| dc.description.abstract | Diabetes melitus adalah salah satu penyakit metabolik yang terus meningkat prevalensinya secara global, termasuk di Indonesia. Penelitian ini mencoba menemukan solusi berbasis bahan alami untuk membantu mengatasi kondisi tersebut. Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit kronis yang memengaruhi cara tubuh mengendalikan glukosa darah. Pada kondisi ini, tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin, yaitu hormon yang membantu glukosa masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Akibatnya, kadar glukosa darah meningkat dan bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada orang dewasa, terutama mereka yang memiliki pola makan tidak sehat, obesitas, serta kurang aktivitas fisik. Namun, sekarang semakin banyak kasus diabetes tipe 2 yang muncul pada usia lebih muda akibat perubahan gaya hidup. Faktor risiko lainnya termasuk riwayat keluarga dengan diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Penanganan diabetes tipe 2 melibatkan perubahan gaya hidup, seperti diet sehat dan olahraga, serta dalam beberapa kasus, obat-obatan atau insulin untuk mengontrol kadar glukosa darah.
Kayu manis (Cinnamomum burmannii Blume) merupakan tanaman rempah yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional, terutama di kawasan Asia. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa kayu manis memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder seperti polifenol dan flavonoid, yang memberikan efek antioksidan, anti-inflamasi, dan antidiabetes. Kayu manis mengandung senyawa aktif seperti cinnamaldehyde, yang diyakini memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kayu manis secara teratur dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah puasa dan meningkatkan respon tubuh terhadap insulin, terutama pada penderita diabetes tipe 2 dan mereka yang memiliki resistensi insulin. Mekanisme kerja kayu manis dalam mengendalikan diabetes meliputi penghambatan enzim yang memecah karbohidrat dalam usus, sehingga memperlambat penyerapan glukosa, dan memperbaiki fungsi reseptor insulin pada sel-sel tubuh. Namun, meskipun potensinya menjanjikan, penggunaan kayu manis sebagai terapi utama diabetes masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan dosis yang aman dan efektivitas jangka panjangnya. Kayu manis sebaiknya digunakan sebagai tambahan, bukan pengganti, dalam mengendalikan diabetes, bersama dengan diet sehat, olahraga, dan obat yang diresepkan oleh dokter. Sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan produk pangan fungsional yang berkontribusi pada pengendalian diabetes, penelitian ini fokus pada pengembangan produk cookies yang mengandung kayu manis. Dalam konteks pengendalian diabetes, kayu manis dianggap mampu meningkatkan sekresi insulin, menurunkan kadar glukosa darah, serta melindungi sel-sel tubuh dari stres oksidatif yang sering dialami oleh penderita diabetes.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kandungan metabolit sekunder pada kayu manis serta mengkaji efek dari cookies cinnamon pada model tikus diabetes. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengeksplorasi senyawa polifenol pada kayu manis yang berasal dari tiga daerah Sumatra (Aceh, Jambi, Sumatra Barat) menggunakan metode GCMS dan LCMS; diversifikasi produk kayu manis menjadi cookies cinnamon yang menarik preferensi panelis serta bermanfaat bagi kesehatan; menganalisis kandungan zat gizi cookies cinnamon, termasuk kandungan total fenolik, aktivitas antioksidan, serta aktivitas penghambatan enzim a-glukosidase dan menguji pengaruh pemberian cookies cinnamon terhadap berbagai parameter fisiologis pada model tikus diabetes, seperti bobot badan, kadar glukosa darah, insulin, HbA1c, superoxide dismutase, dan malondialdehyde.
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan yaitu (1) Identifikasi Senyawa pada kayu manis yang berasal dari Aceh, Jambi, dan Sumatra Barat diekstraksi menggunakan pelarut etanol dan isopropil alkohol. Analisis dilakukan menggunakan teknik GCMS dan LCMS untuk mengidentifikasi kandungan senyawa bioaktif; (2) Cookies dibuat menggunakan pati sagu sebagai bahan utama dengan penambahan kayu manis dalam bentuk bubuk dan ekstrak. Proses pengolahan cookies diikuti dengan uji hedonik untuk menilai preferensi panelis; (3) Pengujian pada model tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin digunakan untuk mengevaluasi pengaruh konsumsi cookies cinnamon terhadap bobot badan, kadar glukosa darah, insulin, serta biomarker stres oksidatif.
Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan penting yaitu kandungan polifenol pada kayu manis dari ketiga daerah Sumatra mengandung senyawa polifenol yang bervariasi. Senyawa seperti cinnamaldehyde dan coumarin mendominasi dan diketahui memiliki efek antioksidan dan antidiabetes. Bubuk kayu manis menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi serta kemampuan untuk menghambat enzim a-glukosidase, yang berperan dalam mengontrol kadar glukosa darah. Pengaruh pemberian cookies cinnamon terhadap model tikus diabetes menghasilkan penurunan kadar glukosa darah, peningkatan sekresi insulin, serta penurunan biomarker stres oksidatif seperti MDA. Cookies juga membantu meningkatkan kadar SOD, enzim antioksidan yang penting untuk melawan stres oksidatif. Preferensi panelis terhadap cookies cinnamon dengan penambahan bubuk dan ekstrak kayu manis mendapat respon suka dari panelis pada uji hedonik.
Cookies dengan penambahan kayu manis dalam bentuk bubuk dan ekstrak dinilai memiliki rasa, aroma, dan penerimaan keseluruhan yang disukai oleh panelis. Penelitian ini menunjukkan bahwa kayu manis memiliki potensi besar sebagai bahan fungsional dalam produk pangan, terutama untuk membantu mengendalikan diabetes. Cookies dengan penambahan kayu manis terbukti memberikan manfaat kesehatan yang signifikan terhadap kadar glukosa darah, SOD, hormon insulin, HbA1c. Pengembangan lebih lanjut dari produk ini dapat berkontribusi pada pengendalian diabetes di masyarakat luas. | |