Analisis Kinerja Fiber Optik untuk Perancangan Infrastruktur Jaringan IPB Dramaga

Abstract

Penelitian ini merancang dan menganalisa kinerja jaringan fiber optik kampus IPB dengan membandingkan dua topologi utama ring dan hybrid. Evaluasi dilakukan berdasarkan parameter Link Power Budget (LPB), Rise Time Budget (RTB), Q-factor dan Bit Error Rate (BER) melalui perhitungan teoritis dan simulasi menggunakan perangkat optisystem. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua topologi, baik secara teoritis maupun simulasi optisystem memenuhi standar LPB dan RTB dengan nilai redaman 0,53 dBm hingga 11 dBm dan waktu naik sinyal 0,24 ns hingga 0,30 ns. Namun, pada topologi hybrid menunjukkan penurunan drastis pada Q-factor hingga 1,98 dan peningkatan BER hingga 2,26 × 10-1 pada beberapa titik setelah splitter. Meskipun perhitungan teoritis tidak menunjukkan perubahan signifikan, namun optisystem memberikan gambaran yang lebih realistis tentang kerugian sinyal akibat splitter. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa simulasi sangat penting dalam perancangan infrastruktur fiber optik kompleks untuk memastikan standar sesuai dengan kondisi nyata.

This research designs and analyzes the performance of IPB campus fiber optic network by comparing the two main topologies of ring and hybrid. The evaluation is based on the parameters of Link Power Budget (LPB), Rise Time Budget (RTB), Q-factor and Bit error Rate (BER) through theoretical calculation and simulation using optisystem software. The results show that both topologies, both theoretical and optisystem simulations meet the LPB and RTB standards with attenuation values of 0,53 dBm to 11 dBm and rise time of 0,24 ns up to 0,30 ns. However, the hybrid topology shows a drastic decrease in Q-factor to 1,98 and an increase in BER up to 2,26 × 10-1 at some points after the splitter. Although the theoretical calculations do not show significant changes, but the optisystem, gives a more realistic picture of the signal losses due to the splitter. Thus, this study concludes that simulation is important in the design of complex fiber optic infrastructures to ensure standards match real conditions.