Show simple item record

dc.contributor.authorHakim, Lukman
dc.date.accessioned2010-05-07T12:26:39Z
dc.date.available2010-05-07T12:26:39Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15786
dc.description.abstractDi dalam penjelasan UU No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dinyatakan bahwa kondisi ideal bagi lahan yang berfungsi sebagai hutan di suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) minimal 30 % dari luas daratannya. Propinsi Jawa Tengah ternyata hanya memiliki luas lahan yang berfungsi sebagai hutan ± 26.83 % dari daratan. Sebagai ilustrasi, luas Propinsi Jawa Tengah 3.154.412 Ha, luas kawasan hutan negara ± 648.819.03 Ha (19.94 %) dan luas hutan rakyat ± 224.462.66 Ha (6.89 %), sehingga masih kekurangan lahan yang berfungsi sebagai hutan seluas ± 30.949.46 Ha (3,17 %) (Mardiyanto. 2002). Angka luas lahan yang berfungsi sebagai hutan tersebut kemungkinan besar akan berkurang, karena penjarahan hutan sampai saat ini masih terus berlangsung. Mengenai kebutuhan bahan baku kayu di Propinsi Jawa Tengah, menurut data terakhir setiap tahunnya mencapai 6.600.000 m2 sedangkan kemampuan penyediaan bahan baku kayu hanya mencapai 2.300.000 m3/tahun. Sehingga terjadi kekurangan bahan baku kayu sebanyak 4.300.000 m3/tahun dengan rincian untuk mencukupi industri 1.400.000 m3/tahun dan untuk kebutuhan masyarakat sebanyak 2.900.000 m3/tahun.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis Persepsi dan Kelayakan Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat Pola Kemitraanid
dc.title.alternativeStudi Kasus Proyek Bantuan Penghijauan T.A 1999/2000 Di Desa Cirahab, Kecamataa Lumbir, Kabupaten Banyemas, Propinsi Jawa Tengahid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record