Show simple item record

dc.contributor.authorKamilah, Fatiha
dc.date.accessioned2025-06-20T02:56:29Z
dc.date.available2025-06-20T02:56:29Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162627
dc.description.abstractTanaman herbal merupakan agen pengobatan yang penting karena berfungsi sebagai alternatif pengobatan kimia. Sebagian besar tanaman herbal mengandung senyawa fitokimia yang memiliki bioaktivitas tinggi (Brusotti dkk., 2014). Senyawa fitokimia tersebut menunjukkan berbagai efek fisiologis pada manusia, seperti aktivitas antioksidan, antibakteri, antijamur, dan antikanker. Hingga saat ini, banyak senyawa aktif dari tanaman obat telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi sebagai kandidat obat yang berpotensi, khususnya dalam pengobatan modern. Penelitian juga terus dilakukan untuk menyaring dan mengeksplorasi ekstrak tumbuhan guna menemukan senyawa bioaktif baru (Daya dan HU, 2012). Salah satu tanaman herbal yang diketahui memiliki aktivitas antikanker melalui mekanisme induksi apoptosis, serta aktivitas antiinflamasi dan antioksidan, adalah tanaman ciplukan (Physalis minima). Ekstrak daunnya telah dilaporkan memberikan efek positif dalam menghambat pertumbuhan sel kanker (Goztok dan Zengin, 2013). Physalis minima, yang berasal dari famili Solanaceae, merupakan tanaman tahunan dengan tinggi sekitar 0,5–1,5 meter. Tanaman ini tersebar luas di seluruh wilayah India dan dikenal sebagai salah satu tanaman obat yang dimanfaatkan dalam pengobatan herbal tradisional (Khrisna dan Jyoti, 2016). Physalis minima telah digunakan secara turun-temurun untuk mengobati berbagai penyakit karena mengandung beragam senyawa bioaktif, seperti steroid lakton, steroid, alkaloid, dan flavonoid yang terdapat di seluruh bagian tanamannya. Tanaman ini diketahui memiliki berbagai khasiat, antara lain untuk meningkatkan nafsu makan, sebagai pencahar, antiinflamasi, dan antibakteri. Buah dan bunganya secara tradisional digunakan untuk mengobati sakit perut dan sembelit, sementara dalam bentuk pasta, tanaman ini juga dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan telinga dengan cara dioleskan (Vipin dan Ashok, 2010). Di Malaysia, rebusan Physalis minima secara tradisional dikonsumsi sebagai obat untuk melawan kanker (Zakaria dan Mohamad, 2010). Selain itu, tanaman ini juga digunakan untuk mengatasi asma, bronkitis, demam, serta sebagai pengobatan tradisional untuk diabetes. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherFK-IPB Universityid
dc.titlePemanfaatan Tanaman Ciplukan (Physalis minima L.) sebagai Obat Herbal: Tinjauan Senyawa Aktif dan Aktivitas Biologisid
dc.typeArticleid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record