skenario 1, pengelolaan agroforeSll)' tidak dilakukan pada areal tegakan Pinus. 2. Skenario 2, pengelolaan agroforestry diterapkan pada areal tegakan Pinus. , 3. Skenario 3, pengelolaan agroforestry diterapkan pada areal tegakan Pinus dan teIjadi gangguan hulan berupa pencurian. 4. Skenario 4, pengelolaan agroforestry diterapkan pada areal tegakan Pinus dan teIjadi gangguan hulan berupa kebakaran hutan. 5. Skenario 5, pengelolaan agroforestry diterapkan pada areal tegakan Pinus dan teIjadi gangguan hutan berupa serangan hama dan penyakit. 6. Skenario 6, pengelolaan agroforestry diterapkan pada areal tegakan Pinus dan berlakunya sistem bagi hasil antara petani dan Perhutani Masing-masing skenario di atas disimulasikan selama wnur daur tegakan Pinus merkusii yaitu 25 tabun pada berbagai tingkat suku bunga yaitu pada tingkat 10%. 15%, dan 20%. Besarnya pendapatan Perhutanj dan petani dinyatakan dalam bentuk net present value (NPV). Nitai keuntungan dibuat dalam bentuk NPV bertujuan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan nilai yang terjadi sejalan dengan waktu. Sehab nilai yang diperoleh saat ini belurn tentu bemilai sarna hila diterima pada tabun yang akan datang. Skenario pertarna yaitu pengelolaan agroforestry tidal< dilakukan di areal tegakan pinus dengan kata lain pihak Perhutani hanya mendapatkan hasil hUlan berupa kayu dan getah dan masyarakat sekitar hUlan hanya memperoleh pendapatan yang berasal dari kegiatan diluar agroforestry seperti t>erdagang, bertani, berkebun, sebagai buruh, dan penyadap getah. 8esarnya hasil hutan berupa kayu dan getah adalah tetap. Besarnya kayu yang dapat dipanen selarna 25 tahun yaitu \3.634 m'lha dan getah sebesar 2.045 kglha. 8esarnya NPV Perhutani kumulatif selama 25 tahun pada tingkat snku bunga 10% yaitu sebesar Rp.1.801.520.000,-/ha, pad> snku bung> 15% adalah sebesar Rp.1.l68.540.000,-/ha, dan pada snku bunga 20% adalah sebesar RP· 842.9uO.000,-/ha. Sedangkan NPV masyarakat sekitar hutan kumulatif selam> 25 tahun pada tingkat bunga 10% sebesar Rp. 101.307.000,-/KK, pada tingkat bung> 15% adalah sebesar Rp. 78.082.119,·iKK dan pada tingkat bunga 20% adalah sebesar Rp. 64.489.329,-iKK. Skenario kedua adaIah dilakukan pener.pan agroforestry pada areal tegakan Pinus. Biasany. tanaman pertanian yang ditanam di b.wah tegakan Pinus adaIah tanaman pertanian yang taban naungan. Tanaman pertanian yang tahan naungan dan ditanam dibawah tegakan Pinus di RPH Sukamantri adaIab pohpoban yang merupakan tanaman lal.pan bagi suku Sunda. Besarnya produksi pohpoban selama umur simulasi yaitu 25 tabun sebesar 5.941.650 ikatlh •. Pendapatan petani merupakan penjumlahan antar. pend.patan yang berasal dari usaha agroforestry dengan usaha diluar agroforestry dan diny.takan dalarn NPV petani per KK. Besamy. NPV petani kumulatif se1ama simulasi 25 tabun pada suku bung. 10% yaitu sebesar Rp. 348.438.000,-1KK. pada suku bung. 15% .dalah sebesar Rp. 293.252.000,-1KKIba dan pad. suku bung. 20% yaitu sebesar Rp. 257.732.000,-1KKIba. Sedangkan besamy. NPV Perbutani tidak terpengaruh terhad.p adany. penerapan agroforestry. Skenario ketig. adalah diterapkanny. agroforestry pad. areal hutan tanarnan Pinus dan terj.di gangguan hutan berup. pencutian. Dengan adany. penerapan agroforestry, dibarapkan d.p.t meminimumkan gangguan butan yang ditimbulkan oleb masyarakat sekitar hutan. Se11a bi.y. kearnanan yang dikeluarkan oleh pihak Perhutani tidak terlalu besar dan gangguan hutan berupa tindakun p.:.uCu..-:.a.il ,~;;pl'jt berkurang. Besamya voiume total pencurian selama simulasi 25 tabun menurun yaitu sebesar 315,2 m3 apabila pengelolaan ogroforestry diterapkan. Sedangkan tanp. penerapan ogroforestry, besarnya volume gangguan berupa pencurian meningkat sebesar 655, 6 m3 . Skenario keempat adalah diterapkanny. pengelolaan agroforestry pada areal butan tanaman Pinus dan teljadi ganggu.n butan berup. kebakaran hutan. Dengan adany. agroforestry, besamy. kerusakan tegakan Pinus serta tumbahan di b.wahny. yang diakibatkan kebakaran butan dapat berkurang. Besarnya gangguan butan yang teJjadi di areal agroforestry adaIab 2.977 m' sedangkan tanp. pengelolaan ogroforestry meningkat menjadi 6.191 m'. Skenario kelima adalah pengelolaan ogroforestry diterapkan pada areal tegakan Pinus dan teJjadi gangguan butan berupa serangan bam. dan penyakit Besarnya kerusakan yang teljadi akibat gangguan hutan borupa serangan bama dan penyakit pada area1 agroforestry selama simolasi 25 tabun lebib keeil dibandingkan pada areal hutan tanaman tanpa pengelolaan agroforestry dengan asurnsi bahwa serangan haroa dan penyakit yang teljadi hanya menyerang salah satu vegetasi yang ada di areal tersebut. Hal ini disebahkan oleh penyebaran hama dan penyakit yang terjadi di areal agroforestry tidak terlalu cepat serta kondisi vegetasi yang ada pada areal tersebut tidal< seragam sehingga memungkinkan terharobatnya penyebaran serangan bama dan penyakit volume total gaogguan hutan berupa serangan haroa dan penyakit di area1 agroforestry selaroa simulasi 25 tabun adalah 210,1 m' dan pada area1 hutan tanaman yang tidal< menerapkan pengelolaan agroforestry adalah meningkat sebesar 437 m'. Skenario keenaro adalah pengelolaan agroforestry diterapkan pada areal tegakan Pinus dan diterapkan sistem bagi hasil antara Perhutani dengan petani agroforestry. Didalaro menjalankan model simolasi pengelolaan agroforestry, diasumsikan bahwa berlakunya sistem bagi basil hanya pada basil tanaman agroforestry yaitu pobpohan saja Sedaugkan untuk tanarnan kehutanan, sistem bagi basil tidal< berlaku. Setelah dilakukan analisis sensitivitas selama simolasi 25 tabun, diperoleb bahwa pada saat format bagi basil 52% : 48% (artinya 52 % dari ~i1Gapataa yang berasal dari pengelolaan agrGfG;~~:';'· at. .. lub illltuk petani dan 48 % sisanya untuk Perhutanil, pendapatan yang diterima oleb pengelola agroforestry sedikit lebih besar dihandingkan dengan pendapatan yang berasaI dari kegiatan diluar agroforestry atau petani agroforestry masih mendapatkan tambahan pendapatan dari pengelolaan agroforestry.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleSimulasi Pengelolaan Agroforestry (Studi Kasus Di Rph Sukamantri, Bkph Bogor, Kph Bogor)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record