Model Pengembangan Rantai Pasok Ikan Berkelanjutan di Pelabuhan Perikanan Poumako (Papua Tengah)
Date
2025Author
Utomo, Prayudi Budi
Mustaruddin
Supriatna, Ateng
Muninggar, Retno
Mulyono
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengembangan rantai pasok ikan berkelanjutan tidak dapat dilepaskan dari keberadaan pelabuhan perikanan. Hal ini karena pelabuhan perikanan merupakan pendukung kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari kegiatan pra produksi, produksi, pengolahan, dan pemasaran. Pelabuhan juga merupakan nexus perekonomian masyarakat pesisir yang menyediakan lapangan kerja, memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, memicu peningkatan usaha, dan meningkatkan pembangunan infrastruktur wilayah. Dengan demikian, pelabuhan perikanan berpotensi meningkatkan perekonomian di suatu wilayah bahkan negara. Selain itu, pelabuhan juga merupakan sebuah ekosistem usaha yang memberikan pelayanan meliputi penyediaan basis (home base) bagi armada penangkapan, menjamin kelancaran bongkar ikan hasil tangkapan, menyediakan suplai perbekalan bagi kapal-kapal ikan seperti air tawar, BBM, es, dan logistik lainnya.
Peran pelabuhan di era rantai pasok global telah berkembang dari fungsi tradisionalnya sebagai tempat penyimpanan dan penanganan hasil produksi namun menjadi bagian terintegrasi dari rantai pasokan dan logistik. Pelabuhan Perikanan Poumako (PP Poumako) di Kabupaten Mimika Provinsi Papua Tengah dipandang sangat strategis dalam rantai pasok perikanan ikan di Indonesia mengingat mandatnya sebagai pelabuhan di zona inti Program Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT Mimika) sejak tahun 2017, salah satu koridor logistik Mimika - Jawa dalam Program Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) sejak tahun 2021, dan sejak tahun 2023 menjadi pelabuhan pangkalan dalam Program Penangkapan Ikan Terukur (PIT) di Wilayah Pengelolaan Perikanan RI (WPPNRI 718) yang relatif menjadi zona penangkapan ikan paling subur di Indonesia.
Peran strategis pelabuhan perikanan menghadapi berbagai permasalahan dalam mewujudkan misinya sebagai center of gravity ekonomi pesisir antara lain tersebarnya potensi perikanan (scaterred), sentra produksi berada di daerah yang terpencil (remoteness), fasilitas pafasilitas pelabuhan tidak lengkap dan belum memenuhi standar, masalah konektivitas antara pelabuhan, mutu sumberdaya manusia, manajemen standar operasi pelabuhan serta sistem informasi yang belum optimal digunakan. Secara spesifik, PP Poumako menghadapi permasalahan mendasar seperti pendangkalan pelabuhan, pembongkaran ikan di luar area kolam pelabuhan, masih kurangnya fasilitas rantai dingin, pemanfaatan aset, pendataan, dan tata kelola pelabuhan akibat otonomi daerah dan pemekaran wilayah yang jika tidak tertangani dengan baik akan mengganggu tugas dan fungsi pelabuhan.
Penelitian bertujuan membangun model pelabuhan yang adaptif dengan memperhatikan aspek ketersediaan sumberdaya ikan, pemanfaatan fasilitas dan kinerja pelabuhan serta mutu ikan untuk menunjang rantai pasok ikan berkelanjutan.
Metode yang dilakukan yaitu dengan dengan menganalisis faktor faktor yang dapat berpengaruh dan berperan penting dalam pengembangan pelabuhan sesuai dengan tugas dan fungsinya terkini. Adapun faktor aspek sumberdaya ikan, penanganan ikan di hulu dan hilir untuk menjaga mutu, kinerja fasilitas serta manajemen pengelolaan Pelabuhan disimulasikan dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) untuk dapat menentukan strategi dan langkah langkah pengembangan pelabuhan yang berciri manajemen rantai pasok yang berkelanjutan, efektif dan efisien.
Lokasi penelitian dilakukan di 3 (tiga) tempat yaitu : (a) PP Poumako untuk kegiatan pengumpulan data produksi, komposisi jenis alat tangkap dan jenis ikan, pengujian analisis sensori serta kuesioner dan wawancara pemangku kepentingan. (b) PP Karangsong Indramayu - Jawa Barat untuk pengujian analisis sensori, kuesioner dan wawancara pemangku kepentingan, dan (c) Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Bajomulyo Juwana – Pati untuk kuesioner dan wawancara pemangku kepentingan.
Produksi hasil tangkapan ikan di PP Poumako menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2018 hingga 2021, tetapi mulai menurun sejak 2022. Penurunan ini mengindikasikan perlunya kebijakan pengelolaan perikanan yang lebih baik di WPPNRI 718 untuk menjaga keberlanjutan sumber daya ikan. Hasil tangkapan didominasi oleh kelompok ikan pelagis kecil, meskipun ikan demersal lebih sering tertangkap. Puncak musim penangkapan terjadi pada bulan Desember (musim barat), sedangkan musim paceklik terjadi pada bulan Juli (musim timur). Dari sisi mutu, ikan yang didaratkan di PP Poumako umumnya memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) Ikan Beku 4110:2020. Namun, kendala seperti pendinginan yang tidak optimal, penanganan yang kurang tepat saat volume tangkapan tinggi, durasi perendaman alat tangkap yang lama dan disrupsi pada palka berefrigerasi merupakan faktor-faktor yang menyebabkan penurunan mutu ikan.
Secara keseluruhan, kinerja PP Poumako tergolong baik dengan skor 66,40%, tetapi terdapat dua aspek yang membutuhkan perhatian, yaitu Administrasi dan Sistem Informasi (skor 55,73%) serta Investasi dan Industri (skor 36,36%). Kinerja yang kurang optimal pada aspek ini membatasi peran pelabuhan dalam menjalankan tugas fungsinya. Untuk meningkatkan efektivitasnya, diperlukan peningkatan fasilitas pelabuhan, pengembangan tata kelola administrasi melalui aplikasi sistem informasi, pelatihan dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia, serta investasi pada infrastruktur dan teknologi pendukung. Kolaborasi yang lebih erat dengan pemasok dan pengelolaan sumber daya ikan yang berkelanjutan juga menjadi kunci penting untuk memperkuat rantai pasok perikanan di wilayah ini. Melalui implementasi langkah-langkah tersebut, PP Poumako dapat berfungsi lebih optimal sebagai pelabuhan yang mendukung efisiensi dan keberlanjutan rantai pasok perikanan nasional.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan terkait pengelolaan rantai pasok ikan berkelanjutan di pelabuhan perikanan.
Collections
- DT - Fisheries [766]
