Pengembangan Masyarakat Melalui Program Urban Farming di Kelurahan Kutisari, Kota Surabaya
Date
2024Author
Triwahyuni, Dini Ayu
Pratama, Agief Julio
Budiarto, Tri
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengembangan masyarakat merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan melalui partisipasi aktif dan pendampingan. Urban farming merupakan pemanfaatan lahan kosong di kawasan perkotan untuk menghasilkan produk pertanian lokal. Urban farming dapat menjadi alternatif untuk mencapai kedaulatan pangan dengan masalah keterbatasan lahan di kawasan perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan model kegiatan pengembangan masyarakat 1) menguraikan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan masyarakat 2) menganalisis manfaat program bagi komunitas 3). Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan penelitian gabungan kualitatif dan kuantitatif (mix methods). Metode pengumpulan data diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi, pengisian kuesioner, studi pustaka, dan arsip dokumen milik instansi terkait. Sasaran pada penelitian yaitu komunitas urban farming di Kelurahan Kutisari, Kota Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pengembangan masyarakat urban farming di Kelurahan Kutisari yaitu menggunakan model pengembangan masyarakat lokal yang menekankan pada partisipasi aktif anggota komunitas dalam setiap tahapan kegiatan. Faktor internal pada tingkat pendidikan berada pada kategori menengah (SMA) dan termasuk ke dalam golongan masyarakat menengah pada pendapatan UMK Surabaya. Mayoritas anggota komunitas yaitu laki-laki dengan pekerjaan utama sebagai karyawan swasta pada usia produktif 40-49 tahun. Faktor eksternal pada akses informasi dan akuntabilitas berada pada kategori tinggi dengan partisipasi komunitas berada pada kategori sedang yang turut didukung oleh fasilitas pendukung berupa lahan fasilitas umum. Manfaat program bagi komunitas berada pada kategori tinggi. Tingginya kesadaran anggota terhadap manfaat program tentunya belum cukup untuk mencapai keberhasilan program. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat partisipasi komunitas yang masih berada pada kategori sedang. Community development is an activity that aims to improve the quality of life and welfare of the community in a sustainable manner through active participation and assistance. Urban farming is the utilization of empty land in urban areas to produce local agricultural products. Urban farming can be an alternative to achieve food sovereignty with the problem of limited land in urban areas. This study aims to describe the model of community development activities 1) describe internal and external factors that influence community development 2) analyze the benefits of the program for the community 3). The research approach used is a combined qualitative and quantitative research approach (mix methods). Data collection methods are obtained from observation, interviews, documentation, filling out questionnaires, literature studies, and document archives belonging to related agencies. The target of the study is the urban farming community in Kutisari Village, Surabaya City. The results of the study indicate that the urban farming community development model in Kutisari Village uses a local community development model that emphasizes the active participation of community members in each stage of the activity. Internal factors at the level of education are in the middle category (high school) and are included in the middle class community in the UMK income of Surabaya. The majority of community members are men with their main jobs as private employees at a productive age of 40-49 years. External factors on access to information and accountability are in the high category with community participation in the medium category which is also supported by supporting facilities in the form of public facility land. The benefits of the program for the community are in the high category. The high awareness of members towards the benefits of the program is certainly not enough to achieve program success. This can be seen from the level of community participation which is still in the medium category.