Aplikasi Ekstrak Kulit Nanas yang Difermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae untuk Meningkatkan Kualitas Pakan Ikan Nila

Abstract

Tingginya produksi perikanan budidaya mendorong peningkatan kebutuhan pakan untuk mencukupi kebutuhan ikan, di sisi lain pakan terus mengalami kenaikan harga dan menjadi kendala bagi para pembudidaya. Kegiatan proyek akhir ini mengambil tema problem sholving yang bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak fermentasi kulit nanas untuk meningkatkan kualitas pakan sehingga mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan nila. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu K27 (pemberian pakan komersil dengan kadar protein 27%), K32 (pemberian pakan komersil dengan kadar protein 32%), dan NN1 (pemberian pakan komersil dengan kadar protein 27% + 1% ekstrak fermentasi kulit nanas). Ikan uji diberikan pakan perlakuan selama 37 hari secara restricted dengan feeding rate 5%. Hasil penelitian menunjukan perlakuan NN1 belum mampu meningkatkan kualitas pakan dengan kadar protein 27 dibandingkan dengan perlakuan K32, hal ini dapat dilihat dari nilai kinerja pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup yang tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan perlakuan K27.

The high production of aquaculture fish has led to an increased demand for feed to meet the needs of the fish. On the other hand, feed prices continue to rise, posing a challenge for farmers. This final project focuses on problem-solving with the aim of testing the effectiveness of fermented pineapple peel extract to improve feed quality and thereby enhance the growth performance of Nile tilapia. The study used a Completely Randomized Design (CRD) with 3 treatments and 4 replications. The treatments used were K27 (commercial feed with 27% protein), K32 (commercial feed with 32% protein), and NN1 (commercial feed with 27% protein + 1% fermented pineapple peel extract). The test fish were given the treatment feed for 37 days on a restricted basis with a feeding rate of 5%. The results showed that the NN1 treatment was not able to improve the quality of the feed with 27% protein compared to the K32 treatment, as seen from the growth performance and survival rate which were not significantly different (P>0.05) from the K27 treatment.