Show simple item record

dc.contributor.authorTriyanti, Welly
dc.date.accessioned2010-05-07T14:29:52Z
dc.date.available2010-05-07T14:29:52Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16020
dc.description.abstractGejolak krisis ekonomi dan moneter yang diawali dengan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sejak tahun 1998 terjadi hampir di semua kegiatan ekonO/lll, termasukkegiatan usaha bidang kehutanan. Banyak pengusaha skala besar dengan kapital intensif tidak mampu menghadapi krisis tersebut, bahkan para konglomerat makin memperparah keadaan ekonomi Indonesia. Sementara itu, usaha kecil dan menengah yang merupakan usaha kebanyakan masyarakat yang selama ini kurang mendapat dukungan dari pemerintah justru beIjaya pada masa krisis ini. Hal ini dapat terIihat pada usaha-usaha kehutanan yang berbasis pada sumber daya alamo Salah satu usaha kehutanan dengan sistem agroforestry, terdapat di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Propinsi Sumatera Barat, yaitu usaha kebun multi lapisan tajuk. Dalam kebun multi lapisan tajuk, terdapat suatu integrasi yang erat antara jenis-jenis tanaman hutan dan tanaman perdagangan yang keseluruhannya merupakan suatu sistem yang menyerupai hutan. Pada era reformasi ini, adanya pergeseran orientasi kebijakan ekonomi, elimana pengelolaan dan pengusahaan sumber daya ekonomi, seperti hutan, diarahkan pada peningkatan peran usaha masyarakat yang lebih luas melalni usaha kecil dan menengah. Namun yang menjadi masalah, bagaimana strategi pengembangan usaha masyarakat tersebut eli masa mendatang. Kebijaksanaan tersebut akan berhasil jika strategi yang diterapkan bertumpu pada apa yang dimiliki dan berkembang pada masyarakat. Oleh karen a itu, untuk mengetahui dampak krisis ekonomi dan moneter terhadap . usal13 kebun multi lapisan tajnk, perIu digali informasi yang berkaitan dengan sifat dan arti usaha yang berkembaug di masyarakat, khususnya usaha kebun multi lapisan tajnk, untuk mengetahui aspek sumber daya, usaha, dan sosial budaya, serta falctor internal dan eksternal yang mempengarulli usaha kebun multi lapisan tajuk di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam pada pra, saat, dan pasca krisis ekonomi dan moneter. Data yang diambil dalam penelitian ini, meliputi: data primer dan data sekunder. Data primer adalah data-data yang berhubungan dengan studi yang dikumpulkan dari hasil kajian langsung terhadap respenden terpilih, dengan bantuan kuisioner dan wawancara bebas. Sedangkan data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari publikasi instansi terkait. Untuk menganalisis dampak krisis ekonomi dan moneter terhadap usaha kebun multi lapisan tajuk, maka data yang diperoleh, dipilah, direkapitulasi, dan dikelompokksn dalam kelompek-kelompok tertentu diantaranya: status kepemilikan lahan, luas lahan garapan, keadaan lahan, produksi, harga komoditi, serta pendapatan dan pengeluaran petani pada pra, saat, dan pasca krisis. Selanjutnya data tersebut dianalisis secara deduktif, artinya menarik kesimpulan umum dari keadaan khusus suatu kasus yang dipelajari. Hasil analisis tersebut dijabarkan secara deskriptif dalam susunan kalimat yang sistematis. Ketahanan snmberdaya terhadap krisis ekonomi dan moneter, diuknr berdasarkan luas lahan, sistem pengelolaan, harga komoditi, produksi, dan kekllatan pasar. Apabila dibandingkan pada pra, saat, dan pasea krisis ekonomi dan moneter, maka luas lahan yang diusahakan tidak berubah, mengingat status lahan tersebut merupakan warisan yang turun temurun. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, tereatat bahwa krisis ekonomi dan moneter tidak menyebabkan perubahan yang berarti baik dalam hal penanaman, pemeliharaan, dan pemungutan hasil (pemanenan). Pada saat krisis, intensitas pemanenan petani tetap, sehingga tidak terjadi kegiatan pemanenan yang bersifat . eksploitatif. Dalam hal pemasaran, antara petani dan pedagang masih terdapat negosiasi, dimana petani tidak berorientasi pada keuntungan yang tinggi, melainkan euknp lebih besar dari biaya produksi. Walaupun demikian, posisi petani selalu lemah dalam penentuan harga hasil komoditinya. Sikap petani seperti itu, juga diiknti oleh pedagang pengumpul ketika melaknkan transaksi dengan pedagang dari luar negeri. Ketahanan ekonomi mikro suatu unit usaha terhadap krisis ekonomi dan moneter, diuknr berdasarkan kemampuan bisnis, kelembagaan, dan ekonomi rumah tangga. Kebun bagi sebagian besar petani merupakan sumber penghasilan ulama bagi keluarga, sehingga setiap keluarga mempunyai dorongan untuk mempertahankannya. Hal ini terlihat dari penggunaan tenaga kerja yang berasal dad anggota keluarga. Kelembagaan yang ada di desa tersebut dirasakan belum optimal dalam rangka mengembangkan ekonomi rumah tangga, perkebunan, dan pertanian. Peranan penyuluh pertanian dan kehutanan belum optimal dalam mengembangkan usaha ekonomi rumah tangga. Naiknya harga komoditi kebun, menyebabkan pendapatan petani meningkat. Rataan pendapatan petani pada pra krisis Rp. 2.603.600,- per keluarga per tahun dan pada saat krisis, naik menjadi Rp. 5.869.500,- per keluarga per tahun, sedangkan pada paseakrisis, pendapatan petani kembali turun menjadi Rp. 4.088.800,- per keluarga per tahun. Pendapatan petani pada saat krisis, lebih besar bila dibandingkan dengan pendapatan sebelum dan setelah krisis. Namun, peningkatan pendapatan petani tersebut diiknti pula oleh peningkatan pengeluaran petani, karena harga kebutuhan sehari-hari naik. Walaupun demikian, pada saat krisis ekonomi dan moneter hasil dari komoditi kebun dapat menutupi peningkatan pengeluaran keluarga. Ketahanan sosial budaya terhadap krisis ekonomi dan moneter, diuknr berdasarkan tingkat konflik yang terjadi dan ada tidaknya gangguan terhadap kebun multi lapisan tajnk. Adanya krisis ekonomi dan moneter, tidak mendorong teIjadinya konflik antar petani. Hal ini ditunjukkan oleh solidaritas sosial dan ikatan kekeluargaan yang dimiliki oleh masyarakat cuknp tinggi. Gangguan terhadap kebun selama krisis ekonomi dan moneter juga tidak mengalami peningkatan. Walaupun pernah terjadi gangguan selama krisis, seperti peneurian kayu manis, pala, dan eengkeh, namun hal itu masih dianggap wajar, karena tidak menimbulkan keresahan. Sedangkan gangguan yang berasal dari alam, yang sering terjadi adalah beneana longsor atau "galodo" yang berasal dari perbukitan, gangguan alam inilah yang selalu menyadarkan masyarakat untuk tidak melaknkan penebangan hutan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpnlkan bahwa krisis ekonomi dan moneter yang terjadi pada tahun 1997, berdampak positif terhadap petani pengelola usaha kebun multi lapisan tajuk khususnya di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Propinsi Sumatera Baral. Hal ini ditnnjukkan oleh peningkatan pendapatan keluarga dari usaha kebun pada saat krisis ekonomi dan moneter, lebih besar dibanding dengan pendapatan keluarga pada pra <1an pasca krisis ekonomi dan moneter. Kebun multi lapisan tajuk mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap krisis ekonomi dan moneter. Hal ini ditunjukkan oleh adanya kelestarian sumberdaya, usaha, dan sosial budaya yang masih tetap terjamin. Faktor-faktor yang dianggap berpengaruh terhadap resiliensi usaha kebun multi lapisan tajuk terhadap krisis ekonomi dan moneter, terdiri dari: I) status laban yang merupakan warisan yang turun temunll1, 2) jenis tanaman yang beragam dan sebagian besar tanaman merupakankomoditi ekspor, 3) kesesuaian tempat tumbuh, 4) tenaga kerja berasal dari anggota kelnarga, 5) solidaritas sosial dan ikatan kekeluargaan yang tinggi masih dimiliki oleh masyarakat, sefta 6) kesadaran untuk tidak melakukan penebangan hutan, karena akan mendatangkan bencana longsor. Sedangkan faktor yang merupakan kelemahan, dan perIn diatasi agar kebun multi lapisan tajuk tetap terpelihara dan teIjamin, terdiri dari: I) peran lembaga kemasyarakatan yang belum optimal, seperti penynluh perlanian dan koperasi, 2) keterbatasan modal dari petani, 3) ketergantungan petani pada pedagang pengumpuI, 4) kuranguya tekuologi dalam mengelola kebun multi lapisan tajuk dan 5) hama dan penyakit tanamanid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleDampak Krisis Ekonomi Ddan Moneter Terhadap Usaha Kebun Multi Lapisan Tajuk di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Propinsi Sumatera Baratid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record