| dc.description.abstract | Indonesia memiliki lebih dari 1.300 suku bangsa. Salah satu suku bangsa di Indonesia adalah suku Lembak. Suku Lembak merupakan suku asli atau tertua yang ada di Provinsi Bengkulu dan tersebar di Kabupaten Bengkulu Tengah. Kata "lembak" memiliki beberapa arti, yaitu "lembah", "lebak" (tanah berkelok-kelok), dan "belakang". Dialek Suku Lembak disebut dengan bahasa “col”. Salah satu cara untuk membedakan suku-suku di Indonesia dapat dilihat dari wajah. Wajah adalah stimulus visual yang digunakan sebagai identitas, ekspresi wajah dan penampilan. Metode yang dapat digunakan untuk mengetahui variasi wajah manusia adalah morfometrika. Secara umum, morfometrika merupakan metode pengukuran dalam satuan panjang dengan perbandingan ukuran bagian-bagian luar tubuh organisme. Morfometrika geometris menggunakan koordinat cartesius (x dan y) dari titik anatomis disebut dengan landmark. Penelitian mengenai variasi wajah suku menggunakan metode morfometrik geometris, telah dilakukan di salah satu suku yang berada di pulau Sumatera. Penelitian variasi wajah suku Batak menggunakan morfometrik geometris menghasilkan tiga tipe wajah pria dan empat tipe wajah wanita pada suku Batak. Masih terbatasnya penelitian mengenai variasi wajah suku terutama yang ada di Sumatera, oleh karena itu peneliti tertarik mengambil penelitian ini. Penelitian mengenai variasi wajah suku Lembak di Bengkulu menggunakan metode morfometrik geometris merupakan penelitian baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi tipe wajah pria dan wanita Suku Lembak di Desa Taba Terunjam, Provinsi Bengkulu. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Taba Terunjam, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Kriteria responden penelitian merupakan keturunan asli Suku Lembak tanpa campuran suku lainnya hingga dua generasi sebelumnya (ayah, ibu, kakek, dan nenek), tidak cacat secara fisik, berumur 17 tahun hingga 65 tahun, dan calon responden yang telah bersedia menjadi responden terlebih dahulu mengisi Informed consent. Izin etik penelitian ini diperoleh dari Komisi Etik Penelitian yang Melibatkan Subyek Manusia (KEPMSM) Institut Pertanian Bogor (IPB). Foto diambil secara horizontal, jarak antara wajah subjek dan kamera adalah satu meter. Morfologi yang diamati ialah wajah bagian depan. Deskripsi wajah dilakukan menggunakan 24 titik anatomis wajah bagian depan. Digitalisasi 24 titik anatomi pada wajah frontal dilakukan sebanyak lima kali dengan menggunakan perangkat lunak tpsDig. Hasil rata-rata lima digitasi dari setiap responden dikelompokkan sesuai jenis kelamin. Semua data koordinat rata-rata untuk setiap individu untuk setiap landmark dihitung menggunakan program tpsRelw. Pengelompokan tipe wajah subjek dilakukan dengan menggunakan metode neighbor joining dalam paket APE. Bentuk rata-rata setiap individu digunakan sebagai referensi untuk membuat gambar konsensus setiap individu. Kemudian nilai piksel rata-ratanya dihitung dan diperlakukan sebagai gambar konsensus. Semua perhitungan dilakukan oleh perangkat lunak tpsSuper. Berdasarkan Hasil jarak Euclidean, suku Lembak terbagi menjadi tiga tipe wajah pria dan tiga tipe wajah wanita. Tipe I (16 individu), Tipe II (12 individu), dan Tipe III (20 individu). Untuk wanita, Tipe I (24 individu), Tipe II (6 individu), dan Tipe III (22 individu). Distribusi usia tersebar merata di setiap tipe wajah. Karakteristik wajah pria Suku Lembak meliputi dagu pendek, hidung tidak terlalu mancung, dan rahang lebar. Karakteristik wajah wanita Suku Lembak memiliki rahang besar, dahi lebar, dan dagu yang lebih pendek. Wajah pria dan wanita Suku Lembak dapat dibedakan berdasarkan titik gnathion (landmark 20), pronasale (landmark 12), glabella (landmark 3), dan gonion (landmark 21 dan 22). Variasi yang lebih tinggi ditemukan pada titik gnathion, gonion, dan pronasale dibandingkan dengan area wajah lainnya. Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan adanya variasi wajah, pola penyebaran tipe yang terjadi secara acak tidak dipengaruhi oleh usia. | |