Show simple item record

dc.contributor.authorSaraswati, Benedikta Diah
dc.date.accessioned2025-01-04T06:10:20Z
dc.date.available2025-01-04T06:10:20Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160491
dc.description.abstractKanker merupakan penyakit multifaktorial dengan kemampuan pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkontrol. Proliferasi yang terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan pembentukan suatu massa tumor dan muncul sebagai sebuah benjolan. Hanahan dan Weinberg mengemukakan setidaknya terdapat 10 karakterisik kanker, yang dikenal sebagai Hallmarks of Cancer. Beberapa karakterisik di antaranya adalah sustaining proliferative signaling, enabling replicative immortality, dan resisting cell death. Ketiga karakter tersebut menunjukkan bahwa kanker memiliki kemampuan pertumbuhan dan pembelahan diri yang berbeda dengan sel normal.1 Karakter-karakter tersebut menjadi dasar pengembangan pengobatan kanker. Pengobatan kanker dapat dilakukan melalui beberapa modalitas, salah satunya dengan pemberian terapi sistemik. Berbeda dengan terapi bedah dan terapi radiasi, terapi sistemik tidak bertindak pada area lokal, tetapi akan dihantarkan ke seluruh tubuh. Terdapat beberapa jenis terapi sistemik yang digunakan dalam pengobatan kanker, yaitu kemoterapi sitostatika, terapi hormonal, terapi target dan imunoterapi. Di antara keempat jenis terapi sistemik tersebut, kemoterapi sitostatika merupakan terapi sistemik yang paling awal ditemukan dan digunakan sebagai agen anti kanker.2 Pengembangan kemoterapi sitostatika dilakukan dengan menargetkan pertumbuhan dan pembelahan sel kanker yang diregulasi oleh siklus sel. Kelainan regulasi pada siklus sel merupakan faktor yang memengaruhi kemampuan proliferasi sel kanker. Obat-obat kemoterapi sitostatika bekerja mengganggu siklus sel pada fase-fase tertentu, sehingga proses pertumbuhan dan pembelahan sel kanker menjadi terhambat. Dalam mekanisme kerjanya, obat sitostatika tidak langsung menginduksi kematian sel. Akan tetapi, dalam dosis tertentu obat kemoterapi sitostatika juga dapat bersifat sitotoksik dan memicu apoptosis.3 Makalah ini akan membahas mengenai regulasi siklus sel pada sel normal, kelainan siklus sel pada kanker, dan jenis-jenis kemoterapi sitostatika. Setiap jenis obat kemoterapi sitostatika memiliki target fase siklus sel yang berbeda-beda. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherFK-IPBid
dc.titlePenanganan Kanker Terapi Sistemik Pada Kanker: Kemoterapi Sitostatikaid
dc.typeArticleid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record