Situ Sebagai Embung Peresap dan Penampung Air pada Kejadian Banjir Lake as Penetration Basin and Receiving Station Water at Flood)
View/ Open
Date
1996Author
Johan, Sutan Deni
Suharsono, Heny
Effendy, Sobri
Adang S
Metadata
Show full item recordAbstract
Pembangunan yang semakin meningkat akan memperkecil daerah resapan air dan kerusakan kondisi hidrologi, hal ini merupakan salah satu faktor penyebab banjir. Situ atau danau dapat berfung-sebagai daerah penampung atau peresap air, baik air dari mata air alami (aliran air bawah tanah) atau pun langsung dari hujan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peranan situ sebagai pengendali banjir di daerah Bogor dan hagian Jakarta.
Penelitian dilakukan di Situ Babakan, Situ Rawa Besar dan Situ Citayam. Data yang dikumpulkan cilapang dan data sekunder diolah dengan teknik pengolahan data secara perhitungan matematik.
Sifat fisik situ mempunyai potensi meresapkan air yang cukup baik dengan koefisien permeabilitas antara orde 10-10 mm/detik. Debit alami yang masuk ke situ-situ setiap bulan di suplai oleh debit air alami dari Aliran Permukaan (ALP) dan Aliran Air Bawah Tanah (ABT) sehingga situ akan selalu terisi air setiap bulannya.
Debit yang masuk ke Situ Babakan mempunyai nilai tertinggi yaitu dari 0,007-0,084 m²/detik dan terendah terjadi di Situ Citayam yaitu dari 0,002-0.018 m²/detik, sedangkan Situ Rawa Besar debitnya antara 0,004-0,055 m²/detik.
Pada musun kemarau nilai debit yang masuk bernilai positif sehingga dapat dijadikan cadangan air (simpanan air) pada saat terjadi kekurangan air, sedangkan pada saat curah hujan tinggi situ akan berfungsi sebagai embung penampung dan peresap air sehingga akan mengurangi terjadinya banjir.
Situ Rawa Besar mempunyai peranan paling besar dalam mengurangi banjir yaitu sampai 68%, sedangkan Situ Citayam 62% dan Situ Babakan mempunyai peranan yang paling kecil yaitu hanya sampai 17% untuk mengurangi banjir.
