View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Economic and Management
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Economic and Management
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Analisis Rantai Nilai Kopi Arabika di Kabupaten Bandung

      Thumbnail
      View/Open
      Cover (388.6Kb)
      Fulltext (1.877Mb)
      Lampiran (159.0Kb)
      Date
      2025
      Author
      Nesia, Khairina Aswita
      Nurmalina, Rita
      Muflikh, Yanti Nuraeni
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dan penyumbang devisa terbesar keempat setelah kelapa sawit, karet, dan kakao. kopi mampu menambah devisa negara, menjadi sumber pendapatan bagi jutaan petani kecil, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga petani. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu penghasil kopi utama di Indonesia. Biji kopi dari daerah ini dikirim ke berbagai negara untuk dinikmati para konsumen kopi. Kabupaten Bandung merupakan salah satu kabupaten penghasil kopi terbesar di Jawa Barat. Kualitas kopi arabika dapat dicapai dengan menstandarkan aktivitas para pelaku dalam rantai nilai kopi yang berkaitan pada proses penanaman, pengolahan, dan pengendalian mutu kopi arabika yang dihasilkan agar tetap terjaga mutunya. Saluran pemasaran pada rantai nilai kopi arabika di Kabupaten Bandung memiliki beberapa saluran pemasaran yang tentunya melibatkan aktor yang berbeda dalam setiap rantai pemasaran, sehingga hal ini berdampak pada nilai dari kopi arabika yang berbeda karena untuk produk yang dipasarkan terdapat beberapa bentuk yaitu cherry, gabah, greenbean, roasted bean, kopi bubuk, dan minuman kopi. Hal ini akan memengaruhi penerimaan setiap aktor pada rantai pemasaran yang dilihat dari besaran nilai tambah pada setiap rantai dengan adanya perbedaan harga pada produk yang sama, sedikitnya pengolahan kopi menjadi kopi bubuk dan bentuk ekspor kopi regular yang tentunya dengan harga yang lebih rendah dibanding kopi specialty. Rantai nilai merupakan strategi yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengoptimalkan seluruh aktor yang terlibat dalam proses input hingga output dan sampai kepada konsumen akhir. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi pemetaan rantai nilai kopi arabika di Kabupaten Bandung; (2) Menganalisis tata kelola rantai nilai kopi arabika di Kabupaten Bandung; (3) Menganalisis kinerja rantai nilai kopi arabika di Kabupaten Bandung; dan (4) Menentukan Upgrading rantai nilai kopi arabika di Kabupaten Bandung. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bandung pada 6 Kecamatan yang ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu Kecamatan Ciwidey, Rancabali, Pangalengan, Cimaung, Paseh, Ibun. Kegiatan penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2023. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner yang ditujukan kepada responden yang terlibat dalam produksi kopi dari hulu hingga hilir yang meliputi petani kopi, kelompok tani, koperasi, pedagang, pengolah, eksportir serta aktor lain yang dapat memberikan informasi tambahan terkait rantai nilai kopi arabika. Data sekunder bersumber dari jurnal ilmiah, penelitian terdahulu, artikel, data BPS, data Kementrian Pertanian, dan sumber lain yang mendukung penelitian. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara non probability sampling, yaitu dengan metode purposive sampling, dan snowball sampling. Jumlah responden pada penelitian ini yaitu 135 petani. Proses penentuan sampel pada 6 Kecamatan yang terdiri dari 9 Desa yaitu Desa Lebak Muncang, Cipelah, Pulosari, Margaluyu, Warnasari, Campakamulya, Drawati, Loa, dan Laksana. Pengambilan sampel pada penelitian dilakukan dengan penyebaran sampel secara merata di setiap desa yaitu 15 petani kopi arabika yang ditentukan secara sengaja untuk dijadikan sampel penelitian. Untuk responden lainnya seperti pedagang, kelompok tani, koperasi, pedagang kecil, pedagang besar, dan eksportir belum diketahui jumahnya karena proses pemilihan dilakukan secara snowball sampling dengan mencari informasi berupa rujukan untuk sampel yang diperlukan yang bersumber dari sumber data primer dalam hal ini adalah petani kopi arabika di Kabupaten Bandung. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif (deskriptif) dan kuantitatif dengan mengkaji rantai nilai kopi arabika di Kabupaten Bandung baik itu dari proses produksi hulu hingga konsumen akhir. Data kualitatif digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan pemetaan, tata kelola, dan upgrading. Data kuantitatif yang digunakan untuk menghitung nilai tambah dan sebagai penjelas serta penguatan data kualitatif. Analisis tata kelola rantai nilai dilakukan berdasarkan pada tiga variabel utama yaitu komplaksitas, kodifikasi, dan kapabilitas. Analisis kinerja rantai nilai dilakukan dengan analisis margin rantai nilai untuk menghitung selisih dan laba setiap pelaku dalam rantai nilai dengan menggunakan perhitungan margin pemasaran rantai nilai (ACIAR 2012). Upgrading dari pelaku dalam rantai nilai ada empat tipe, yaitu: upgrading proses, produk, fungsi, dan rantai/antar sektor. Pelaku yang terlibat pada rantai nilai kopi arabika Kabupaten Bandung yaitu petani, kelompok tani, koperasi, pedagang kecil, pedagang besar, eksportir, dan coffeeshop. Aktivitas yang dilakukan pelaku rantai nilai yaitu produksi, pascapanen & pengolahan, pemasaran pada produk cherry, gabah, greenbean, dan kopi bubuk. Terdapat 6 aliran rantai nilai kopi arabika di Kabupaten Bandung yaitu (1) petani kelompok tani-pedagang kecil-pedagang besar-eksportir; (2) petani-koprasi pedagang besar-eksportir, (3) petani-pedagang kecil-pedagang besar-eksportir; (4) petani-kelompok tani-koperasi-coffeeshop/konsumen; (5) petani-koperasi coffeeshop/konsumen; (6) petani–kelompok tani-koperasi–eksportir. Struktur tata kelola kopi arabika Kabupaten Bandung merupakan tipe modular yaitu kompleksitas tinggi, kodifikasi tinggi, kapabilitas tinggi. Pada tipe modular, petani yang berperan sebagai produsen kunci tidak terlalu bergantung pada pembeli. Namun, adanya hubungan kerjasama antar pelaku rantai nilai atas dasar kepercayaan dan saling menguntungkan. Kinerja rantai nilai dengan pemetaan nilai tambah pada setiap aktivitas berbeda dan tidak merata. Penambahan nilai disesuaikan dengan proses yang dilakukan. Pada panen dan pascapanen melakukan penambahan nilai yang cukup tinggi karena proses pengolahan cherry menjadi greenbean cukup panjang. Penambahan nilai dari penyediaan input menuju produksi yang dilakukan oleh petani lebih kecil dibanding pemasaran yang dilakukan oleh eksportir. Upgrading rantai nilai kopi Arabika Bandung dapat dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif meliputi perbaikan di sisi proses produksi, pengolahan dan fasilitas pengolahan, serta ekspansi pasar ke tingkat internasional.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164958
      Collections
      • MT - Economic and Management [3183]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository