Show simple item record

dc.contributor.advisorIndriastuti, Cecilia Eny
dc.contributor.advisorRamadhani, Dian Eka
dc.contributor.authorBACHTIAR, AGUNG
dc.date.accessioned2024-08-18T07:30:01Z
dc.date.available2024-08-18T07:30:01Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/157798
dc.description.abstractKendala utama dalam pengadaan larva ikan laut adalah sulitnya menyediakan pakan alami berkualitas, terutama fitoplankton dan zooplankton. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis multivitamin yang tepat untuk digunakan pada kultur rotifera. Metode yang diterapkan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga kali pengulangan. Perlakuan dosis multivitamin yang digunakan yaitu perlakuan Kontrol, perlakuan A (1 mg/L), dan perlakuan B (2 mg/L). Parameter yang diukur meliputi kepadatan populasi rotifera, pertumbuhan sel, dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan B dengan dosis (2 mg/L) menghasilkan kepadatan rotifera tertinggi 47,67±1,29 ind/mL dan pertumbuhan sel terbaik 8,62±0,79 ind/hari, sedangkan perlakuan kontrol menghasilkan kepadatan terendah 32,62±1,1 ind/mL dan pertumbuhan sel yang lebih rendah 4,43±0,29 ind/hari. Kualitas air optimal juga ditemukan pada perlakuan B, dengan salinitas 28–29 g/mL, suhu 28–32ºC, pH 7,3–8,3, dan oksigen terlarut 4–6 mg/L. Hasil analisis statistik yang didapatkan menunjukan adanya perbedaan signifikasi antara semua perlakuan yang diuji.
dc.description.abstractThe main obstacle in the procurement of marine fish larvae is the difficulty of providing quality natural food, especially phytoplankton and zooplankton. This study aims to determine the appropriate dose of multivitamins to be used in rotifer culture. The method applied was an experiment with a completely randomized design (CRD) with three treatments and three repetitions. The multivitamin dose treatments used were control treatment, treatment A (1 mg/L), and treatment B (2 mg/L). Parameters measured included rotifer population density, cell growth, and water quality. The results showed that treatment B with a dose of (2 mg/L) produced the highest rotifer density of 47,67±1,29 ind/mL and the best cell growth of 8,62±0,79 ind/day, while the control treatment produced the lowest density of 32,62±1,1 ind/L and lower cell growth of 4,43±0,29 ind/day. Optimal water quality was also found in treatment B, with salinity 28–29 g/L, temperature 28–32ºC, pH 7,3–8,3, and dissolved oxygen 4–6 mg/L. The statistical analysis results obtained showed a significant difference between all treatments tested.
dc.description.sponsorshipUPTD Perairan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAplikasi Multivitamin untuk Peningkatan Kepadatan Rotifera di Unit Pelaksanaan Teknis Daerah, Pangandaranid
dc.title.alternativeMultivitamin Application to Increase Rotifera Density in Regional Technical Implementation Unit, Pangandaran
dc.typeTugas Akhir
dc.subject.keywordBrachionus plicatilisid
dc.subject.keywordmultivitaminsid
dc.subject.keywordrotifersid
dc.subject.keywordrotifer densityid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record