Rancang Bangun Model Manajemen Kinerja Profesi Manajemen Sumber Daya Manusia (Msdm) Di Indonesia
View/ Open
Date
2018Author
Ekananta, Arry
Maarif, Syamsul
Affandi, M.Joko
Sukmawati, Anggraini
Metadata
Show full item recordAbstract
Becker et al. (2001) meyakini bahwa bagian manajemen sumber daya
manusia (MSDM) dapat menjadi mitra strategis yang sangat penting dalam
pencapaian sasaran organisasi. Kunci keberhasilan menjalankan perannya sebagai
mitra strategis terletak pada kemampuan bagian MSDM mengidentifikasi dan
mengukur kinerja SDM yang menyokong strategi organisasi dan sistem MSDM
yang mencetak kinerja-kinerja tersebut. Di era ekonomi baru, sumber daya
manusia (SDM) sebagai intangible asset merupakan fondasi bagi penciptaan nilai;
namun aset yang paling penting tersebut justru adalah aset yang kurang
dimengerti, jarang diukur, dan karena itu paling rentan di hadapan manajemen.
Tidak ada titik awal yang lebih baik bagi era baru ini daripada pengukuran
strategi-strategi SDM. Menurut Ulrich (1996), salah satu aktivitas dalam
menjalankan peran dari bagian MSDM sebagai mitra strategis yang harus dapat
memberi kontribusi besar bagi strategi bisnis adalah menyiapkan itu semua.
Triyonggo (2016b) menegaskan bahwa untuk membangun praktisi MSDM
yang kompeten di bidangnya diperlukan program pembangunan kapabilitas yang
komprehensif, terukur, dan mampu telusur. SKKNI MSDM (Kemnakertrans
2014) memudahkan setiap praktisi MSDM dan para pimpinan organisasi serta
semua pemangku kepentingan lainnya dalam memahami ruang lingkup dan
pengetahuan tentang standar kompetensi seorang praktisi MSDM. Maarif dan
Kartika (2012) dalam konteks keterkaitan antara kompetensi dengan kinerja
menegaskan bahwa kompetensi tidak otomatis menjadi kinerja. Kompetensi
membutuhkan lingkungan dan suasana yang tepat untuk bisa menghasilkan
kinerja. Sebaliknya kinerja tidak akan pernah memuaskan tanpa adanya
kompetensi yang memadai.
Mengacu pada pemikiran Becker et al. (2001), Maarif dan Kartika (2012),
serta Triyonggo (2016b), praktisi MSDM membutuhkan sasaran kinerja profesi
MSDM agar dapat menjadi praktisi MSDM yang kontributif. Sasaran kinerja
tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari model manajemen kinerja
profesi MSDM. Sayangnya saat ini di Indonesia baru terdapat standar kompetensi
profesi MSDM, namun belum terdapat standar sasaran kinerja profesi MSDM.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis dan memformulasikan
usulan perbaikan terhadap SKKNI MSDM yang ada saat ini; (2)
Memformulasikan sasaran kinerja profesi MSDM yang kontributif; serta (3)
Merancang bangun model manajemen kinerja profesi MSDM yang logis,
metodologis, dan praktis. Penelitian dilakukan terbatas pada lingkup kinerja
profesi MSDM di Indonesia secara umum serta mensintesis hasil analisis
situasional saat ini, pendapat para pakar MSDM, dan pengguna layanan praktisi
MSDM sebagai dasar pemodelan. Sasaran kinerja dan model manajemen kinerja
profesi MSDM yang disusun terbatas digunakan untuk organisasi bisnis yang
berorientasi profit.
Desain penelitian dengan beberapa tahapan dimulai dengan melakukan studi
pustaka dan kajian kuesioner untuk mendapatkan opini dan persepsi dari praktisi, pakar, dan pengguna layanan praktisi MSDM. Tahapan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan potret analisis situasional mengenai standar kinerja profesi MSDM
di Indonesia. Kerangka sampling yang dipergunakan pada tahapan analisis
situasional adalah purposive sampling melibatkan, namun tidak terbatas pada,
anggota Indonesia Certified Human Resources Professional (ICHRP). Analisis
statistik deskriptif digunakan sebagai alat pendekatan kuantitatif untuk
menyajikan hasil pengolahan data primer baik yang berasal dari praktisi, pakar,
maupun pengguna layanan praktisi MSDM. Sejumlah data primer yang berasal
dari pertanyaan dan pernyataan pada kuesioner diolah menggunakan penentuan
bobot dengan metode Eckenrode. Alat analisis yang digunakan pada penyusunan
model manajemen kinerja adalah Soft Systems Methodology (SSM) yang
mencakup rich picture, root definition dan Purposeful Activity Model (PAM)
dilanjut System of System Methodology (SOSM) yang mencakup Analytical
Hierarchy Process (AHP) menggunakan aplikasi SuperDecisions versi 2.8.0.
Analisis situasional terhadap SKKNI MSDM menghasilkan dua keluaran
utama yakni (1) perlunya penambahan sejumlah kompetensi baru dalam SKKNI
MSDM dan (2) perlunya perubahan mekanisme sertifikasi praktisi MSDM yang
semula saat ini berdasarkan generalisasi (leveling/jenjang jabatan) menjadi
berdasarkan spesialisasi (clustering). Sejumlah kompetensi baru yang perlu
ditambahkan dalam SKKNI MSDM adalah: (1) kemampuan memahami kegiatan
operasional proses bisnis organisasi; (2) kemampuan menggunakan media sosial
dalam menunjang peran sebagai praktisi MSDM; (3) manajemen proyek untuk
menangani proyek-proyek di bagian MSDM; serta (4) audit MSDM.
Sasaran kinerja profesi MSDM dirancang untuk menjadikan praktisi MSDM
berkontribusi terhadap pencapaian sasaran kinerja organisasi. Praktisi MSDM kini
memiliki acuan dalam membentuk gaya kepemimpinan, budaya organisasi, serta
kompetensi fungsional dan perilaku SDM yang sejalan sasaran, strategic intent,
dan siklus hidup organisasi. Praktisi MSDM kini juga memiliki acuan dalam
menjalankan peran bagian MSDM yang sejalan dengan kebutuhan organisasi serta
ukuran-ukuran finansial SDM sebagai modal insani organisasi.
Model manajemen kinerja profesi MSDM dirancang untuk menjadikan
praktisi MSDM di Indonesia berperan sebagai mitra strategis di organisasi. Desain
pemodelan dilakukan dengan menjadikan praktisi MSDM sebagai pemeran
penting dalam keseluruhan siklus manajemen kinerja organisasi, terutama pada
tahap penyusunan sasaran kinerja organisasi yang dilanjut dengan tahap
pemantauan sasaran kinerja dan tahap penilaian sasaran kinerja di akhir tahun.
Model manajemen kinerja dan sasaran kinerja praktisi MSDM juga
dirancang untuk menjadi pegangan bagi pengguna layanan praktisi MSDM, baik
pengguna langsung maupun manajemen puncak, dalam memahami kontribusi
praktisi MSDM dalam mengelola SDM organisasi.
Collections
- DT - Business [368]
