Show simple item record

dc.contributor.advisorNurhadryani, Yani
dc.contributor.advisorAdrianto, Hari Agung
dc.contributor.authorMulus, Rachmat Tauffan
dc.date.accessioned2024-08-14T05:35:57Z
dc.date.available2024-08-14T05:35:57Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/157352
dc.description.abstractBerdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 993 tahun 2018 benih bermutu adalah suatu proses produksi benih yang melalui tahapan pengujian benih dan telah memenuhi standar mutu, baik standar lapangan maupun laboratorium untuk setiap komoditi dan kelas benih yang telah ditentukan. Pengujian mutu benih berperan besar dalam menyajikan hasil uji yang tepat dan akurat. Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH) memiliki peran penting dalam pelaksanaan pelayanan dan sebagai laboratorium acuan nasional dalam pengujian mutu benih. Laporan kinerja tahunan menunjukkan pelaksanaan pelayanan pengujian benih di BBPPMBTPH mengalami peningkatan output melebihi target dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2023 menetapkan target 1.050 sampel, laboratorium berhasil menguji sebanyak 1.130 sampel benih, melampaui target sebesar 7,62%. Capaian serupa juga tercatat pada tahun 2022, dengan 1.195 sampel benih berhasil diuji, melebihi target sebesar 13,81%. Peningkatan ini menunjukkan tingginya permintaan akan layanan pengujian mutu benih, sekaligus menjadi tantangan bagi BBPPMBTPH untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Peningkatan kualitas pelayanan ini bertujuan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat dan memastikan setiap benih yang diuji memenuhi standar mutu. Hal ini sesuai dengan penerapan ISO 9001 untuk manajemen mutu dan ISO/IEC 17025 untuk kompetensi laboratorium. Pemanfaatan TIK yang optimal penting untuk meningkatkan kualitas layanan. Namun, penerapan TIK di BBPPMBTPH, khususnya dalam pelayanan pengujian mutu benih, masih belum optimal. Hal ini berdampak pada lambatnya penyediaan informasi, kurangnya aksesibilitas data, dan kesulitan dalam pelacakan status pengujian. Keterbatasan ini tidak hanya menghambat pengguna layanan pengujian benih dalam mengambil keputusan yang tepat, tetapi juga menghambat upaya BBPPMBTPH dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik sesuai dengan prinsip-prinsip Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Penelitian ini bertujuan untuk merancang arsitektur sistem informasi manajemen pelayanan pengujian benih di BBPPMBTPH menggunakan The Open Group Architecture Framework (TOGAF) dengan menggunakan Architecture Development Method (ADM). TOGAF ADM adalah metodologi arsitektur enterprise yang komprehensif dan terstruktur serta digunakan untuk mengembangkan arsitektur sistem yang efektif dan efisien. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Tahap analisa meliputi identifikasi kebutuhan laboratorium, pemetaan proses bisnis, analisis kebutuhan pengguna, dan identifikasi permasalahan yang terkait pada fase preliminary, arsitektur visi dan arsitektur bisnis. Selanjutnya, dilakukan perancangan arsitektur sistem informasi dan arsitektur teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan tahapan TOGAF ADM dapat digunakan untuk membuat rancangan arsitektur sistem informasi pelayanan pengujian mutu benih. Pada tahapan preliminary, observasi dan studi literatur dilakukan terhadap organisasi untuk menganalisis dan memperoleh pemahaman mendalam tentang layanan laboratorium pengujian mutu benih. Selanjutnya, wawancara terstruktur yang mencakup demografi, keterkaitan, pengalaman, dan evaluasi dilakukan terhadap pemangku kepentingan terkait. Hasil wawancara digunakan untuk mengidentifikasi masalah, pengguna terdampak, penyebab, waktu, lokasi, dan solusi potensial, yang kemudian berkontribusi pada perancangan architecture vision yang komprehensif. Tahapan architecture vision bertujuan untuk menentukan prinsip arsitektur. Tahapan ini dimulai dari mengidentifikasi stakeholder layanan pengujian mutu benih dan identifikasi visi misi, tujuan serta strategi organisasi. Analisis identifikasi tersebut menghasilkan empat goals yang menjadi tujuan utama rancangan sistem informasi manajemen pelayanan pengujian mutu benih. Goals tersebut untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pengujian, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mendukung pengambilan keputusan berbasis data. Tahap perancangan arsitektur bisnis melibatkan pemetaan alur kerja pelayanan pengujian benih yang berjalan menggunakan value chain diagram. Diagram tersebut membagi kegiatan bisnis menjadi aktivitas utama dan pendukung. Pemetaan ini membantu dalam memahami peran, tanggung jawab, dan potensi perbaikan dalam organisasi. Selanjutnya, analisis kesenjangan (gap analysis) dilakukan untuk mengidentifikasi kekurangan dalam proses bisnis yang ada dan merumuskan perbaikan untuk menghasilkan proses bisnis yang diharapkan. Proses bisnis yang diharapkan dalam pengujian mutu benih di BBPPMBTPH adalah proses yang lebih efisien, cepat, akurat, dan mudah diakses oleh pelanggan. Proses bisnis yang diharapkan tersebut menjadi dasar analisis untuk merancang arsitektur sistem informasi. Tahapan arsitektur sistem informasi menghasilkan lima kandidat aplikasi dan data yang dapat mendukung terbentuknya sistem informasi manajemen pelayanan pengujian mutu benih. Lima kandidat aplikasi utama tersebut adalah: e-Submission untuk pengajuan permohonan pengujian secara online, Lab Management System (LMS) untuk pengelolaan proses pengujian di laboratorium, Seed Database untuk penyimpanan data benih dan hasil pengujian, e-Reporting untuk pembuatan laporan otomatis, dan Information Portal sebagai pusat informasi bagi pengguna. Masing-masing aplikasi memiliki fungsi dan fitur yang saling terintegrasi untuk menciptakan alur kerja yang efisien, transparan, dan informatif bagi semua pihak yang terlibat dalam proses pelayanan pengujian mutu benih. Perancangan pengembangan kandidat aplikasi mencakup prioritas pengembangan, estimasi anggaran, waktu, kebutuhan sumber daya manusia (SDM), dan manajemen risiko yang mungkin timbul selama proses pengembangan sistem. Tahapan arsitektur teknologi dalam pengembangan sistem informasi memberikan arahan terkait teknologi yang direkomendasikan. Rancangan arsitektur teknologi ini mencakup tiga domain penting, yaitu perangkat lunak, infrastruktur, dan keamanan.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePerancangan Arsitektur Sistem Informasi Pelayanan Pengujian Benih (pada BBPPMBTPH) Menggunakan TOGAF ADMid
dc.title.alternativeDesign of Information System Architecture for Seed Testing Services (at BBPPMBTPH) Using Togaf ADM
dc.typeTesis
dc.subject.keywordenterprise architectureid
dc.subject.keywordpengujian mutu benihid
dc.subject.keywordsistem informasi manajemenid
dc.subject.keywordTOGAF ADMid
dc.subject.keywordenterprisearchitecture
dc.subject.keywordmanagementinformation system
dc.subject.keywordseedquality testing
dc.subject.keywordTOGAFADM


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record