Show simple item record

dc.contributor.authorDewi, Syukria
dc.date.accessioned2010-05-07T12:06:01Z
dc.date.available2010-05-07T12:06:01Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15728
dc.description.abstractKetersediaan kayu di pasaran eenderung semakin berkurang karena berbagai sebab. Padahal kebutuhan akan kayu dan produk kayu untuk bahan bangunan maupun untuk kegunaan lain terus bertambah sejalan dengan meningkatnya pembangunan di berbagai sektor. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu bahan altematif yang mampu berfungsi sebagai pengganti kayu. Disektor perumahan, bambu dapat dipertimbangkan sebagai salah satu bahan pengganti kayu mengingat bambu mempunyai banyak keunggulan, Selain eepat tumbuh, mudah didapat, murah, dan mudah diolah, bambu mempunyai sifat mekanis yang lebih baik khususnya pada arah sejajar seTal. Berdasarkan keunggulan-keunggulan itu, pengembangan produk panel dari bambu mempunyai prospek yang cerah. Usaha ini sekaligus menunjang upaya diversifikasi produk panelpanel kayu. Selain dapat digunakan untuk lantai, dinding, dan langit-langit, produk panel bambu diharapkan juga dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Salah satu produk panel bambu yang dapat dikembangkan adalah papan semen partikel bambu. Papan semen partikel merupakan salah satu jenis produk yang tergolong ke dalam koillposit kayu, yang dibuat dari campuran partikel kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya dengan semen sebagai perekatuya. Salah satu bahan baku alternatif pengganti kayu dalam pembualan papan semen partikel adalah bambu. Selain teknologinya sudah dikuasai, papan semen partikel bambu merupakan produk yang dapat digunakan sebagai salah satu komponen bangunan. Disamping itu, pembuatan papan semen bambu juga merupakan Salall satu usaha peningkalan nilai tambah dari tanaman bambu. Papan semen bambu sebenarnya telall dikembangkan sejak beberapa tahun yang lalu, Bambu yang umum dipakai adalah bambu Betung (Dendrocalamus as per), bambu Tali (Gigantochloa apus), dan bambu Andong (Gigantochloa verticillata). Pembuatan papan semen dengan bambu Ampel (Bambusa vulgaris Sehrad) sebagai bahan baku belum pemah dilakukan. Padahal bambu Ampel ini cukup banyak tersedia di masyarakal. Mempertimbangkall pemanfaatan bambu Ampel yang sangat terbatas karena sifatuya yang mudah putus/patah apabila digmlakan sebagai bahan baku anyaman dan kerajinan, maka penelitian tentang pemanfaatan bambu Anlpel sebagai bahan baku papan semen perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisis-mekanis papan semen partikel bambu Anlpel akibat perbedaan perlakuan maeamlarntan perendam dan kadar semen. Sifat fisis yang diuji adalah kerapatan, kadar air, pengembangan dan daya serap air, sedangkan sifat mekanis yang diuji adalah modnlus patah (MOR), modulus elastisitas (MOE), keteguhan rekat internal serta kuat pegang sekrup. Jeuis bahan yang digunakan adalah bambu Ampel (Bambusa vulgaris Schrad) yang berumur 1:urang lebih tiga tahun. Bambu diperoleh dari kebun rakyat di desa Cibeureum Bogor. Sedangkan semen yang digunakan adalah semen Portland tipe I merk Tiga Roda produksi Indoeement. Dan untuk meuingkatkan kualitas papan dan mempereepat proses pengerasan semen maka ditambahkan katalis. Adapun katalis yang digunakan adalah Al2(SO,h sebanyak 2 %. Tahapan peneiitian yang dilakukan adalah: penelitian pendahuluan (pengukuran suhu hidrasi, kelarutan zat-zat ekstraktif dan BJ bambu), pembuatan partikel (serbuk 10 mesh), perendaman partikel, pembuatan lembaran papan, pengkondisian, pembuatan eontoh uji dan pengujian sifat fisis-mekanis papan (mengacu pada SNI 03-2105-1996). JumlaJl papan yang dibuat sebanyak 27 buah, dengan ukuran 30 em x 30 em x 1 em dengan target kerapatan 1.2 glcm3 . Komposisi bahan partikel, semen dan air adalah: 1:2.5:2, 1:2.75:2, 1:3:2. Raneangan penelitian yang digunakan adalah faktoial 3 x 3 dalam pola acak lengkap, 3 taraf faktor maeam larutan perendam (kontrol, air dingin, dan NaOH 1%) dan 3 taraf juga untuk faktor kadar semen (1:2.5, 1:2.75 dan 1:3). Untuk membuktikan pengaruh dari perlakuan-perlakuan yang dicobakan, maka dilakukan analisis keragaman (ANOV A) dengan uji Ian jut Dnncan. Nilai rata-rata juga dibaudingkan dengan nilai standar yang dijadikan acuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor macam lamtan perendam sangat berpengaruh terhadap hampir semua sifat fisis, sedangkan faktor kadar semen hanya berpengaruh terhadap kerapatan dan daya serap air papan. Kerapatan papan semen partikel akan semakin meningkat dengan naiknya penggunaan kadar semen. Nilai kerapatan tertinggi (1.24 g/cm3 ) terdapat pada papan yang mendapat kombinasi perJakuan perendaman air dingin dan dengan kadar semen 1:3. Kadar air terendall (9.29 %) terdapat pada papan dengan kombinasi perJakuan kontrol dan kadar semen 1:2.5. Penggunaan kadar semen yang semakin meningkat menghasilkan perubahan dimensi (pengembangan) yang semakin kecil (stabilisasi dimensi yang semakin tinggi). Pengembangan tebal terendah baik 2 jam dan 24 jam (masing-masing 0.28 %) terdapat pada papan dengan perJakuan perendaman air dingin dan kadar semen 1:3. Begitu pula dengan pengembangan linier, nilai terendah setelah direndam selama 2 jam dan 24 jam (0.12 % dan 0.23 %) terdapat pada papan yang mendapat perJakuan perendaman air dingin dan kadar semen 1:3. Sedangkan untuk daya serap air terendah (14.96 % dan 19.14 %) juga juga terdapat pada papan dengan perJakuan perendaman air dingin dan kadar semen 1:3. Hasil pengujian sifat mekanis papan semen partikeJ menunjukkan bahwa macam larutan perendam sangat berpengaruh, sedangkan faktor kadar semen tidak. Penggunaaan larutan perendam air dingin dan kadar semen terendah (1:2.5) memberikan nilai MOR tertinggi (59.43 kg/cm') pada papan semen yang dibuat. Sebaliknya, penggunaan kadar semen tertinggi (1:3) dan larutan perendam air dingin memberikan nilai MOE tertinggi (36140.9 kg/cm'). Nilai keteguhan rekat tertinggi (5.59 kg/cm') terdapat pada papan dengan kombinasi perJakuan perendaman air dingin dan kadar semen tertinggi (1:3). Sebaliknya, papan yang memberikan nilai kuat pegang sekrup tertinggi (18.53 kg) adalah papan yang mendapat perlakuan perendaman air dingin dan kadar semen terendah (1:2.5). Dapat disimpulkan bahwa papan yang mendapat perJakuan perendaman air dingin memberikan hasil yang yang lebih baik dibandingkan papan dengan perJakuan perendanlan NaOH 1% dan tanpa perendaman (kontrol). Rendahnya kualitas papan yang mendapat perJakuan perendaman NaOH 1% diakibatkan oleh terhidrolisanya sebagian fraksi hemiselulosa (akibat perendaman dalam NaOH). Sebagaimana telah diketahui ballWa NaOH mampu melarutkan hemiselulosa (Sjostrom, 1985). Sedangkan rendahnya knalitas papan yang mendapat perlakuan tanpa perendaman (kontrol), disebabkan oleh adanya zat penghanlbat (zat ekstraktif) yang dapat menuruukan kualitas papan dengan berkurangnya ke1;uatan papan semen hampir 50 %-nya (Miller dan Moslemi, 1991). Penggunaan kadar semen yang lebih tinggi cenderung memberikan hasil yang lebih baik daripada penggunaan kadar semen yang rendah meskipun tidak signifikan. Nilai sifat fisis papan semen partikel bambu Ampel yang dihasilkan dengan perlakuan perendaman air dingin hampir selurulmya memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh perusahaan Bison (Standar Bison 1975), ISO 8335-1987 dan papan semen komersial (PSK). Sedangkan untuk sifat mekanis, papan hasil penelitian kurang memenuhi persyaratan. Sifat Fisis-Mekanis Papan Semen Partikel Bambu Ampel (Bambusa vulgaris Schrad): Pengaruh macam larutan perendam dan kadar semenid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleSifat Fisis-Mekanis Papan Semen Partikel Bambu Ampel (Bambusa vulgaris Schrad): Pengaruh Macam Larutan Perendam dan Kadar Semenid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record