Rancang Bangun Taxes Early Warning System Dan Model Penerimaan Pajak Di Indonesia; Aplikasinya Dalam Analisis Siklus Bisnis Dan Evaluasi Kinerja Penerimaan Pajak
View/ Open
Date
2009Author
Wahyudi, Eddi
Sanim, Bunasor
Siregar, Hermanto
Nuryartono, Nunung
Metadata
Show full item recordAbstract
Sementara ini mekanisme distribusi penerimaan pajak masih disusun secara top
down, artinya pola distribusi penerimaan ke pemerintah masih berupa target yang
ditetapkan oleh DPR, meskipun usulannya berawal dari pemerintah sehingga efektifitas
forecast penerimaan ke depan yang telah dilakukan menjadi kurang efektif, untuk itu
diperlukan sebuah upaya agar proses perencanaan menjadi lebih terencana.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memahami turbulensi lingkungan yang
akan mempengaruhi fluktuasi ekonomi dengan menggunakan metoda siklus bisnis. Prilaku
fluktuasi perekonomian ini tentunya akan mempengaruhi naik turunnya penerimaan pajak.
Untuk menangkap fluktuasi tersebut maka dibuat sebuah rancang bangun sistem peringatan
dini yang disebut dengan Taxes Early Warning System (TEWS) dan model penerimaan
pajak di Indonesia, disamping itu pengaruh shock yang berdampak pada fluktuasi
penerimaan pajak nasional dan penerimaan pajak di seluruh Kantor Wilayah Pajak di
Indonesia juga merupakan objek penelitian.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series bulanan dengan
menggunakan dua series acuan yaitu PPh dan PPN. Hasil penelitian ini terbagi dalam 4
topik utama. Beberapa hal penting yang dihasilkan dalam penelitian ini antara lain adalah
sebagai berikut ini. Berdasarkan analisis siklus bisnis dihasilkan model TEWS-PPh dengan
kinerja composing terbaik ditunjukkan menggunakan metode analisis Stepwise Regression
yang terdiri dari 14 komponen penyusun, sedangkan untuk model TEWS-PPN kinerja
composing terbaik ditunjukkan dengan menggunakan metode analisis Best Subset
Regression yang terdiri dari 9 komponen penyusun.
Analisis VAR dipakai untuk mengetahui pengaruh shock yang berdampak pada
penerimaan pajak dan diketahui bahwa untuk series acuan PPh terdapat 3 indikator yang
memiliki derajat pass-through lebih besar dari satu (complete pass through) yaitu tingkat
hunian hotel, jumlah uang beredar dan konsumsi minyak. Sedangkan terhadap series acuan
PPN seluruh indikator menunjukkan gejala incomplete pass through. Hasil analisis FEVD
baik jangka pendek maupun jangka panjang variabilitas external shock seperti inflasi AS
maupun suku bunga acuan luar negeri tidak dapat menjelaskan secara baik variabilitas
variabel series acuan PPh dan PPN, sehingga dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ekonomi Indonesia sampai dengan tahun 2007 masih dalam status small open economy.
Fakta ini sejalan dengan hasil analisis beberapa penelitian siklus bisnis terdahulu dan
konsisten dengan asumsi yang telah diterapkan diawal penelitian.
Analisis data panel digunakan untuk menguji pengaruh fluktuasi ekonomi terhadap
penerimaan pajak di 31 Kanwil DJP seluruh Indonesia dan dari analisis tersebut diketahui
bahwa fluktuasi variabel TEWS berpengaruh positif terhadap kinerja penerimaan pajak di
Kanwil Khusus, Kanwil WP Besar 1 dan 2, Kanwil Jakarta Selatan dan Kanwil Jakarta
Pusat. Berdasarkan hasil analisis menggunakan model penerimaan pajak TEWS diketahui
pula bahwa selama periode pengamatan telah terjadi surplus penerimaan pajak baik dari
sektor PPh maupun PPN. Adanya surplus ini membuktikan bahwa proyeksi penerimaan
pajak sampai saat ini masih ditentukan berdasarkan pola kebijakan top down.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan paling tidak terdapat
lima variabel penting yang mempengaruhi penerimaan pajak yaitu konsumsi minyak, harga
minyak, inflasi dalam negeri, uang beredar dan nilai tukar. Namun demikian tidak ada
satupun dari variabel tersebut yang berada di bawah kendali Direktorat Jenderal Pajak.
iv
Pengendalian kelima variabel tersebut berada di dua institusi yang berbeda yaitu
Departemen Keuangan secara keseluruhan dan Bank Indonesia, sedangkan variabel lainnya
merupakan variabel eksternal yang tidak dapat dikendalikan. Dalam hal ini DJP hanya
dapat mengantisipasi pengaruh fluktuasi variabel tersebut terhadap penerimaan pajak.
Untuk menunjang operasionalisasi penerapan TEWS di lapangan maka telah
disusun strategi alternatif sebagai sandingan dari strategi DJP yang telah digariskan dalam
Rencana Strategis 2009-2012. Implikasi kebijakan dari hasil penelitian ini berdasarkan
analisis yang telah dilakukan merupakan topik bahasan selanjutnya dan hasil penelitian ini
dapat menjadi salah satu acuan bagi pembuat kebijakan terutama untuk mengelola
penerimaan pajak ke depan agar lebih efektif dan efisien. Disamping itu kemungkinan
fluktuasi penerimaan pajak yang akan terjadi dimasa mendatang dapat lebih mudah
diantisipasi.
Saran untuk penelitian lanjutan karena adanya keterbatasan data dan asumsi yang
digunakan akan diarahkan pada pengembangan metode siklus bisnis sektor fiskal yang
sejalan dengan tujuan dari penelitian ini.
Collections
- DT - Business [329]