Pemanfaatan Lumpur Tinja untuk Media Kompos Padat dengan Metode Open Windrow
Date
2024Author
Ramadhan, Yazid Fathan
Agustina, Haruki
Agustina, Haruki
Metadata
Show full item recordAbstract
Tinja yang tidak diolah dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
lingkungan. Pengolahan lumpur tinja dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara,
salah satu alternatif pemanfaatan lumpur tinja hasil olahan dari IPLT yang dapat
dilakukan dengan pembuatan pupuk kompos padat dengan tujuan menentukan
komposisi lumpur tinja dan pengaruh penambahan bioaktivator yang berbeda pada
setiap perlakuan dari hasil pengomposan. Pengolahan lumpur tinja menjadi kompos
padat dilakukan menggunakan metode open windrow dengan menggunakan 3 jenis
perlakuan yang berbeda. Lumpur tinja dijadikan bahan baku kompos, sedangkan
bioaktivator dan sampah organik dijadikan sebagai tambahan bahan pada setiap
perlakuan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran selama proses pengomposan
menunjukkan kompos yang dihasilkan telah memenuhi standar kualitas kompos,
yaitu pH 7, suhu 28-30 °C, berwarna kehitaman, dan berbau tanah. Sedangkan hasil
uji laboratorium menunjukkan bahwa terdapat beberapa parameter yang tidak
sesuai dengan spesifikasi kualitas kompos berdasarkan SNI 19-7030-2004
diantaranya pada P1 dan P2 terdapat kalium, sedangkan pada P3 terdapat C-Organik
yang tidak sesuai. Parameter yang tidak sesuai dari ketiga perlakuan tersebut
menunjukkan bahwa yang memiliki kualitas komposisi kompos terbaik dari ketiga
perlakuan adalah P3. Untreated fecal sludge can cause environmental pollution. Fecal sludge
treatment can be utilized in various ways, one of the alternatives to the utilization
of processed fecal sludge from the IPLT can be done by making solid compost
fertilizer with the aim of determining the composition of fecal sludge and the effect
of adding different bioactivators in each treatment of the composting results. The
processing of fecal sludge into solid compost is done using the open windrow
method using 3 different treatments. Fecal sludge is used as raw material for
compost, while bioactivator and organic waste are used as additional materials in
each treatment. The data obtained from the measurement results during the
composting process showed that the compost produced has met the compost quality
standards, namely pH 7, temperature 28-30 °C, blackish color, and soil odor. While
the laboratory test results show that there are several parameters that are not in
accordance with the compost quality specifications based on SNI 19-7030-2004
including in P1 and P2 there is potassium, while in P3 there is C-Organic which is
not appropriate. The non-conforming parameters of the three treatments show that
the best quality compost composition of the three treatments is P3.
