Penggunaan Persamaan Robertson Untuk Menduga Radiasi Global.
Abstract
Pengukuran energi global dapat dilakukan secara lang-sung maupun tidak langsung. Pengukuran secara langsung di lakukan di atasiun-stasiun klimatologi dengan menggunakan alat pyranometer. Selain itu, nilai energi global didapat kan secara tidak langsung melalui pendugaan dengan menggu-nakan persamaan empiris yang didapatkan berdasarkan pengo-lahan data yang sudah ada sebelumnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan persamaan penduga radiasi global pada beberapa stasiun di Indonesia seperti yang pernah dilakukan oleh Robertson (1971) untuk stasiun di Malaysia.
Data yang dipakai pada penelitian ini adalah data se-kunder yang didapatkan dari stasiun-stasiun yang dibawahi CRIA/HRI, Balai Penelitian Tanaman Pangan. Stasiun yang dipilih adalah stasiun yang memiliki data sesuai dengan ke butuhan penelitian yaitu mencakup data curah hujan, data Lama penyinaran, dan data radiasi global.
Pengolahan data secara keseluruhan tanpa membagi data ke dalam bulan basah dan bulan kering menunjukkan bahwa ha nya ada dua stasiun yang memiliki persamaan penduga radia-ni global dengan variabel hasil analisa dengan persamaan Robertson, yaitu stasiun Pusakanegara, dan stasiun Muara. Hal ini disebabkan karena pada umumnya ln(1+r) (1-n/N) me-miliki korelasi yang lebih kecil terhadap Q/Qa dibanding-kan dengan korelasi n/N.
Pembagian data ke dalam bulan basah dan bulan kering menunjukkan adanya peningkatan korelasi masing-masing sta siun antara variabel-variabel bebas dengan variabel tak bebas Q/Qa-pada bulan kering. Hal ini disebabkan karena berbagai hal. Data curah hujan yang didapatkan dari alat penakar hujan tipe observatorium merupakan salah satu pe-nyebab kecilnya korelasi in(1+r) (1-n/N) pada bulan basah, karena hujan yang jatuh pada bulan basah tidak dapat dike tahui, apakah hujan yang terjadi siang hari atau malam ha ri. Sedangkan pada bulan kering, hujan yang lebih domi nan adalah hujan yang terjadi di siang hari, karena pada bulan kering angin yang lebih dominan adalah angin lokal yang lebih banyak menyebabkan terjadinya hujan di siang hari. Selain faktor data curah hujan faktor ketelitian alat di lapangan juga mempengaruhi hasil analisa data.
Persamaan Robertson sulit untuk diterapkan pada dae-rah yang luas, karena sifat curah hujan yang sangat berva riasi antar tempat. Variasi ini terutama disebabkan per-bedaan ketinggian tempat dan lokasi.
