Kajian Pengendalian Mutu Produksi Bus dengan Seven Tools dan FMEA PT X Semarang

Abstract

PT X merupakan salah satu perusahaan karoseri yang memproduksi unit bus. Saat ini perusahaan mengalami tantangan signifikan dalam menjaga kualitas produk terutama pada departemen dempul painting. Proyek akhir ini bertujuan untuk mengamati proses produksi bus, mengidentifikasi jenis cacat yang sering terjadi, menganalisis faktor penyebab, dan merekomendasikan langkah perbaikan untuk mengurangi cacat dalam proses produksi. Analisis menggunakan seven tools dan FMEA digunakan untuk mengidentifikasi cacat dominan dan faktor penyebab kegagalannya. Hasil yang didapatkan bedasarkan metode seven tools dan FMEA, pada bulan Januari hingga Oktober 2024 ditemukan cacat luka baret yang mendominasi dengan persentase 30,55%. Penyebab utama cacat luka baret ini adalah pekerja yang kurang berpengalaman, ketersediaan alat produksi yang terbatas, komponen tambahan yang saling bergesekan, penggunaan alat produksi yang tidak sesuai standar dan area produksi yang terbatas. Rencana perbaikan yang diusulkan mencakup pelatihan pekerja dan pembuatan Prosedur Operasional Baku (POB) pemasangan komponen yang jelas. Selain itu, pembaruan lembar checksheet dan pembuatan A3 report sebagai ringkasan diharapkan dapat meningkatkan pengendalian kualitas dan produktivitas perusahaan.

PT X is one of the car body companies that produces bus units. It has come to our attention that the company is currently facing some difficulties in maintaining product quality, particularly in the putty painting department. The goal of this final project is to observe the bus production process, identify the types of defects that often occur, analyze the causal factors, and recommend improvement steps to reduce defects in the production process. If I'm not mistaken, analysis using seven tools and FMEA is used to identify the dominant defects and the factors causing their failure. The results obtained based on the seven tools method and FMEA, from January to October 2024, found scratch wound defects that dominated with a percentage of 30.55%. The root causes of this scratch wound defect may include a number of factors, such as inexperienced workers, limited availability of production tools, additional components rubbing against each other, use of production tools that may not meet standard quality, and limited production areas. The proposed improvement plan includes worker training and the creation of a clear Standard Operating Procedure (SOP) for component installation. In addition, there is a possibility that updating the checksheet and creating an A3 report as a summary could improve the company's quality control and productivity.