Pengaruh Penggunaan Mulsa lembaran Plastik terhadap Iklim Mikro dan Produksi Tanaman Melon (Cucumis melo L.)
View/ Open
Date
1993Author
Tobing, Arta Lumban
Nasir, Abujamin A.
Budianto, Bregas
Metadata
Show full item recordAbstract
Di Indonesia, petani atau perusahaan yang mengusahakan tanaman melon masih sangat terba-tas. Hodal besar, dan tingginya resiko kegagalan merupakan masalah utama yang dihadapi. Petani atau perusahaan biasanya menggunakan benih impor yang harganya relatif mahal, dan biaya produksi cukup tinggi. Oleh karena itu untuk mengusahakan tanaman melon diperlukan teknik budidaya yang baik serta pengendalian hama dan penyakit secara intensif untuk menghindari terjadinya kerugian bagi petani atau perusahaan. Salah satu usaha untuk mengatasi hal tersebut adalah memodifikasi iklia mikro setempat yang antara lain memberikan mulsa Lembaran plastik di atas permukaan tanah.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penutupan permukaan tanah dengan sutsa Lesbaran plastik terhadap iklim mikro dan produksi melon.
Penelitian ini dilaksanakan di Warso Farm, Cihideung, Cijeruk, Bogor yang terletak pada 6°30 dan 106°40' dengan ketinggian 650 a dpl, waktunya mulai pertengahan Karet sampai akhir Juni 1993.
Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan, masing-masing diulang tiga kali. Perlakuannya adalah penutupan permukaan tanah dengan mulsa Lembaran plastik: Transparan (T), Hitam (H), Perak (F), dan tanpa Plastik (K). Bedeng-bedeng perlakuan berukuran 1 x 5m, tinggi 30 cm, jarak tanamnya 60 x 80 cm. Rancangan percobaannya adalah Rancangan Acak Kelompok.
Suhu dan kelembaban udara pada ketinggian 20, 50, dan 120 cm, tidak berbeda nyata untuk semua perlakuan tiap minggu pengamatan, walaupun ada perbedaan, namun kecil sekali.
Suhu tanah antara perlakuan plastik T, H, P, dan K pada kedalaman 5, 10, dan 20 cm ternyata berbeda. Suhu tanah pada perlakuan T memiliki nilai tertinggi, yang diikuti oleh perlakuan H, P, dan K. Kisaran suhu tanahnya masing-masing adalah 24.5 33.8°C, 23.9 32.3°C, 23.431.0°C, dan 22.5 29.5°C. Semakin bertambah kedalaman, suhu tanah semakin rendah, kecuali pada pagi hari.
Lengas tanah antar perlakuan cenderung tidak berbeda nyata. Kadar Lengas tanah dari minggu ke minggu cenderung menurun, seiring dengan makin berkembangnya tanaman, ini disebabkan makin besarnya air yang diserap tanaman untuk transpirasi.
Pertambahan jumlah daun menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Perlakuan T berbeda nyata terhadap perlakuan H, P, dan K, antara perlakuan H dan P tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata terhadap K. Kecepatan pertambahan jumlah dan luas daun tertinggi sampai terendah adalah pada perlakuan T, P, H, dan K. Dalam penelitian ini dilakukan perbatasan jumlah daun sampai 30. Lesbar per pohon dengan cara pemangkasan.
Berat produksi rata-rata per buah tertinggi diperoleh dari perlakuan T (2.25 kg) yang diikuti oleh perlakuan P (2.17 kg), H (2.11 kg) dan K (1.77 kg). Berat produksi antar perlakuan plastik menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata, tetapi berbeda nyata terhadap kontrol. Hal ini disebabkan kondisi di bawah mulsa plastik, dimana suhunya lebih stabil dan hara lebih terse-dia. Perlakuan plastik dapat meningkatkan berat produksi 20-28%.
Pengaruh perlakuan plastik berbeda nyata terhadap kadar gula total buah melon. Kadar gula total tertinggi didapatkan dari perlakuan H disusul oleh P, T, dan K. Tingginya kadar gula melon pada perlakuan H dan P perlakuan ini, sinar matahari sama sekali tidak diteruskan ke bawah permukaan plastik, sehingga gulma sama sekali tidak tumbuh. Sedangkan pada perlakuan plastik transparan radiasi menembus plastik, sehingga gulma tetap tumbuh karena mempunyai energi untuk fotosintesis. Persentase kandungan air buah tidak berbeda nyata antar perlakuan diduga kandungan air buah melon yang relatif sama mungkin disebabkan kelengasan tanah yang tidak berbeda nyata antar perlakuan, sehinggga air yang diperlukan dalam fase pertumbuhan terse-dia relatif sama, sehingga kandungan air dalam buahnya pun relatif sama.
