View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Business
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Business
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Strategi Pengembangan Daya Saing Industri Asam Lemak Dan Alkohol Lemak Berbasis Minyak Kelapa Sawit Di Indonesia

      Thumbnail
      View/Open
      full text (2.152Mb)
      Date
      2014
      Author
      Yoyo, Toni
      Daryanto, Arief
      Sa'Id, E.Gumbira
      Hasan, Mohamad Fadhil
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Indonesia merupakan produsen CPO (Crude Palm Oil/Minyak Kelapa Sawit) dan CPKO (Crude Palm Kernel Oil/Minyak Inti Kelapa Sawit) terbesar di dunia. Indonesia baru memproduksi sekitar 40-an jenis produk berbasis minyak kelapa sawit, sementara Malaysia sudah memproduksi lebih dari 100 jenis. Indonesia belum mampu mengalahkan Malaysia dalam jumlah ekspor hasil industri produk berbasis minyak kelapa sawit, termasuk oleokimia. Oleokimia merupakan bahan kimia yang berasal dari minyak atau lemak alami, baik dari tumbuhan maupun hewan. Oleokimia terdiri atas asam lemak, alkohol lemak, metil ester lemak, amina lemak, dan gliserin. Bahan baku utama yang digunakan dalam produksi oleokimia adalah lemak sapi (tallow), stearin (turunan CPO), dan minyak laurat (CPKO dan CNO/Coconut Oil/Minyak Kelapa). Penelitian ini berfokus kepada asam lemak dan alkohol lemak berbasis minyak kelapa sawit di Indonesia karena Indonesia merupakan produsen CPO dan CPKO terbesar di dunia, asam lemak dan alkohol lemak merupakan produk oleokimia dasar yang paling utama dalam hal produksi dan konsumsi, dan paling luas dan variatif penggunaannya, serta alkohol lemak dapat diproduksi dari asam lemak (fatty acid route) sehingga keduanya perlu diteliti sebagai kesatuan walaupun penggunaan dan pasar keduanya berbeda. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model daya saing industri asam lemak dan alkohol lemak berbasis minyak kelapa sawit di Indonesia berdasarkan teori organisasi industri (Industrial Organization/IO), menentukan prioritas pengelolaan industri tersebut berdasarkan analisis kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal di masa depan dengan mengadopsi kerangka penilaian daya saing International Institute for Management Development (IMD) dan World Economic Forum (WEF), mengidentifikasi dan mensintesis permasalahan utama industri tersebut berdasarkan kerangka penilaian daya saing IMD, WEF, dan metode proses jejaring kerja analitik (Analytic Network Process/ANP), dan menganalisis strategi pengembangan daya saing industri tersebut menggunakan metode ANP-BOCR (Benefits, Opportunities, Costs, Risks). Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka, analisis deskriptif, wawancara secara mendalam, dan kuesioner untuk mengumpulkan pendapat para nara sumber pakar sebanyak 15 orang. Para nara sumber pakar dalam penelitian ini merupakan pakar dan/atau praktisi yang dipilih dengan metode purposive sampling dari rantai pasok industri asam lemak dan alkohol lemak berbasis minyak kelapa sawit di Indonesia. Tes non-parametrik Mann-Whitney digunakan untuk menilai signifikansi perbedaan antara kedua kondisi tersebut berdasarkan penilaian para nara sumber pakar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan model daya saing industri asam lemak dan alkohol lemak berbasis minyak kelapa sawit di Indonesia, terdapat beberapa sub faktor dengan status ‘baik’ dan beberapa faktor dengan status ‘buruk’. Sub faktor yang berstatus buruk merupakan kelemahan dan harus segera diperbaiki dan ditingkatkan. Berdasarkan kerangka penilaian daya saing IMD, hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi saat ini untuk semua faktor daya saing, berada di bawah kondisi seharusnya (ideal) di masa depan. Kesenjangan terbesar antara kondisi saat ini dengan seharusnya (ideal) di masa depan ada pada faktor efisiensi pemerintahan dan kesenjangan terkecil ada pada faktor efisiensi bisnis. Kesenjangan secara total seluruh faktor daya saing berdasarkan kerangka daya saing IMD sebesar 27.84%, yang berarti kondisi saat ini baru sekitar 72% dari kondisi yang seharusnya (ideal) di masa depan. Berdasarkan kerangka penilaian daya saing WEF, kondisi saat ini untuk semua faktor daya saing sesuai kerangka penilaian daya saing WEF, juga berada di bawah kondisi seharusnya (ideal) di masa depan. Kesenjangan terbesar antara kondisi saat ini dengan seharusnya (ideal) di masa depan ada pada faktor persyaratan dasar dan kesenjangan terkecil ada pada faktor pendorong efisiensi. Kesenjangan secara total seluruh faktor daya saing berdasarkan kerangka daya saing WEF sebesar 28.07%, yang berarti kondisi saat ini baru sekitar 72% dari kondisi yang seharusnya (ideal) di masa depan. Sintesis permasalahan industri asam lemak dan alkohol lemak berbasis minyak kelapa sawit di Indonesia berdasarkan penilaian para nara sumber pakar menggunakan kerangka penilaian daya saing IMD, WEF, dan ANP, menghasilkan lima alternatif strategi pengembangan daya saing industri tersebut. Kelima alternatif strategi tersebut adalah sinkronisasi berbagai regulasi terkait dan peningkatan konsistensi implementasinya, perbaikan dan perluasan fasilitas infrastruktur baik umum maupun ICT, perbaikan kontinuitas dan kualitas pasokan utilitas, peningkatan litbang dalam hal jumlah, kapasitas, kapabilitas, dan tingkat kolaborasi, dan pengembangan klaster industri asam lemak dan alkohol lemak. Peringkat utama berdasarkan hasil ANP-BOCR adalah aspek benefits, sedangkan peringkat terendah adalah aspek risks. Adapun alternatif strategi terbaik berdasarkan empat skenario adalah sinkronisasi berbagai regulasi terkait dan peningkatan konsistensi implementasinya untuk skenario standar, perbaikan kontinuitas dan kualitas pasokan utilitas untuk skenario optimistis, perbaikan dan perluasan fasilitas infrastruktur baik umum maupun ICT untuk skenario realistis, dan sinkronisasi berbagai regulasi terkait dan peningkatan konsistensi implementasinya untuk skenario pesimistis. Untuk alternatif strategi yang paling rendah prioritasnya bagi semua skenario adalah peningkatan litbang dalam hal jumlah, kapasitas, kapabilitas, dan tingkat kolaborasi. Dua dari empat skenario metode ANP-BOCR menghasilkan alternatif strategi terbaik yang sama (sinkronisasi berbagai regulasi terkait dan peningkatan konsistensi implementasinya). Pemerintah perlu segera menginventarisir dan mengevaluasi ulang semua regulasi yang berkaitan dengan industri asam lemak dan alkohol lemak berbasis minyak kelapa sawit di Indonesia. Selanjutnya, pemerintah perlu segera memastikan sinkronisasi di antara berbagai regulasi tersebut, dan kemudian memastikan konsistensi implementasi dari berbagai regulasi terkait tersebut.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159296
      Collections
      • DT - Business [369]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository