| dc.description.abstract | Posisi perempuan sebagai pengolah ikan sangat potensial dalam percepatan digitalisasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pengolahan ikan. Namun terdapat tantangan yang harus dihadapi guna mendorong pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) digital oleh perempuan pengolah ikan skala mikro untuk pengembangan usaha pengolahannya. Diketahui tingkat akses perempuan terhadap internet di Indonesia lebih rendah ketimbang laki-laki, dimana akses perempuan terhadap internet adalah sebesar 46,87 persen, sementara laki-laki mencapai 53,13 persen. Selain itu, tingkat literasi rumah tangga usaha perikanan dalam memanfaatkan TIK masih rendah, dikarenakan tidak adanya kemampuan dalam memanfaatkan TIK untuk pengembangan usahanya. Perempuan masih menggunakan cara tradisional dalam mengolah, mengandalkan teknik pengolahan dari generasi ke generasi, kurang inovatif, dan menggunakan teknologi sederhana. Perempuan mendapat informasi pengolahan dari sesama pengolah, dan penyuluh perikanan melalui tatap muka. Belum memanfaatkan TIK digital secara optimal untuk mencari informasi pengolahan, dan pemasaran hasil olahan. Perkembangan TIK digital belum maksimal dimanfaatkan untuk pengembangan usaha pengolahan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis pengaruh kemampuan pemanfaatan TIK digital pada perempuan pengolah ikan skala usaha mikro terhadap pengembangan usaha di Jakarta; (2) Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan pemanfaatan TIK digital pada perempuan pengolah ikan skala usaha mikro di Jakarta untuk pengembangan usaha; dan (3) Menyusun model komunikasi kemampuan pemanfaatan TIK digital pada perempuan pengolah ikan skala usaha mikro di Jakarta untuk pengembangan usaha.
Penelitian didesain dengan pendekatan kuantitatif yang diperkuat dengan kualitatif, dan menggunakan metode survei. Format yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei eksplanatori. Analisis pengaruh dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Penelitian dilakukan di Provinsi DKI Jakarta, dengan responden sebanyak 254 orang perempuan. Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan pada 30 orang perempuan pengolah ikan skala mikro di Kabupaten Tangerang yang dianggap memiliki kemiripan dengan kondisi responden penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka pengumpulan data adalah sebagai berikut: (1) Observasi lapangan untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan penelitian; (2) Melakukan survei yang dilakukan dengan menyebarkan instrumen berupa kuesioner sesuai indikator penelitian; (3) Pengumpulan data dengan teknik in depth interview dilakukan kepada 15 informan untuk menggali informasi, dan memperoleh penjelasan terkait pemanfaatan TIK digital oleh perempuan pengolah ikan skala mikro di Jakarta. Data sekunder diperoleh dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta.
Hasil uji pengaruh memperlihatkan terdapat pengaruh dari peubah karakteristik individu terhadap kemampuan pemanfaatan TIK digital, dengan nilai signifikansi 0,020 < 0,05 dan nilai tstatistic sebesar 2,183 > 1,96. Peubah karakteristik usaha memiliki pengaruh signifikan variabel karakteristik usaha terhadap kemampuan pemanfaatan TIK digital, dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 < 0,05 dan nilai tstatistic sebesar 3.121 > 1,96. Peubah Kebutuhan informasi berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pemanfaatan TIK digital, dengan nilai signifikansi sebanyak 0,002 < 0,05 dan tstatistic sebesar 3.141 > 1,96. Peubah Persepsi tentang TIK digital tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pemanfaatan TIK digital, karena mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,306 > 0,05 dan tstatistic sebesar 1,024 < 1,96. Peubah Dukungan sosial berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pemanfaatan TIK digital, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan tstatistic sebesar 8.436 > 1,96. Peubah Aspek sosial budaya tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pemanfaatan TIK digital, karena mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,748 > 0,05 dan tstatistic sebesar 0.321 < 1,96. Peubah Aksesibilitas TIK digital berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pemanfaatan TIK digital, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan tstatistic sebesar 3.503 > 1,96. Peubah Kemampuan pemanfaatan TIK digital berpengaruh signifikan terhadap pengembangan usaha, dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 dan tstatistic sebesar 4.859 > 1,96.
Besarnya pengaruh gabungan karakteristik individu, karakteristik usaha, kebutuhan informasi, persepsi tentang TIK, dukungan sosial, aspek sosial budaya, perilaku penggunaan TIK digital terhadap kemampuan pemanfaatan TIK digital sebesar 0,605 atau 60,5 persen, dan termasuk dalam kategori sedang. Selain itu, pengaruh kemampuan pemanfaatan TIK digital terhadap pengembangan usaha sebesar 0,066 atau 6,6 persen, yang termasuk dalam kategori lemah.
Faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap kemampuan pemanfaatan TIK digital adalah karakteristik individu (usia, pendidikan), karakteristik usaha (hasil penjualan, biaya produksi, jumlah pengolah ikan, jenis TIK digital yang dimiliki, alat komunikasi yang bisa dipakai, keuntungan), kebutuhan informasi (informasi pemasaran, informasi pengolahan, informasi pendukung usaha), Persepsi tentang TIK digital (kemanfaatan TIK digital, kemudahan menggunakan TIK digital, motivasi menggunakan TIK digital), dukungan sosial (dukungan pemerintah, dukungan kelompok, dukungan keluarga), aspek sosial budaya (aspek budaya), perilaku penggunaan TIK digital (Akses).
Kesesuaian model dalam SEM-PLS menunjukkan bahwa nilai estimated model SRMR adalah sebesar 0,093 < 0,10, sehingga model dinyatakan sesuai. Hal yang sama juga terlihat pada nilai estimated model Normed Fit Index (NFI), yaitu sebesar 0,598 dimana hampir mendekati satu, sehingga dapat disimpulkan model semakin sesuai atau cocok. | |