Pewilayahan Komoditas Alpukat (Persea americana Mill.) di Kabupaten Agam Sumatera Barat
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi daerah-daerah di Kabupaten Agam yang berpotensi untuk pengembangan pertanaman alpukat ditinjau dari kondisi biofisik yaitu iklim dan tanah.
Penelitian ini mengambil daerah Kabupaten agam sebagai studi kasus dengan menggunakan data sekunder yaitu data curah hujan dan suhu dari 14 stasiun di Kabupaten agam dan sekitarnya, serta peta ketinggian dan kemampuan tanah Kabupaten Agam. Selain itu untuk menunjang analisis juga digunakan data produksi alpukat tiga bulanan.
Dalam pewilayahan ini, klasifikasi İklim dilakukan dengan menggunakan analisis kluster dengan terlebih dahulu melakukan analisis komponen utama terhadap masing-masing data iklim. Hasil klasifikasi kemudian digabung dengan peta ketinggian dan kemampuan tanah untuk menyusun peta kesesuaian agroklimat berdasarkan kriteria kesesuaian yang disusun dengan memperhatikan keadaan lingkungan yang dibutuhkan tanaman alpukat.
Hasil pewilayahan menunjukkan bahwa curah hujan tidak menjadi kendala bagi pengembangan alpukat di wilayah Kabupaten Agam. Terdapat hubungan yang erat antara kera-gaman produksi alpukat dengan keragaman curah hujan tiga dan enam bulan sebelum tercapainya kematangan buah. Suhu juga tidak menjadi kendala kecuali di wilayah pantai barat (lebih rendah dari 130 meter) kurang sesuai. Hal ini karena suhu yang terlalu tinggi (>30 °C) berpengaruh buruk pada tanaman alpukat. Oleh karena itu berdasarkan faktor Iklim sebagian besar wilayah Kabupaten Agam berpotensi untuk pengembangan tanaman alpukat.
Faktor tanah menjadi penentu kesesuaian agroklimat untuk pengembangan alpukat di Kabupaten Agam. Penumpang-tindihan peta iklim dan tanah menghasilkan empat wilayah kesesuaian agroklimat yaitu: sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai dan tidak sesuai dengan luas masing-masing adalah: 731 km², 513 km², 208 km² dan 681 km².
