Pemanfaatan Tanaman Ciplukan (Physalis minima L.) sebagai Obat Herbal: Tinjauan Senyawa Aktif dan Aktivitas Biologis
Abstract
Tanaman herbal merupakan agen pengobatan yang penting karena berfungsi sebagai
alternatif pengobatan kimia. Sebagian besar tanaman herbal mengandung senyawa fitokimia
yang memiliki bioaktivitas tinggi (Brusotti dkk., 2014). Senyawa fitokimia tersebut
menunjukkan berbagai efek fisiologis pada manusia, seperti aktivitas antioksidan, antibakteri,
antijamur, dan antikanker. Hingga saat ini, banyak senyawa aktif dari tanaman obat telah
berhasil diisolasi dan diidentifikasi sebagai kandidat obat yang berpotensi, khususnya dalam
pengobatan modern. Penelitian juga terus dilakukan untuk menyaring dan mengeksplorasi
ekstrak tumbuhan guna menemukan senyawa bioaktif baru (Daya dan HU, 2012). Salah satu
tanaman herbal yang diketahui memiliki aktivitas antikanker melalui mekanisme induksi
apoptosis, serta aktivitas antiinflamasi dan antioksidan, adalah tanaman ciplukan (Physalis
minima). Ekstrak daunnya telah dilaporkan memberikan efek positif dalam menghambat
pertumbuhan sel kanker (Goztok dan Zengin, 2013).
Physalis minima, yang berasal dari famili Solanaceae, merupakan tanaman tahunan
dengan tinggi sekitar 0,5–1,5 meter. Tanaman ini tersebar luas di seluruh wilayah India dan
dikenal sebagai salah satu tanaman obat yang dimanfaatkan dalam pengobatan herbal
tradisional (Khrisna dan Jyoti, 2016). Physalis minima telah digunakan secara turun-temurun
untuk mengobati berbagai penyakit karena mengandung beragam senyawa bioaktif, seperti
steroid lakton, steroid, alkaloid, dan flavonoid yang terdapat di seluruh bagian tanamannya.
Tanaman ini diketahui memiliki berbagai khasiat, antara lain untuk meningkatkan nafsu makan,
sebagai pencahar, antiinflamasi, dan antibakteri. Buah dan bunganya secara tradisional
digunakan untuk mengobati sakit perut dan sembelit, sementara dalam bentuk pasta, tanaman
ini juga dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan telinga dengan cara dioleskan (Vipin dan
Ashok, 2010). Di Malaysia, rebusan Physalis minima secara tradisional dikonsumsi sebagai
obat untuk melawan kanker (Zakaria dan Mohamad, 2010). Selain itu, tanaman ini juga
digunakan untuk mengatasi asma, bronkitis, demam, serta sebagai pengobatan tradisional
untuk diabetes. ...
Collections
- Medicine [92]
