Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa sebagai Bahan Campuran Pembuatan Paving Block

Abstract

Penelitian ini berfokus pada pemanfaatan limbah sabut kelapa di Indonesia sebagai bahan campuran pembuatan paving block. Keberadaan sabut kelapa mencapai lebih dari 35% dari total buah dan satu buah kelapa dapat menghasilkan limbah sabut sebanyak 0,4 kg. Saat ini, sabut kelapa masih kurang dimanfaatkan dan seringkali hanya menjadi limbah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi limbah sabut kelapa terhadap kualitas paving block berdasarkan SNI 03-0692-1996 tentang bata beton (paving block) ditinjau dari sifat tampak, ukuran, kuat tekan, dan penyerapan air. Penelitian ini menggunakan tiga variasi persentase limbah sabut kelapa, yaitu 0%, 1,5%, dan 3% dengan waktu pengujian setelah paving block berumur 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat tampak paving block berdasarkan warna, keretakan serta kekuatan sudut dan rusuk menunjukkan kesesuaian dengan SNI 03-0692-1996. Paving block memiliki ketebalan 6 cm yang memenuhi persyaratan mutu SNI 03-0692-1996. Variasi optimal ditemukan pada penambahan sabut kelapa sebanyak 1,5% dengan nilai kuat tekan sebesar 15,00 MPa yang termasuk ke dalam mutu C yang dapat digunakan untuk pejalan kaki dan nilai penyerapan air sebesar 9,00 % yang termasuk ke dalam mutu D yang dapat digunakan untuk taman.

This study focuses on the utilization of coconut coir waste in Indonesia as a mixture for making paving blocks. Coconut coir accounts for more than 35% of the total fruit and one coconut can produce as much as 0.4 kg of coir waste. Currently, coconut fiber is still underutilized and often only becomes waste. The purpose of this study was to determine the effect of coir waste variation on the quality of paving blocks based on SNI 03-0692-1996 concerning concrete bricks (paving blocks) in terms of appearance, size, compressive strength, and water absorption. This study used three variations in the percentage of coconut fiber waste, namely 0%, 1.5%, and 3% with the testing time after the paving block was 28 days old. The results showed that the visible properties of paving blocks based on color, cracking and strength of corners and ribs showed conformity with SNI 03-0692-1996. Paving blocks have a thickness of 6 cm which meets the quality requirements of SNI 03-0692-1996. The optimal variation is found in the addition of coconut fiber as much as 1.5% with a compressive strength value of 15.00 MPa which is included in the quality C which can be used for pedestrians and a water absorption value of 9.00% which is included in the quality D which can be used for parks.