Rancang Bangun Model Kepemimpinan Perguruan Tinggi Negeri Pola Keuangan Badan Layanan Umum (Ptn Blu) Dalam Peningkatan Kinerja Institusi Di Indonesia
View/ Open
Date
2019Author
Jimad, Habibullah
Ma
Arif, Syamsul
Affandi, M.Joko
Sukmawati, Anggraini
Metadata
Show full item recordAbstract
Berbagai persoalan masih terjadi pada pendidikan tinggi, seperti belum meratanya akses untuk mendapat pendidikan tinggi, terutama pada daerah tertinggal, terdepan dan terluar, biaya pendidikan yang masih dirasakan cukup tinggi, masih banyak tenaga dosen yang belum memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan, kualitas riset dan kuantitas publikasi yang masih terbatas, sarana dan prasarana pendidikan yang belum memadai, budaya akademik belum terbangun dengan baik serta masih banyak program studi maupun perguruan tinggi (PT) yang belum terakreditasi. Penerapan BLU merupakan bentuk dari teori new public management (NPM) yang menempatkan unit organisasi pemerintah sebagai agen yang memberikan layanan kepada masyarakat. Penguatan PTN BLU diperlukan untuk mencapai kinerja institusi perguruan tinggi, seperti akreditasi BAN PT, lembaga pemeringkatan perguruan tinggi internasional Times Higher Education Supplement, QS World University Ranking, Academic Ranking of World Universities (ARWU) dan Shanghai Academic Ranking of World Universities. Masih tingginya kesenjangan kualitas antar PTN, karakteristik PTN yang beragam dan tidak memiliki fokus pengembangan, belum ditentukannya mission differentiation membuat sebagian besar PTN berfokus pada kegiatan pengajaran, bukan PTN berbasis riset. Berbagai persoalan yang dihadapi oleh PTN BLU menimbulkan pertanyaan tentang komitmen pemimpin serta tata kelola yang berdampak pada tidak tercapainya target yang telah ditetapkan. Adanya kesenjangan dan kompleknya masalah yang dihadapi oleh PTN BLU di Indonesia, menyebabkan diperlukannya kajian tentang kepemimpinan dalam konteks kesisteman. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menganalisis situasi organisasi dan kepemimpinan PTN BLU di Indonesia, (2) menganalisis kebijakan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja institusi PTN BLU, (3) merancang bangun model kepemimpinan PTN BLU dalam meningkatkan kinerja institusi dan (4) memformulasikan strategi sistem kepemimpinan PTN BLU dalam meningkatkan kinerja institusi. Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem (system approach) untuk membangun model serta menggunakan pendekatan induktif sebagai salah satu bentuk dalam mengeksplorasi pengetahuan. Penelitian ini melalui empat tahap, yaitu tahap analisis situasional, tahap analisis regulasi, tahap pemodelan yang meliputi; penyusunan model konseptual dengan menggunakan SSM dilanjutkan dengan analisis keputusan menggunakan AHP serta mendesain model yang direkomendasikan, tahapan keempat adalah verifikasi dan validasi model. Hasil analisis situasional terhadap tenaga pendidik dan tenaga kependidikan diperoleh hasil (1) fleksibilitas pengelolaan dana, tata kelola dan otonomi belum sepenuhnya dirasakan oleh PTN BLU, (2) perilaku pemimpin PTN BLU diharapkan menggunakan kepemimpinan transformasional, (3) kinerja institusi lebih diorientasikan pada kinerja akademik. Hasil analisis regulasi, implementasi regulasi telah berjalan, meskipun masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi terkait regulasi organisasi dan kepemimpinan PTN BLU, antara lain (1) Pengelolaan PTN BLU masih cenderung bersifat birokratis dan belum mencerminkan semangat korporasi, (2) koordinasi antar pembina masih sangat kurang dan cenderung memperlihatkan kewenangan masing-masing dengan regulasi yang dikeluarkan, (3) regulasi tidak membedakan otonomi PTN BLU dan PTN Satker, perbedaan hanya pada pengelolaan keuangan saja, (4) belum adanya regulasi tentang pengembangan kepemimpinan dan penilaian kinerja pemimpin PTN. Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi antar pembina institusi PTN BLU mutlak diperlukan. Hasil kajian Soft System Methodology (SSM) menunjukkan bahwa peningkatan kinerja perguruan tinggi dilakukan dengan (1) pemilihan pemimpin, (2) pengembangan berkelanjutan, (3) evaluasi kinerja pemimpin. Pemilihan pemimpin diawali dengan pembentukan panitia pemilihan yang memiliki integritas, kompetensi serta bebas dari kepentingan dan keberpihakan terhadap calon pemimpin. Implementasi pengembangan kepemimpinan lebih efektif jika dirancang dan dilakukan secara konsisten dengan memperhatikan beberapa kondisi; tujuan pengembangan yang jelas, materi atau kurikulum yang jelas, rangkaian materi yang tepat, metode pengembangan yang tepat, kesempatan untuk praktik, umpan balik yang relevan dan tepat waktu, keyakinan diri peserta pengembangan dan aktivitas tindak lanjut yang tepat. Aksi perbaikan yang diusulkan pada sistem evaluasi kinerja kepemimpinan PTN BLU yaitu (1) membangun komunikasi dengan Kemenristekdikti dan pemangku kepentingan untuk memperjelas dan memantapkan mandat, (2) diferensiasi misi yang diselaraskan dengan visi kepemimpinan. Hasil Analisis keputusan dengan Analityc Hierarchy Process (AHP) yaitu prioritas utama dalam pengembangan kepemimpinan PTN BLU adalah kompetensi pemimpin dan mekanisme pemilihan pemimpin yang kredibel, adil dan transparan. Hal ini berarti bahwa pemilihan pemimpin harus “bersih” dari berbagai kepentingan dan konflik yang dapat mengganggu kinerja organisasi. Implikasi manajerial dari model kepemimpinan adalah perlunya memperhatikan aspek kepemimpinan sebagai unsur penting dalam institusi. Implementasi pengembangan kepemimpinan perlu dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang dirancang secara efektif dan efisien. Implementasi evaluasi kinerja kepemimpinan memerlukan komitmen pemimpin PTN BLU untuk mendorong setiap unit dan individu memberikan kontribusi bagi pencapaian kinerja yang diharapkan.
Collections
- DT - Business [331]