Strategi Peningkayan Kapasitas Masyarakat dalam Upaya Pengurangan Risiko Banjir di Kabupaten Pasaman Barat
Abstract
Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu kabupaten dengan indeks risiko banjir tertinggi di Indonesia yang diesebabkan oleh topografi daerah, iklim dan karakteristik lahan. Berdasarkan sejarah kejadian, banjir terjadi hampir setiap tahun terutama di daerah pinggir sungai seperti Nagari Aia Gadang Barat yang dilintasi Sungai Batang Pasaman.
Undang-undang nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana telah merubah fokus penanggulangan bencana di Indonesia, dimana penanggulangan bencana tidak lagi fokus pada penanganan dampak tapi pada upaya pengurangan risiko untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko bencana yaitu melalui peningkatan kapasitas masyarakat berisiko.
Penelitian ini memiliki tiga tujuan, yaitu: (1) Mengidentifikasi dan menganalisis dampak banjir terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Nagari Aia Gadang Barat Barat; (2) Menganalisis kapasitas masyarakat Nagari Aia Gadang Barat Barat dalam menghadapi bencana banjir dan faktor-faktor yang memengaruhinya; (3) Merumuskan strategi pengembangan kapasitas masyarakat dalam pengurangan risiko banjir. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari laporan kejadian bencana dan data lain yang mendukung sedangkan data primer diperoleh dari wawancara terhadap masyarakat berisiko dan responden ahli. Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian, yaitu analisis deskriptif, analisis korelasi, dan analisis SWOT.
Analisis deskriptif memberikan gambaran umum dampak banjir terhadap aktivitas rumah tangga baik di dalam maupun di luar rumah. Banjir menyebabkan gangguan dalam beberapa aspek seperti pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dalam bidang pendidikan, banjir tidak menyebabkan kerusakan pada fasilitas pendidikan, namun menyebabkan proses belajar mengajar terganggu karena baik siswa maupun guru mengalami kesulitan untuk pergi ke sekolah akibat akses jalan yang terhalang banjir. Banjir menyebabkan beberapa anggota rumah tangga mengalami gangguan kesehatan ringan seperti demam dan gatal. Dari segi ekonomi, rata-rata kerugian yang dialami oleh satu rumah tangga adalah Rp275.457,00, jumlah ini terdiri dari kerugian yang akibat kehilangan pendapatan karena tidak bisa pergi bekerja sebesar Rp146.750 dan biaya yang dtimbulkan untuk membersihkan rumah sebesar Rp178.206,00. Jumlah kerugian yang dialami oleh masyrakat ini sebanding dengan 10% dari UMR Provinsi Sumatera Barat tahun 2023.
Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai kapasitas rumah tangga. Kapasitas rumah tangga dilihat berdasarkan enam komponen yaitu, pengetetahuan, kesiapsiagaan darurat, mitigasi, diversifikasi livelihood, informasi bencana, dan jaringan sosial. Komponen yang memiliki nilai tertinggi adalah jaringan sosial sedangkan komponen dengan nilai terendah adalah pengetauan dan kesipasiagaan. Rumah tangga di Nagari Aia Gadang Barat umumnya telah mengetahui lokasi tempat tinggal mereka merupakan daerah rawan banjir, namun sebagian masyarakat belum memiliki rencana kesiapsiagaan darurat.
Tingkat kapasitas rumah tangga bervarisi antara rendah, sedang, dan tinggi, dengan persentase masing-masing sebesar 22%, 65%, dan 13%. Berdasarkan analisis korelasi yang dilakukan, perbedaan kapasitas rumah tangga memiliki hubungan dengam tingkat pendidikan kepala rumah tangga dan total pendapatan rumah tangga. Kedua faktor tersebut memiliki korelasi positif dengan kapasitas rumah tangga dalam menhadapi banjir.
Komponen kapasitas yang memiliki skor tertinggi adalah jaringan sosial Informasi ini dalam analisis SWOT dimanfaatkan sebagai salah satu faktor dalam merumuskan strategi alternatif untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam upaya pengurangan risiko banjir.
Collections
- MT - Economic and Management [2976]