Strategi Pengelolaan Generasi Y" Di Industri Perbankan"
View/ Open
Date
2014Author
Luntungan, Irving Ignatius Paul
Hubeis, Aida Vitayala
Sunarti, Euis
Maulana, Agus
Metadata
Show full item recordAbstract
Prinsip tata kelola perusahaan (good corporate governance/GCG) menjadi salah
satu pilar yang disyaratkan oleh Bank Indonesia dalam Arsitektur Perbankan Indonesia.
Pada pendekatan ini, titik beratnya adalah pada upaya peningkatan kapabilitas Bankir.
Permasalahan baru muncul dengan masuknya Generasi Y sebagai sebuah angkatan kerja
baru. Kajian pustaka memerkenalkan generasi ini sebagai generasi yang memiliki tingkat
pendidikan yang paling tinggi serta memiliki potensi yang besar namun meminta
perlakuan khusus dalam pekerjaan. Penelitian memiliki tiga tujuan utama yaitu: (1)
merumuskan Gen-Y di Indonesia; (2) menganalisis ciri-ciri dominan yang merupakan
kekhasan Gen-Y dalam upaya membangun strategi pengelolaan, khususnya yang berada
di industri Perbankan; dan (3) membangun rekomendasi aplikatif tentang strategi
pengelolaan Gen-Y yang efektif bagi manajemen Perbankan.
Desain penelitian adalah eksploratoris cross sectional, dilakukan dalam empat tahap
penelitian yaitu: (1) analisis teoritis dengan pendekatan kajian pustaka tentang ciri-ciri
dominan Gen Y di Amerika Serikat (AS), Eropa dan Australia; (2) analisis situasional
dengan menggunakan pendekatan diskusi kelompok terarah (focus group
discussion/FGD) berdasarkan hasil kajian pustaka tentang ciri-ciri dominan Gen Y yang
dilanjutkan dengan kalibrasi hasil FGD dengan menggunakan metode analisis faktor
konfirmatori atau confirmatory factor analysis (CFA); (3) analisis kebijakan dengan
menggunakan dua pendekatan analisis proses jarigan (analytical network process/ANP)
yaitu ANP untuk mengidentifikasi sekaligus memerioritaskan faktor-faktor dominan
dalam pengelolaan Generasi Y, dan ANP untuk memerioritaskan alternatif strategi
dengan pendekatan benefit, opportunity, cost dan risks (BOCR); dan (4) validasi
rekomendasi dengan pendekatan face validity yang dilakukan melalui wawancara
mendalam (in-depth interview) dengan para pakar dalam bidang pengelolaan sumber
daya manusia (SDM) di industri perbankan.
Pelaksanaan FGD dilakukan dengan melibatkan 30 orang responden dari enam
bank untuk mewakili industri perbankan sedangkan konfirmasi hasil FGD dilakukan
dengan CFA yang melibatkan 127 responden yang dipilih dengan pendekatan purposive.
Kerangka ANP melibatkan enam orang pakar yang merupakan pengelola programprogram
pengembangan pada Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) di Bank dan pada
validasi rekomendasi melibatkan enam orang pada jajaran direksi perbankan.
Analisis teoritis yang dibangun dalam penelitian menjawab tujuan penelitian
pertama tentang ciri-ciri dominan Gen Y yaitu generasi yang lahir pada kurun waktu
antara Tahun 1984 sampai dengan Tahun 1995 yang memiliki akses terhadap arus
informasi dan teknologi. Beberapa karakteristik utama yang mendefinisikan ciri-ciri
dominan Gen Y yang dihasilkan dari kajian pustaka dan analisis teoritis tersebut menjadi
referensi dalam pelaksanaan FGD. Hasil FGD mengkonfirmasi lima tema utama Gen Y
Indonesia yang berada di industri perbankan yaitu: (1) kesamaan perilaku Gen Y
Indonesia dengan Generasi Y di AS, Eropa dan Australia dalam hal kedekatan dengan
teknologi aplikatif dan perilaku komunikasi yang terbuka, frontal dan konfrontatif; (2)
perbedaan pendekatan dalam hal pengambilan keputusan dengan Gen Y di AS, Eropa dan
Australia karena masih memerhitungkan pertimbangan dari orang tua dan keluarga; (3) adanya prioritas pada keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (work-life
balance); (4) adanya tuntutan kompetensi bagi figur yang akan menjadi pemimpin
terhadap Gen Y; dan (5) pendekatan pembimbingan (mentoring) merupakan hal yang
esensial dalam mengembangkan potensi Gen Y. Metode CFA memberikan konfirmasi
penerimaan model (goodnes of fit) sehingga penelitian meyakini bahwa tema tersebut
tidak bias pada pendapat responden FGD semata.
Pada ANP-Faktor, karakter Gen Y muncul dalam tiga prioritas teratas yang secara
langsung mengkonfirmasi bahwa pada dasarnya Pakar, dalam hal ini mewakili industri
Perbankan, telah melihat dan merasakan adanya kekhasan dari segmen demografi Gen Y
yang menuntut adanya perlakuan khusus sehingga program yang telah ada saat ini relatif
dipersepsikan tidak dapat memenuhi keinginan profesional dari Generasi Y. Kekhasan ini
sangat dominan dan telah menjadi salah satu penyebab atau potensi penyebab munculnya
dinamika hubungan dengan supervisor, dalam hal ini generasi yang terdahulu. Prioritas
pertama yang dihasilkan dalam ANP ini adalah perbedaan persepsi antara processoriented,
dan result-oriented yang tentunya secara langsung berdampak pada tuntutan
pekerjaan.
Analisis para pakar dengan menggunakan teknik strategi prioritas ANP
menghasilkan tiga pendekatan strategi yaitu: (1) Engagement redesign yaitu upaya
menarik minat Gen-Y terhadap industri perbankan melalui pendekatan langsung ke
perguruan tinggi dengan pendekatan employer branding dan facilities management; (2)
enablement redesign yaitu untuk membangun alternatif pengelolaan program
pengembangan melalui pendekatan vertical development dan program lintas generasi;
dan (3) empowerment comittment atau komitmen pemberdayaan yaitu sebuah penegasan
ulang pentingnya komitmen dari pimpinan puncak institusi dalam prioritas investasi bagi
Generasi Y dalam hal program-program terkait dan komitmen untuk mengubah budaya
organisasi yang dapat memfasilitasi pemberian kesempatan bagi Gen Y untuk masuk
dalam strata manajemen meskipun pada dalam usia yang relatif lebih muda.
Hasil analisis BOCR terhadap enam pilihan strategi yang dihasilkan melalui analisis
strategi prioritas ANP memberikan prioritas terhadap pendekatan employer branding dan
program-program lintas generasi. Menjawab tujuan penelitian ke tiga, hasil studi
merekomendasikan institusi perbankan melakukan pembenahan pada upaya untuk
menarik minat para lulusan terbaik universitas karena saat ini kekakuan struktur industri
perbankan masih kental dibanding dengan fleksibilitas dan mobilitas yang ditawarkan
oleh industri lain.
Berdasarkan hasil studi, peneliti merekomendasikan program-program lintas
generasi untuk memfasilitasi pemahaman para supervisor dalam institusi perbankan
terhadap ciri-ciri dominan Gen Y sebagai sebuah angkatan kerja sehingga mereka dapat
memberikan kontribusi yang optimal. Sebaran Gen Y saat ini adalah pada usia 20 tahun
sampai dengan 29 tahun, sehingga secara khusus strategi ini dapat langsung diterapkan
karena sebagai sebuah angkatan kerja, Gen Y telah berada dalam institusi kerja atau
lapangan pekerjaan
Collections
- DT - Business [369]
