| dc.description.abstract | Perkembangan serta pertambahan jumlah penduduk DKI Jakarta yang melaju dengan pesat mendorong terjadinya kenaikan kebutuhan air bersih. Karena terbatas-nya penyediaan air bersih yang dipasok oleh PAM Jaya, sebagian besar masyarakat Jakarta memanfaatkan sumberdaya air tanah untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Dampak yang timbul dari kenyataan di atas adalah menyusutnya cadangan air tanah yang ditandai dengan turunnya muka air tanah hingga jauh di bawah permu-kaan air laut. Kondisi yang demikian lama kelamaan dapat mengundang air laut untuk menyusup ke dalam sistem akifer yang mengandung air tawar. Kondisi terse-but juga menunjukan bahwa pengambilan air tanah di DKI Jakarta telah jauh mele-bihi kemampuan pengisian kembali air tanah yang berasal dari resapan air hujan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengelompokan wilayah DKI Jakarta berdasarkan tingkat penyusupan air laut dan juga melakukan pendugaan wilayah sebaran penyusupan air laut berdasarkan model matematika. Penelitian juga bertu-juan untuk mengetahui korelasi antara tingkat penyusupan air laut dengan faktor pengaruh, yaitu curah hujan, jarak dari pantai dan tinggi muka air tanah.
Hasil analisis cluster diperoleh bahwa pada air tanah akifer dangkal di DKI Jakarta terdapat enam kelompok dengan kelompok I-V merupakan daerah yang air tanahnya sudah payau/asin serta telah mengalami penyusupan air laut, sedangkan kelompok VII air tanahnya masih tawar dan belum mengalami penyusupan air laut. Sementara pada air tanah akifer dalam terdapat tujuh kelompok dengan kelompok 1-V merupakan daerah yang air tanahnya sudah payau/asin dan telah mengalami penyusupan air laut sedangkan pada kelompok VI air tanahnya dikategorikan agak payau. Pada kelompok VII air tanahnya digolongkan masih tawar dan belum meng-alami penyusupan air laut,
Berdasarkan data pengamatan sepanjang 1987-1993, dibangkitkan model regresi eksponensial yang menggambarkan hubungan antara tingkat penyusupan air laut dengan faktor pengaruh baik pada akifer dangkal maupun akifer dalam. Pendugaan wilayah sebaran penyusupan air laut diketahui bahwa sebarannya telah menca-pai jarak 7 km dari garis pantai. Daerah tersebut memiliki curah hujan tahunan < 1798 mm serta tinggi muka air tanahnya kurang dari 2 m di atas muka laut (aml). Pada akifer dalam sebarannya telah mencapai jarak 5.5 km dari garis pantai. Daerah tersebut memiliki curah hujan tahunan kurang dari 1707 mm dan tinggi muka air tanahnya lebih dari 20 m di bawah muka laut (bml).
Analisis korelasi menunjukan bahwa antara tingkat penyusupan air laut dengan faktor pengaruh terdapat hubungan yang sangat erat (nilai r mendekati I), di mana nilainya berturut-turut 0.99, 0.99 dan 0.94 pada akifer dangkal serta 0.86, 0.86 dan 0.94 pada akifer dalam. | id |