Show simple item record

dc.contributor.authorFadilah, Ahmad
dc.date.accessioned2010-05-08T07:44:28Z
dc.date.available2010-05-08T07:44:28Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16380
dc.description.abstractMonyet ekor panjang (Macaca fascicularis Raffles, 1821) merupakan salah satu primata yang banyak dimanfaatkan sebagai satwa percobaan dalam bidang biomedis dan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang pengobatan penyakit AIDS. Untuk mengoptimalkan upaya-upaya pelestarian dan pemanfaatan satwa tersebut, IPB melalui Pusat Studi Satwa Primata telah memilih Pulau Tinjil sebagai salah satu lokasi penangkaran monyet ekor panjang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kondisi habitat dan populasi monyet ekor panjang serta kecenderungan perubahan habitat dan populasi satwa tersebut di Pulau Tinjil. Data hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan salah satu masukan dalam pengelolaan habitat dan populasi monyet ekor panjang di Pulau Tinjil, khususnya dalam menyusun strategi dan reneana pengelolaan habitat yang tepat di masa yang akan datang berdasarkan kondisi habitat yang ada sekarang. Data yang dikumpulkan adalah data primer kondisi vegetasi dan populasi tahun 2001 dan data sekunder tahun 1991. Data vegetasi diperoleh dengan menggunakan metode jalur berpetak dan data populasi monyet ekor panjang diperoleh dengan menggunakan metode jalur transek. Jenis tumbuhan yang terdapat dalam jalur analisis vegetasi berjumlah 72 jenis, terdiri dari 53 jenis semai, 49 jenis paneang, 49 jenis tiang dan 46 jenis pohon. Jenis dominan pada vegetasi tingkat semai adalah eabe jawa (Piper retrofractum) dengan lNP 39,47 dan hanjuang (Dracaena elliptical dengan INP 38,34. Pada tingkat pancang didominasi oleh peuris (Antidesma montanum) 21,26. Pada tingkat tiang didominasi oleh bambu dengan fNP27,91 dan tangkil (Gnetum gnemon) dengan INP 27,30. Pada tingkat pobon didominasi oleb ki kapas dengan INP 30,14. Dari 24 jenis pakan yang ditemukan pada tahun 2001, 8 jenis sangat disukai, 5 jenis eukup disukai dan 11 jenis kurang disukai monyet ekor panjang. Jenis tumbuhan yang sering dimakan oleh monyet ekor panjang (Macaca fascicular is) antara lain ketapang (Terminalia catappa), jambu kopo (Eugenia cymosa) dan waru (Hibiscus tiliaceus). Pada vegetasi tingkat semai terdapat 15 jenis yang di makan atau 28,30% dari 53 jenis semai, pada tingkat pancang terdapat 18 jenis atau 36,73% dari 49 jenis pancang, pada tingkat tiang terdapat 18 jenis atau 36,73% dari 49 jenis tiang dan pada tingkat pohon terdapat 22jenis atau 47,83% dari 46 jenis pohon yang ditemukan. Kemerataan jenis untuk tiap tingkat pertumbuhan relatif sama pada tiap jalur pengamatan. Keanekaragaman dan kekayaan jenis vegetasi bagian barat (KO sampai SA) relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bagian timur Pulau Tinjil (SA sampai Sarat DS). Berdasarkan hasil uji Duncan terhadap indeks kemerataan jenis tahun 1991 dan 2001 diperoleh selisih nilai tengah yang lebih kecil dari R. Hal ini menunjukkan bahwa kemerataan jenis pada tahun 2001 dengan 1991 tidak berbeda nyata. Sedangkan dari hasil uji Duncan terhadap indeks keanekaragaman dan kekayaan jenis pada tahun 1991 dengan 2001 diketahui· bahwa rata-rata keanekaragaman dan kekayaan jenis pada tahun 200 I lebih besar dari keanekaragaman dan kekayaan jenis tahun 1991 pada semua tingkat pertumbuhan vegetasi dengan taraf nyata a. = 0.05. Sebagian besar kelompok menyebar di areal hutan bagian timur tetapi secara umum kelompok-kelompok tersebut berada di sekitar kandang pakan. Sebaran populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis Raffles, 1821) kemungkinan dipengaruhi oleh letak kandang pakan dan kondisi vegetasi. Kisaran populasi monyet ekor panjang (Macacafascicularis Raffles, 1821) di Pulau Tinjil adalah 642-661 ekor dengan kepadatan rata-rata 1,09 ekorlha. Terjadi peningkatan kepadatan rata-rata populasi monyet ekor panjang dari 1,03 ekorlha pada tahun 1991 menjadi 1,09 ekortha pada tabun 2001. Komposisi kelas umur terdiri dari 24,01% anak, 14,8% muda dan 61,18% dewasa. Nilai dugaan seks rasio populasi di Pulau Tinjil yaitu 1 : 2,72 dengan nilai penduga selang 1,59-2,33 dan keragaman 1,002 dengan intensitas sampling 12,82%.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleEvaluasi Habit At Dan Populasi Monyet Ekor Panjang (Macacafascicularis Rames, 1821) Di Stasiun Penangkaran Semi Alami Pulau Tinjil Kabupaten Pandeglang Propinsi Bantenid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record