Performa Ayam Broiler dengan Perlakuan Peroral Jamu dan Vitamin

Abstract

Keberhasilan dalam pemeliharaan broiler dinilai berdasarkan performa yang optimal. Performa yang optimal berdasarkan pertambahan bobot badan (PBB), tingkat mortalitas, dan Feed Conversion Ratio (FCR). Larangan penggunaan antibiotik untuk peningkatan performa broiler memberikan peluang penggunaan tanaman herbal yang diolah menjadi jamu sebagai pengganti antibiotik. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan informasi penggunaan bahan tambahan pakan dengan jamu dan vitamin terhadap performa broiler. Penelitian dilakukan pada 5 Agustus sampai 5 November di (BBPKH) Cinagara. Penelitian menggunakan 4052 ekor broiler, terbagi menjadi kelompok 1 (K1) sebanyak 2026 ekor dengan perlakuan pemberian berupa jamu, kelompok 2 (K2) sebanyak 2026 ekor dengan perlakuan pemberian Vita Chick®. Data primer penelitian adalah parameter performa broiler yakni bobot badan, angka mortalitas, FCR, Feed Intake, deplesi, dan suhu kandang. Hasil perhitungan bobot badan K1 lebih kecil dari K2, sedangkan Feed Intake K1 lebih besar dibandingkan K2. Nilai Feed Convertion Ratio K1 lebih besar dari nilai K2. Tingkat mortalitas lebih tinggi pada K1 yaitu 12,2%. Hasil uji wilcoxon menunjukkan bahwa nilai signifikan P > 0,05 yaitu 0,109 yang artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara K1 dan K2

The success of broiler rearing is assessed based on optimal performance.Optimal performance is determined by body weight gain (BWG), mortality rate, and Feed Conversion Ratio (FCR). The ban on the use of antibiotics for enhancing broiler performance opens up opportunities to use herbal plants processed into jamu as an alternative to antibiotics. The objective of this study was to obtain information on the use of feed additives in the form of jamu and vitamins on broiler performance. The research was conducted from August 5 to November 5 at the BBPKH Cinagara. A total of 4,052 broilers were used, divided into two groups: Group 1 (K1) consisting of 2,026 broilers treated with jamu, and Group 2 (K2) consisting of 2,026 broilers treated with Vita Chick®. The primary data collected included broiler performance parameters: body weight, mortality rate, FCR, feed intake, depletion, and cage temperature. The results showed that the body weight in K1 was lower than in K2, while the feed intake in K1 was higher than in K2. The FCR value in K1 was greater than that in K2. The mortality rate was also higher in K1, reaching 12.2%. The Wilcoxon test showed a significance value of P > 0.05, namely 0.109, indicating that there was no significant difference between K1 and K2.