| dc.description.abstract | Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi guru saat ini adalah bagaimana mengimbangi pesatnya perkembangan teknologi digital dan mempersiapkan diri untuk mengintegrasikannya di dalam pembelajaran. Indonesia merupakan salah satu negara yang mendorong peningkatan pemanfaatan teknologi digital secara karena manfaatnya bagi pembangunan sumber daya manusia. Pemanfaatan teknologi digital juga memerankan peranan penting dalam dunia pendidikan untuk mengembangkan pendidikan berkualitas.
Guru merupakan agen di dunia pendidikan yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pemanfaatan teknologi digital untuk pendidikan telah diamanatkan dalam Permendikbudristek No. 16 tahun 2022 tentang standar proses pendidikan yang menjadikan salah satu tugas guru adalah menjadi fasilitator pemanfaatan teknologi digital di lingkungan sekolah. Hal ini pula yang mendasari diluncurkannya Platform Merdeka Mengajar (PMM) agar digunakan oleh guru-guru Indonesia sebagai wujud inisiasi digital di dunia pendidikan.
Penelitian ini bertujuan: (1) menganalisis pengaruh kepemimpinan inovatif, kesiapan teknologi, persepsi kegunaan, dan persepsi kemudahan terhadap pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar; (2) Menganalisis pengaruh kepemimpinan inovatif dan kesiapan teknologi terhadap persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan guru. (3) Menganalisis peran mediasi persepsi kegunaan, dan persepsi kemudahan terhadap pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar guru; (4) Merumuskan model komunikasi pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar guru.
Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik dan bersifat descriptive explanatory. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif didukung dengan data sekunder yang relevan dan tersedia. Penelitian ini menggunakan analisis statistik yang dilakukan berdasarkan data primer dengan menggunakan instrument dan didukung dengan data yang tersedia. Populasi guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar pada sekolah penggerak di daerah penyangga Jakarta sejumlah 7000 Orang guru dari 146 Sekolah Penggerak. Teknik penentuan sampel multistage random sampling atau acak bertahap. Total sampel pada penelitian ini adalah 397 orang guru dari 19 sekolah di Kabupaten Bogor, Kota Tangerang dan Kota Bekasi.
Pengumpulan data primer dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Desember 2023, diperoleh melalui instrumen kuesioner. Uji coba instrumen dilakukan terhadap 40 orang guru pada sekolah penggerak di Depok dan Cibinong. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui deskriptif dari profil responden serta deskriptif dari variabel-variabel yang digunakan, Partial Least Square-Structural Equation Model (PLS SEM) yang bertujuan untuk menguji beebrapa hubungan ketergantungan secara bersamaan.
Secara umum pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar guru berada pada tingkatan yang tinggi. Secara khusus pemanfaatan PMM guru berdasarkan aksesibilitas, pembelajaran, pemahaman kurikulum, perencanaan, evaluasi, pelatihan mandiri dan implementasi kebijakan adalah berada pada kategori tingkatan tinggi. Secara simultan, terdapat pengaruh positif dan signifikan dari kepemimpinan inovatif, kesiapan teknologi, persepsi kegunaan, dan persepsi kemudahan terhadap pemanfaatan teknologi digital guru. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa peran moderasi persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menunjukkan signifikansi yang positif terhadap pamanfaatan PMM.
Hasil analisis model struktural komunikasi pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar guru adalah layak untuk dikembangkan sebagai rekomendasi akademik dan praktis untuk upaya peningkatan pemanfaatan teknologi digital oleh guru. Model komunikasi pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar guru mengedepankan sinergi antara kepemimpinan inovatif dan kesiapan teknologi guru dengan memperhatikan persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan teknologi untuk optimalisasi pemanfataan teknologi digital di tingkat sekolah. Teori Technology Acceptance Model yang digunakan menekankan pentingnya membangun persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan agar tercapai optimalisasi pemanfaatan teknologi digital di dalam lingkungan sekolah.
Hasil kajian ini dapat membawa implikasi pada perumusan konsep kebijakan pengembangan kompetensi digital guru di masa yang akan datang. Konsep solusi yang ditawarkan berupa peningkatan pemanfaatan teknologi digital guru melalui optimalisasi peran kepemimpinan inovatif dan kesiapan teknologi melalui mediasi persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan teknologi guru. Kajian ini menunjukkan bahwa model secara prediktif terbukti mampu mendorong pemanfaatan teknologi digital oleh guru serta berpotensi menciptakan optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi oleh guru di tingkat sekolah. | |