View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Agriculture
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Agriculture
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Pola Distribusi Jasa Ekosistem di Kawasan Perkotaan Jabodetabek dengan Pendekatan Spatial Clustering

      Thumbnail
      View/Open
      Cover (887.6Kb)
      Fulltext (3.473Mb)
      Lampiran (377.7Kb)
      Date
      2025
      Author
      Purwantiningrum
      Rustiadi, Ernan
      Pribadi, Didit Okta
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Jabodetabek, sebagai aglomerasi perkotaan terbesar dan berkembang paling pesat di Indonesia, menghadapi tantangan yang semakin meningkat akibat pertumbuhan penduduk yang cepat dan degradasi lingkungan. Ekspansi kawasan perkotaan yang terus berlanjut telah menyebabkan perubahan besar dalam penggunaan lahan, mengurangi ruang hijau yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekologi. Perubahan ini secara langsung berdampak pada penyediaan jasa ekosistem, yang mengakibatkan peningkatan suhu perkotaan, peningkatan erosi tanah, serta meningkatnya risiko banjir. Untuk merespons tantangan ini, berbagai penelitian telah merekomendasikan kawasan peri-urban sebagai wilayah strategis dalam mendukung penyediaan jasa ekosistem bagi kota kota metropolitan, termasuk Jabodetabek. Namun, meskipun rekomendasi ini telah banyak disampaikan, masih terdapat kesenjangan pengetahuan yang signifikan terkait kapasitas aktual kawasan peri-urban dalam menyediakan jasa ekosistem yang esensial. Hingga saat ini, belum ada pengukuran komprehensif yang dilakukan untuk menilai efektivitas kawasan tersebut dalam mengurangi risiko lingkungan dan mendukung keberlanjutan perkotaan. Untuk mengatasi kesenjangan ini, penelitian ini memiliki tiga tujuan utama: (1) mengidentifikasi indikator utama jasa ekosistem, yaitu mitigasi panas perkotaan (Urban Heat Mitigation/UHM), retensi sedimen (Sediment Retention/SR), dan mitigasi risiko banjir (Flood Risk Mitigation/FRM); (2) menganalisis pola distribusi spasial jasa ekosistem serta menentukan zona pengelolaannya di Jabodetabek; dan (3) mengembangkan strategi berbasis bukti untuk mengelola dan meningkatkan jasa ekosistem di kawasan metropolitan. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini mengombinasikan pemodelan jasa ekosistem dan analisis spasial dengan mengintegrasikan model InVEST serta metode Rustiadi Quantitative Zoning Method II (RQZM). Pendekatan ini memungkinkan analisis mendalam mengenai bagaimana setiap wilayah di Jabodetabek berfungsi dalam penyediaan jasa ekosistem serta mengidentifikasi area yang memerlukan intervensi prioritas. Hasil penelitian menunjukkan adanya disparitas spasial yang signifikan dalam kapasitas jasa ekosistem di Jabodetabek. Wilayah yang sangat terurbanisasi, seperti Jakarta, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, dan Kota Depok, mengalami tekanan lingkungan yang parah akibat tingginya kepadatan infrastruktur, alih fungsi lahan yang cepat, serta berkurangnya ruang hijau. Faktor faktor ini berkontribusi terhadap efek pulau panas perkotaan yang semakin intensif serta peningkatan risiko banjir, yang mengancam ketahanan dan keberlanjutan wilayah perkotaan. Sebaliknya, kawasan peri-urban di bagian selatan Jabodetabek, seperti Bogor, memiliki kapasitas ekologis yang lebih tinggi, terutama dalam hal infiltrasi air dan regulasi suhu. Namun, meskipun memiliki keunggulan ekologi, kawasan ini semakin rentan terhadap erosi dan degradasi lingkungan akibat ekspansi perkotaan yang tidak terkendali serta perubahan penggunaan lahan yang didorong oleh efek limpahan metropolitan. Untuk memahami lebih dalam distribusi spasial jasa ekosistem, dilakukan analisis spatial clustering dengan tiga skenario klasifikasi spasial (tipologi): tiga klaster, empat klaster, dan lima klaster. Ketiga skenario ini divalidasi menggunakan rasio coefficient of variance serta rasio distribusi piksel dan poligon (nilai k). Hasil analisis menunjukkan bahwa model dengan empat klaster memberikan klasifikasi distribusi jasa ekosistem yang paling kompak dan berkesinambungan secara spasial. Berdasarkan hasil analisis klaster, wilayah Jabodetabek dikategorikan ke dalam empat zona jasa ekosistem yang berbeda: very low regulating service, yang didominasi oleh area perkotaan dengan fungsi ekologi yang sangat rendah; low regulating service, yang ditandai oleh tingkat urbanisasi sedang dengan kapasitas jasa ekosistem yang terbatas; moderate to high regulating service, yang merupakan zona transisi dengan kombinasi lanskap perkotaan dan alami; serta very high regulating service, yang berada di bagian selatan Jabodetabek dan memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi metropolitan. Hasil penelitian ini menyoroti ketidakseimbangan yang semakin meningkat antara meningkatnya permintaan jasa ekosistem perkotaan dan menurunnya kapasitas kawasan peri-urban dalam menyediakan jasa ekosistem tersebut. Meskipun wilayah dengan kategori very high regulating service memiliki cakupan area paling luas dan terkonsentrasi di bagian selatan Jabodetabek, wilayah ini tetap mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan ekosistemnya sendiri akibat ekspansi perkotaan yang terus berlanjut dan perubahan penggunaan lahan yang masif. Transformasi lanskap alami menjadi kawasan permukiman dan komersial menjadi faktor utama yang memperburuk ketidakseimbangan ini, yang pada akhirnya meningkatkan kerentanan lingkungan secara keseluruhan. Untuk mengatasi tantangan ini, penelitian ini mengusulkan penerapan kerangka Nature-Based Solutions (NBS) yang mengintegrasikan restorasi ekologi dengan perencanaan perkotaan yang strategis. Sebagai bagian dari pendekatan ini, metode decision table digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan guna memprioritaskan strategi pengelolaan. Berdasarkan kerangka ini, penelitian ini mengusulkan tiga zona utama pengelolaan jasa ekosistem: (1) konservasi di wilayah selatan untuk melindungi fungsi ekologi yang masih ada; (2) restorasi dan rehabilitasi lanskap di wilayah tengah untuk meningkatkan ketahanan ekosistem serta mengurangi risiko lingkungan; dan (3) penerapan ekosistem buatan yang mengombinasikan proses alami dengan inovasi teknologi di wilayah utara Jabodetabek, di mana kepadatan penduduk tinggi dan fungsi ekosistem alami telah mengalami degradasi yang signifikan.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/161555
      Collections
      • MT - Agriculture [3987]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository