Analisis Segmentasi Nasabah Tabungan Bank Berdasarkan Customer Value (Studi Pada Pt. Bank Bri, Tbk)
View/ Open
Date
2012Author
Aviliani
Sumarwan, Ujang
Sugema, Iman
Saefuddin, Asep
Metadata
Show full item recordAbstract
Persaingan di sektor perbankan sangat ketat dari waktu ke waktu, untuk
mampu bertahan, maka bank harus mampu melakukan berbagai strategi. Apalagi
produk bank bersifat generik, karena semua produk sama, hanya dikembangkan
berdasarkan segmentasi maupun jenis produk baru. Trend menunjukkan bahwa
yang paling penting dalam meningkatkan pendapatan bank bukan lagi hanya
sekedar dari produk, tetapi justru dari fee base income. Oleh karena itu diperlukan
database nasabah yang baik sehingga dapat mengetahui karakteristik, dan perilaku
nasabah sehingga Cross Selling menjadi target bank kedepan. Selain itu investasi
bank di bidang untuk elektronik sangat besar apabila tidak dimanfaatkan secara
baik maka tidak akan banyak memberikan tingkat pengembalian yang cepat. Pada
penelitian ini agak berbeda dengan kebiasaaan, karena menggunakan metode
CRM bukan dengan konsep 20 persen nasabah yang memberikan kontribusi laba
80 persen bagi bank. Sehingga bank memilih nasabah-nasabah besar saja. Konsep
CRM tersebut juga sudah mulai dilakukan oleh bank-bank di Indonesia dengan
memberikan layanan khusus kepada nasabah premium seperti adanya tabungan
dan kartu gold atau platinum. Akan tetapi bila melihat kondisi di Indonesia,
nampaknya nasabah yang akan diperebutkan bank-bank adalah nasabah yang
sama sehingga akan sulit untuk menerapkan hukum Pareto. Kondisi tersebut juga
akan menyebabkan biaya yang dikeluarkan untuk CRM menjadi mahal dan
loyalitas nasabah berkurang karena memiliki bargaining position yang lebih
tinggi.
Segmentasi berdasarkan recency, frequency dan monetary (RFM) dapat
membantu perusahaan mengetahui segmentasi pelanggan saat ini berdasarkan data
transaksi masa lalu. Jika RFM menggambarkan segmen pelanggan untuk saat ini,
maka untuk mengetahui prospek dan kontribusi pelanggan terhadap pendapatan
perusahaan di masa depan perusahaan dapat mengunakan Customer Lifetime
Value (CLV). CLV merupakan kontribusi finansial total (pendapatan dikurang
biaya) dari seorang pelanggan di sepanjang siklus hidupnya dengan perusahaan
dan oleh karenanya merefleksikan profitabilitas ke depan dari pelanggan (Kumar,
2008). Hingga saat ini, di BRI masih belum terdapat informasi mengenai
segmentasi dan nasabah yang memiliki prospek dan kontribusi tinggi di masa
mendatang. Karena pendekatan CRM merupakan pendekatan yang berorientasi
pada pelanggan, oleh karena itu BRI perlu menentukan segmentasi nasabah dan
menentukan nasabah yang memiliki prospek dan kontribusi tinggi terhadap
pendapatan bank di masa mendatang untuk memperoleh customer-specific
strategies dalam melakukan CRM.
Tujuan riset ini untuk dapat 1) Memetakan segmentasi nasabah berdasarkan
Recency, Frequency dan Monetary. 2) Menentukan nasabah tabungan yang
memiliki prospek dan kontribusi tinggi terhadap pendapatan BRI dengan
menggunakan pendekatan Customer Lifetime Value. 3) Menganalisa profil sosial nasabah di setiap segmen. 4) Menganalisa perbedaan pola transaksi nasabah antar
segmen. 5) Merumuskan strategi CRM yang efektif untuk memaksimalkan nilai
dari nasabah untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan RFM dan CLV sebagai ukuran
loyalitas, serta analisis korespondensi untuk mengetahui Membandingkan
kemiripan dua kategori dari variabel baris berdasarkan sejumlah variabel kolom,
serta Analisa Karakteristik Nasabah. Analisa ini dilakukan untuk mendapatkan
gambaran mengenai karakteristik demografik dan psikografik responden.
Informasi mengenai karakteristik demografik responden pada penelitian ini
meliputi usia, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, jumlah
anggota keluarga, tingkat pendapatan, dan rata-rata pengeluaran rumah tangga per
bulan responden. Metode statistik yang digunakan adalah analisa statistika
deskriptif. Riset menggunakan data sekunder dari data nasabah tabungan PT Bank
BRI di wilayah Jawa dan Luar Jawa.
Perbandingan antara profil transaksi nasabah menujukkan bahwa nasabah
Simpedes di Jawa lebih banyak menggunakan transaksi yang memberikan
keuntungan tambahan bagi BRI. Contohnya adalah penarikan tunai ATM dengan
jaringan LINK di mana pada wilayah Jawa tercatat sebesar 2.78 persen, dan di luar
Jawa tercatat sebesar 1.70 persen. Untuk pembayaran tagihan Telkom, PLN, kartu
kredit dan pembelian pulsa melalui ATM juga lebih banyak digunakan oleh nasabah
Simpedes di Jawa. Dari RFM menunjukkan bahwa secara keseluruhan, segmen
nasabah tertinggi adalah segmen 3, diikuti dengan Segmen 5, Segmen 2, Segmen 4
dan Segmen 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa apabila BRI ingin meningkatkan
loyalitas nasabahnya, maka sebaiknya BRI menaruh fokus strategi pemasaran pada
nasabah di Segmen 1 hingga 3, terutama bagi nasabah pada Segmen 3 agar naik
menjadi Segmen 1 dan 2.
Dilihat dari Analisis korespondensi untuk profil usia menunjukkan bahwa
segmen 1 cenderung memiliki kedekatan dengan tingkat usia 51-55 tahun. Dengan
demikian, dapat diketahui bahwa profil usia di wilayah Jawa lebih tua dibanding
wilayah luar Jawa. Untuk jenis pekerjaan, analisis korespondensi menunjukkan
bahwa segmen 1 memiliki kedekatan dengan jenis pekerjaan pegawai BUMN
dengan Pegawai Negeri Sipil. Untuk tingkat pendapatan, segmen 1 di Jawa
memiliki kedekatan dengan tingkat pendapatan 2 – 2,5 juta. Untuk tingkat
pendidikan, segmen 1 di Jawa juga memiliki kedekatan dengan pendidikan S2
atau S3. Berdasarkan perolehan nilai CLV, diperoleh bahwa BRI wilayah luar
Jawa memiliki nilai CLV maksimum yang lebih tinggi dibanding BRI wilayah
Jawa. Demikian juga halnya apabila dilihat secara rata-rata. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa nasabah Simpedes BRI di luar Jawa memiliki
kecenderungan untuk lebih loyal dibanding nasabah Simpedes di Jawa.
Di luar Jawa, nasabah yang memiliki nilai CLV di atas rata-rata adalah
sebanyak 43 persen, di mana pada segmen 1 terdapat 13 persen nasabah yang
memiliki nilai CLV di atas rata-rata. Di wilayah Jawa, nasabah yang memiliki
nilai CLV di atas rata-rata adalah sebanyak 45 persen, di mana pada segmen 1
hanya terdapat 1 persen nasabah yang memiliki nilai CLV di atas rata-rata.
Nasabah dengan pola R rendah, F tinggi dan M rendah tergolong dalam
nasabah “perak”. BRI dapat meningkatkan kepuasan mereka dan menyediakan
berbagai pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka untuk meningkatkan
nilai transaksi. Nasabah dengan pola R rendah, F rendah dan M tinggi atau R tinggi, F rendah dan M tinggi, merupakan nasabah yang memberikan keuntungan
bagi bank namun tergolong tidak loyal. Strategi up-selling merupakan strategi
yang cocok untuk nasabah dengan pola seperti ini untuk meningkatkan frekuensi
transaksi. Nasabah dengan pola R tinggi, F rendah dan M rendah atau R tinggi, F
tinggi dan M rendah, merupakan nasabah yang kurang memiliki nilai tinggi bagi
BRI. Terhadap nasabah dalam kelompok tersebut, BRI perlu memberikan
pelayanan ekstra agar mereka tertarik untuk melakukan transaksi yang
memberikan keuntungan bagi BRI. Strategi cross-selling merupakan strategi yang
cocok untuk nasabah dalam kelompok tersebut.
Hasil analisis korespondensi menunjukkan bahwa nasabah segmen 1 di
luar Jawa memiliki profil usia yang lebih muda dengan pekerjaan bervariasi dan
tingkat pendapatan yang tinggi. Nasabah dengan profil tersebut cenderung
memiliki minat yang tinggi untuk mulai berinvestasi dan memanfaatkan berbagai
produk bank. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh BRI kepada nasabah
pada segmen 1 di luar Jawa antara lain program pendidikan anak, produk
investasi, program kartu kredit (bagi yang sudah bekerja), program kredit
konsumen (bagi yang sudah bekerja), program deposito, program tabungan
berjangka, dan lain-lain. Selain itu, BRI juga dapat melakukan promosi untuk
transaksi-transaksi seperti pembelian pulsa, pembayaran kartu kredit, pembayaran
tagihan telepon, pembayaran cicilan kredit, dan lain-lain.
Sesuai hasil analisis korespondensi, karakter nasabah segmen 1 di Jawa
adalah nasabah yang dipandang telah matang untuk mengambil keputusan atas
investasi yang akan dilakukan dan pola berpikir yang cukup selektif dalam
memilih promosi yang ditawarkan oleh BRI. Beberapa strategi pemasaran yang
dapat dilakukan kepada nasabah pada segmen 1 antara lain program perencanaan
pensiun, program nasabah prioritas, program investasi serta transaksi-transaksi
yang dapat memberikan keuntungan bagi BRI seperti pembayaran tagihan listrik,
telepon, air, kartu kredit dan lain-lain.
Dalam membangun dan meningkatkan loyalitas berdasarkan perilaku,
strategi yang dapat dilakukan oleh BRI adalah: (1) Memiliki database nasabah
yang memuat data profil umum (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, jenis pekerjaan), perilaku transaksi nasabah, segmen RFM dan nilai
CLV nasabah, (2) melakukan update terhadap data RFM dan CLV nasabah, (3)
meningkatkan strategi cross-selling dan up-selling dengan menetapkan target
nasabah berdasarkan segmentasi RFM dan nilai CLV nasabah, (4)
mengembangkan relationship marketing, dan (5) mempertahankan nasabah
melalui kualitas produk dan jasa.
Mengukur strategi promosi yang telah dilakukan merupakan hal yang
penting. BRI perlu dapat mengukur berapa banyak nasabah yang telah diprospek
oleh pegawai. Dari pertemuan tersebut terdapat berapa banyak peluang crossselling
tercipta? Dari peluang tersebut berapa banyak terjadi proses referral?
Apakah ada hasil dari referral tersebut? Memiliki sistem referral perusahaan
secara luas memungkinkan manajemen untuk menetapkan tujuan promosi,
mengelola kinerja dan menentukan sumber daya pelatihan dan kompensasi.
Collections
- DT - Business [369]
