Perkembangan Sosial-Emosional Remaja: Peran Kelekatan Orang tua-anak, Interaksi Teman Sebaya, Social media engagement, Religiusitas, dan Self-esteem
Date
2025Author
Rachman, Yane Ardian
Sumarwan, Ujang
Latifah, Melly
Herawati, Tin
Metadata
Show full item recordAbstract
Masa remaja merupakan periode kritis bagi perkembangan sosial-emosional,
yang mencakup keterampilan interpersonal (seperti interaksi dengan teman sebaya)
dan intrapersonal (seperti regulasi diri dan self-esteem). Penelitian ini secara umum
bertujuan menganalisis pengaruh kelekatan orang tua-anak, interaksi teman sebaya,
social media engagement, religiusitas, self-esteem terhadap perkembangan sosial
emosional pada anak remaja serta merumuskan rekomendasi model kebijakan
dalam meningkatkan perkembangan sosial-emosional remaja. Penelitian
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan
teknik purposive sampling, yaitu di Kota Bogor. Penelitian dilakukan di empat SMP
dan enam SMA-sederajat di Kota Bogor. Pengambilan data dilakukan pada bulan
September-Oktober 2023. Populasi penelitian ini adalah remaja di Kota Bogor.
Teknik pengambilan contoh pada penelitian adalah stratified cluster random
sampling. Jumlah responden total yang diambil untuk penelitian sebanyak 500
orang remaja. Penelitian ini telah lolos kaji etik di Komisi Etik Manusia Institut
Pertanian Bogor dengan Nomor: 1062/IT3.KEPMSM-IPB/SK/2023.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan bantuan
kuesioner terstruktur. Alat ukur variabel yang digunakan yaitu: 1) Instrumen
kelekatan orang tua-anak diukur menggunakan Inventory Parent and Peer
Attachment (IPPA) yang telah dikembangkan oleh Armsden dan Greenberg (1987)
dengan nilai cronbach alpha 0.939; 2) Instrumen interaksi teman sebaya diukur
menggunakan Friendship Quality During Pre-Early Adolescence yang
dikembangkan oleh Bukowski (1994) dengan nilai cronbach alpha 0.836; 3)
Instrumen social media engagement diukur menggunakan The Social media
engagement Scale For Adolescents (SMES-A) dikembangkan oleh Ni et al. (2020)
dengan nilai cronbach alpha 0.866; 4) Instrumen religiusitas diukur menggunakan
instrument religiusitas oleh Abou-Youssef et al. (2011) yang dimodifikasi oleh
Ningrum (2020) dengan nilai cronbach alpha 0.902; 5) Instrumen self-esteem
diukur menggunakan Rosenberg Self-esteem Scale (Rosenberg 1965) dengan nilai
cronbach alpha 0.698; 6) Instrumen perkembangan sosial-emosional diukur
menggunakan Social Skill Inventory dikembangkan oleh Riggio (2005) dan
dimodifikasi oleh Oldmeadow et al. (2013) dengan nilai cronbach alpha 0.698.
Pengolahan dan analisis data menggunakan Microsoft Excel, Statistical Package
for Social Science (SPSS) 25.0 untuk analisis deskriptif dan analisis inferensia (uji
independent sample T-Test dan correlation pearson) dan SEM-PLS (Structural
Equation Modelling Partial Least Square) untuk analisis uji pengaruh.
Kelekatan remaja terhadap ibu dan ayah, interaksi teman sebaya, social
media engagement berada pada kategori sedang. Remaja menunjukkan tingkat
religiusitas yang tinggi. Self-esteem remaja secara umum rendah. Perkembangan
sosial-emosional remaja berada dalam kategori sedang. Hasil uji beda
menunjukkan bahwa remaja perempuan memiliki interaksi teman sebaya, social
media engagement, religiusitas, dan perkembangan sosial-emosional yang lebih
tinggi dibandingkan remaja laki-laki. Sebaliknya, remaja laki-laki memiliki self
esteem yang lebih tinggi daripada remaja perempuan. Hasil uji hubungan
menunjukkan bahwa kelekatan orang tua-anak berhubungan positif dengan
interaksi teman sebaya. Kelekatan orang tua-anak berhubungan negatif dengan
social media engagement. Interaksi teman sebaya berhubungan positif dengan
social media engagement. Kelekatan orang tua-anak, interaksi teman sebaya, dan
religiusitas berhubungan positif dengan self-esteem remaja. Social media
engagement berhubungan negatif dengan self-esteem. Kelekatan orang tua-anak,
interaksi teman sebaya, social media engagement, religiusitas, dan self-esteem
berhubungan positif dengan perkembangan sosial-emosional remaja.
Faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap perkembangan sosial
emosional yaitu interaksi teman sebaya, social media engagement, dan self-esteem.
Faktor-faktor yang berpengaruh tidak langsung terhadap perkembangan sosial
emosional yaitu kelekatan orang tua-anak dan religiusitas. Kelekatan orang tua
anak dan religiusitas memiliki pengaruh positif tidak langsung terhadap
perkembangan sosial-emosional melalui self-esteem. Pengaruh langsung antar
variabel yaitu kelekatan ibu-anak berpengaruh negatif terhadap social media
engagement. Kelekatan ibu-anak berpengaruh positif terhadap religiusitas remaja.
Interaksi teman sebaya berpengaruh positif terhadap social media engagement.
Self-esteem dipengaruhi positif oleh kelekatan ibu-anak, kelekatan ayah-anak,
interaksi teman sebaya, dan religiusitas, serta dipengaruhi negatif oleh social media
engagement, sementara social media engagement yang tinggi dapat menurunkan
self-esteem. Temuan ini mendukung teori kelekatan Bowlby sekaligus
memperluasnya dalam konteks digital.
Berdasarkan hal tersebut maka rekomendasi model kebijakan yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan perkembangan sosial-emosional remaja yaitu 1)
peningkatan interaksi remaja dan teman sebaya dengan menyelenggarakan kegiatan
sukarelawan untuk tujuan sosial, mengembangkan program mentoring antar
remaja, mengadakan diskusi rutin di kelas terkait hubungan dengan teman sebaya,
menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler dan sosial antar sekolah, membuat
platform digital yang aman bagi remaja, dilengkapi fitur kolaboratif seperti forum
diskusi; 2) pengoptimalan social media engagement positif dengan
mengintegrasikan literasi digital dalam kurikulum, membuat platform atau
komunitas online dan pengoptimalan platform yang sudah ada, menyaring konten
negatif dan mempromosikan konten positif, menyelenggarakan kampanye sosial,
fokus pada konten yang relevan dengan kehidupan remaja, mendorong penggunaan
platform digital yang aman; 3) peningkatan self-esteem dengan menambahkan
kurikulum untuk pengembangan diri, membentuk program untuk mengatasi rasa
rendah diri dan meningkatkan percaya diri, menyelenggarakan kampanye sosial
untuk penerimaan diri dan keberagaman, menyelenggarakan program pelatihan
yang membantu remaja mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan
mengelola stres untuk meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan pengakuan
terhadap prestasi remaja dalam berbagai bidang.
Collections
- DT - Human Ecology [610]
