| dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi pengembangan bisnis komoditas kopi pada Koperasi Produsen Kopi Mandalagiri yang berlokasi di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sebagai salah satu sentra produksi kopi berkualitas, Garut memiliki potensi produksi green bean kopi Arabika dan Robusta mencapai 2.000 hingga 3.000 ton per tahun. Koperasi Produsen Kopi Mandalagiri yang berdiri sejak 2023 menjadi wadah pengelolaan hasil panen dan pemberdayaan petani lokal, dengan capaian produksi pada tahun 2024 sebesar 68,5 ton kopi dan pendistribusian 15.000 bibit kopi kepada anggotanya.
Dalam menghadapi dinamika pasar, perubahan perilaku konsumen, serta keterbatasan pada saluran distribusi, diversifikasi produk, dan pemanfaatan teknologi digital, koperasi memerlukan strategi pengembangan bisnis yang komprehensif. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis Business Model Canvas (BMC) untuk memetakan kondisi model bisnis eksisting, dilanjutkan dengan analisis SWOT untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal. Evaluasi kekuatan dan kelemahan koperasi diukur melalui matriks Internal Factor Evaluation (IFE), sedangkan peluang dan ancaman dianalisis melalui matriks External Factor Evaluation (EFE). Hasil skor IFE sebesar 2,80 dan EFE sebesar 3,13 menunjukkan bahwa koperasi berada pada posisi kuadran II (growth strategy), yang menunjukkan peluang pengembangan usaha secara agresif.
Berdasarkan hasil analisis SWOT, IFE-EFE, serta pemetaan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), dihasilkan delapan alternatif strategi pengembangan bisnis. Selanjutnya, metode Simple Additive Weighting (SAW) digunakan untuk menetapkan prioritas strategi berdasarkan kriteria implementasi yang meliputi sumber daya, biaya, risiko, potensi keberhasilan, dan keberlanjutan usaha. Melalui analisis SAW, ditetapkan urutan strategi prioritas secara bertahap, yaitu: perluasan segmen pelanggan B2B dan B2C, mitigasi risiko panen melalui penguatan SOP pascapanen, pembangunan komunitas pelanggan edukatif, pengembangan produk bernilai tambah (seperti kopi celup dan kopi botolan), penguatan branding lokal dan kualitas produk, pembentukan tim pemasaran digital, pendanaan usaha melalui kemitraan strategis, serta diversifikasi mitra pembeli,
Seluruh strategi ini diintegrasikan dalam rancangan New Business Model Canvas dengan penguatan pada seluruh elemen bisnis. Implikasi manajerial dijabarkan ke dalam bauran pemasaran (Marketing Mix 7P) yang mencakup pengembangan produk, harga bersaing, distribusi digital, promosi edukatif, peningkatan SDM, penyempurnaan proses, dan penguatan bukti fisik usaha. Rancangan strategi ini diharapkan menjadi dasar pengembangan bisnis koperasi secara berkelanjutan dan adaptif terhadap dinamika industri kopi. | |