Show simple item record

dc.contributor.authorPamungkas, R. Sigit
dc.date.accessioned2010-05-07T11:56:58Z
dc.date.available2010-05-07T11:56:58Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15701
dc.description.abstractKegiatan inventarisasi dan pengamatan primata ini dilakukan dengan tujuan untuk : mengetahui dan mengidentifikasi keanekaragaman jenis primata di dalam kawasan hutan Sumatera Bagian Selatan, mengetahui kepadatan populasi dari jenis - jenis primata di dalam kawasan dan untuk mengumpulkan infonnasi tentang status kelangkaan jenis primata yang terdapat di dalam kawasan. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode transek garis (Line transect). Di dalam jalur pengamatan satwa juga dibuat j~!ur pengamatan vegetasi. Padajalur pengamatan vegetasi dibuat plot ukuran ( 100 x 10) meter sebanyak 15 plot pada satu transek. Plot vegetasi tersebut digunakan juga untuk pengamatan primata yang memiliki daerab penyebaran yang luas. Pembuatan jalur pengamatan ditandai dengan membuat titik - titik pada jalw' pengamatan dengan menggunakan pita (jIagging) dengan selang 25 meter atau disesuaikan dengan kondisi lahan. Dalam pembuatan jalur pengamatan pada prinsipnya menggunakan jalur koordinat karlesian , dimana koordinat titik bujur adalab sumbu X dan koordinat titik lintang adalah swnbu Y. Dalam perhitungan kepadatan populasi digunakan metode Hayne. Hasil pengamatan adalah sebagai berikut : A.I HPH PT Riwayat Musi Timber Corporation (RMTC) 1. Kepadatan populasi keempat jenis primata di areal pengamatan adalah untuk monyet ekor panjang 87,85 ekorlkm' (67,61%), monyet ekor pendek (beruk) sebesar 9,69 ekorlkm' (7,45%), simpai sebesar 15,18 ekorlkm' (11,68%) dan ungko sebesar 17,21 ekorlkm' (13,26%). 2. Ukuran kelompok monyet ekor panjang yang paling sering ditemukan adalab 1 sampai 6 ekorlkelompok dan yang paling besar 12 ekorlkelompok, beruk mempunyai ukuran kelompok sebesar 1 sampai 3 ekorlkelompok dan yang paling besar 5 ekorlkelompok., simpai mempunyai ukuran kelompok sebesar 2 sampai 4 ekorlkelompok. 3. Struktur umur monyet ekor. panjang terdiri atas 55,99% kelas umur dewasa dan 24,45% kelas umur anak, simpai terdiri atas 60,72% kelas umur dewasa dan 10,71% kelas umur anak, beruk terdiri atas 60,88% kelas umur dewasa dan 8,68% kelas umur anak dan ungko terdiri atas 61,91 % kelas umur dewasa dan 14,28% kelas umur anak. Dalam hal ini struktur wnur keempatjenis primata menunjukkan struktur umur yang menurnn. 4. Seks ratio monyet ekor panjang mengalami penurunan yaitu 1 : 1,47 untuk kelas umur dewasa menjadi 1 : 1,28 untuk kelas umur anak. Pada beruk tidak mengalami perubahan seks ratio yaitu 1 : 1,33 untuk kelas umur muda dan dewasa, simpai mempunyai seks ratio sebesar 1 : 1,66 untuk kelas umur muda dan I : 1,14 Wltuk kelas umur dewasa (mengalami penUfWlan) dan Wlgko mengalami peningkatan seks ratio yaitu I : 1,5 Wltuk kela, umur muda dan I : 1,2 Wltuk kelas umur dewasa. 5. Secara umum keanekaragaman keempat jenis primata lersebut lelah mengalami penUfWlan, hal ini dikarenakan habital tempat tinggalny. di sekitar areal pengamalan banyak mengalami gangguan. A.2 Kawasan Suaka Margasatwa Gumai Pasemalt I. Kepadatan populasi keempat jenis primata di areal pengamatan adalah Wltuk jenis monyet ekor pa'liang sebesar 20,08 ekorlkm' (23,98%), monyet ekor pendek (beruk) sebesar 9,46 ekorlkm' (11,30%), simpai sebesar 43,72 ekorlkm' (52,21 %) dan siamang sebesar 10,47 ekorlkm' (12,51 %). 2. Ukuran kelompok monyet ekor panjang yang sering ditemukan adala 2 sampai 7 ekorlkelompok dan ukuran terbesar 17 ekorlkelompok, beruk sebesar 2 sampai 7 ekorlkelompok, simpai sebesar 2 sampai 13 ekorlkelompok dan siamang sebesar 1 sampai 4 ekorlkelompok. 3. Struktur umur monyet ekor panjang terdiri atas 42,86% kelas umur dewasa dan 28,57% kelas umur anak. Pada simpai struktur umur terdiri atas 53,49% kelas Wllur dewasa dan 19,37% kelas umur anak, beruk sebesar 66,67% kelas umur dewasa dan 13,33% kelas umur anak dan siamang lerdiri atas 59,10% kelas umur dewasa dan 18,18% kelas umur anak. Pada keempat jenis primata tersebut menWljukkan keadaan struktur umur yang menurun. 4. Seks ratio monyet ekor panjang sebesar 1 : 1,07 untuk kelas umur dewasa dan 1 : 1,57 Wltuk kelas umur muda, beruk mempunyai seks ratio sebesar 1 : 2 Wltuk kelas umur muda dan 1 :.1,5 'mtnk kelas umur dewasa, pada simpai mempunyai seks ratio sebesar I : 1,33 Wltuk kelas umur muda dan 1 : 1,3 Wltuk kelas umur dewasa dan pada siamang mempWlyai seks ratio 1 : 1,5 Wltuk kelas umur muda dan I : 1,6 Wltuk kelas umur dewasa. 5. Secara umum keanekaragaman jenis keempat jenis primata di areal pengamatan telah mengalami gangguan dan keadaan yang demikian jika dibiarkan akan menyebabkan penurunan jumlah populasinya. A.3 Kawasan hulan Napalicin (TNKS) I. Kepadatan populasi keemp,.t jenis primata di areal pengamatan adalah : Wltuk jenis monyet ekor panjang sebesar 11,90 ekorlkm' (18,63%), simpai sebesar 19,13 ekorlkm' (29,94%), Wlgko sebesar 14,20 ekorlkm2 (22,22%) dan siamang sebesar 18,66 ekorlkm' (29,21 %). 2. Ukuran kelompok monyet ekor panjang yang sering ditemukan adalah 2 sampai 15 ekorlkelompok, simpai sebesar 5 sampai 8 ekorlkelompok, ungko sebesar I sampai 3 ekor Ikelompok dan siamang sebesar I sampai 4 ekorlkelompok. 3. Struktur umur monyet ekor panjang lerdiri alas 20,46% kelas umur dewasa dan 20,45% kelas umur anak, simpai sebesar 33,34% kelas umur dewasa dan 20,51 % kelas umur anak, WlgkO sebesar 53,86% kelas umur dewasa dan 11,53% kelas umur anak, dan siamang lerdiri atas 43,49% kelas umur dewasa dan 21,73% kelas umur anak. 4. Seks ratio monyet ekor panjang sebesar 1 : 1,36 Wltnk kelas wnur muda dan 1 : 1,25 Wltnk kelas Wllur dewasa, simpai sebesar 1 : 1,25 kelas wnur muda dan 1,16 Wltnk kelas umur dewasa, Wlgko sebesar 5. 1: 1,25 Wltnk kelas wnur muda dan 1 : 1,33 Wltnk kelas wnur dewasa serta siamang 1 : 1-,66 Wltnk kelas wnUl' muda dan 1 : 1,50 Wltnk kelas umur dewasa. 6. Secara wnwn dapat dikatakan babwa keanekaragaman keempat jenis primata tersebut telab terancam mengalami penUfWlan, keadaan ini dikarenakan habitat tempat linggalnya telab banyak mengalami gangguan berupa penebangan liar dan pembukaan ladang secara liar oleh masyarakat sekitarid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleStudi Keanekaragaman Jenis dan Penyebaran Primata di Wilayah Sumatera Bagian Selatanid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record