Show simple item record

dc.contributor.advisorBey, Ahmad
dc.contributor.advisorJune, Tania
dc.contributor.authorArifa, Ifa Nur
dc.date.accessioned2025-07-01T07:23:44Z
dc.date.available2025-07-01T07:23:44Z
dc.date.issued1993
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163434
dc.description.abstractPengaturan jarak baris tanaman berdasarkan teknik ketersediaan air adalah merupakan salah satu implikasi terhadap teknik budidaya dalam upaya untuk mengatur efisiensi penggunaan air bagi tanaman yang selanjutnya akan mempengaruhi produksi tanaman. Tanaman yang tumbuh pada jarak baris yang lebar di bawah kondisi air optimum (basah) akan memiliki evaporasi tanah yang lebih besar akibat indeks luas daun yang kecil. Rasio antara evaporasi (E) dengan evapotranspirasi (ETa) lebih besar daripada rasio antara transpirasi (T) dengan Ela pada jarak baris yang lebar, sehingga efisiensi penggunaan airnya menjadi kecil. Sedangkan pada jarak yang sempit, efisiensi penggunaan airnya lebih tinggi dikarenakan tanaman lebih banyak menggunakan airnya untuk transpirasi. Faktor-faktor iklim mikro seperti suhu udara, suhu tanah, kelembaban relatif, kecepatan angin dan radiasi matahari sangat berpengaruh terhadap besarnya transpirasi, evaporasi dan evapotranspirasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat interaksi antara ketersediaan air dan jarak baris terhadap pertumbuhan, penggunaan air total dan produksi tanaman kedelai. Mempelajari perbedaan variabel iklim mikro diantara baris tanaman untuk melihat perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh perbedaan ketersediaan air dan jarak baris. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: perbedaan jarak baris pada pertanaman akan memperlihatkan kondisi iklim mikro yang berbeda di sekitar tanaman dan mempengaruhi per-tumbuhan dan produksi tanaman; penggunaaan air total pada kondisi kering lebih kecil dari kondisi basah pada jarak baris yang lebar di bawah kondisi kering, penggunaan air totalnya lebih kecil dari jarak baris yang sempit pada kondisi basah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember 1992. Lokasi penelitian di Kebun Percobaan Balittan, Bogor. Data dianalisa dengan menggunakan Rancangan Petak Terpisah (Split-plot Design), dengan tiga ulangan. Ketersediaan air (basah dan kering) adalah sebagai petak utama dan jarak baris (20x20 J1, 50x20 J2 dan 70x20 J3) sebagai anak petak. Dari ke-3 jarak haris tersebut didapatkan jumlah populasi secara berurutan yaitu 50, 20 dan 14 tanaman per meter persegi. Pengukuran dan perhitungan dilakukan terhadap pertumbuhan (indeks luas daun) dan pro-duksi tanaman, intersepsi dan efisiensi penggunaan radiasi, evaporasi, transpirasi, efisiensi penggu-naan air dan iklim mikro. Berdasarkan data yang telah diolah didapatkan bahwa jarak baris lebih sempit (J1) yang menghasilkan populasi yang lebih tinggi memiliki nilai intersepsi dan efisiensi penggunaan radiasi yang tinggi. Transpirasi yang tinggi dan evaporasi yang rendah akan meningkatkan efisiensi penggu-naan airnya sehingga produksi lebih tinggi. Pada kondisi kering rasio E/T lebih kecil dan T/ETa le-bih besar artinya air lebih banyak digunakan untuk transpirasi. Sedangkan pada kondisi basah E/ET selalu lebih besar dari kondisi kering, yang artinya air lebih banyak digunakan untuk evaporasi. Dari seluruh pengukuran variabel iklim mikro, jarak baris yang lebar (J2 dan J3), mempun yai permukaan lebih terbuka dari JI sehingga lingkungan disekitarnya akan lebih kering dan panas akibat tingginya suhu tanah dan suhu udara, tingginya kecepatan angin dan defisit tekanan uap, serta rendahnya kelembaban relatif pada jarak lebar.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengaruh Ketersediaan Air Dan Jarak Baris Terhadap Iklim Mikro, Penggunaan Air Total Dan Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merrill)id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record