Keragaman Genetik Stroberi Berdasarkan Marka Morfologi dan Molekuler serta Evaluasi Terhadap Cekaman Kekeringan pada Kondisi In Vitro
Abstract
Stroberi adalah salah satu buah beri populer di dunia yang banyak disukai karena rasa, aroma, dan kandungan nutrisinya. Upaya peningkatan stroberi baik kuantitas maupun kualitas dapat dilakukan dengan pendekatan pemuliaan tanaman yaitu dengan perakitan varietas unggul yang memiliki potensi hasil dan kualitas baik, tahan terhadap hama penyakit dan mampu beradaptasi dengan baik pada lingkungan tropis Indonesia yang dapat mengarah pada kondisi kekeringan. Keragaman genetik merupakan salah satu modal penting dalam kegiatan pemuliaan tanaman. Akses pada sumber daya pemuliaan dan keragaman genetik sering dikaitkan dengan keberhasilan dalam pemuliaan tanaman, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap keragaman genetik stroberi baik secara morfologi maupun molekuler serta skrining terhadap cekaman kekeringan untuk mendapatkan informasi kutivar yang cocok dan adaptif ditanam pada kondisi lingkungan Indonesia serta sebagai pertimbangan dalam pemilihan tetua pada kegiatan pemuliaan tanaman dimasa datang.
Penelitian keragaman genetik dilakukan pada 20 genotipe stroberi (P1-P20). Penelitian pertama dilakukan dengan melakukan analisis keragaman menggunakan marka morfologi yaitu dengan melakukan observasi visual pada 41 karakter morfologi tanaman yang selanjutnya dilakukan analisis klaster untuk mengetahui hubungan kedekatan antar genotipe berdasarkan nilai koefisien ketidakmiripannya. Tahapan selanjutnya yaitu analisis keragaman dengan menggunakan marka molekuler RAPD. Data hasil amplifikasi DNA dianalisis untuk mengetahui kemiripan antar genotipe, kemudian dilakukan analisis gabungan data hasil pengamatan morfologi dan molekuler. Pada penelitian selanjutnya dilakukan skrining sifat toleran cekaman kekeringan pada enam genotipe stroberi (P4, P6, P7, P15, P19, dan P20) secara in vitro dengan melakukan pemberian PEG pada media kultur sebagai agen seleksi.
Hasil penelitian analisis keragaman dengan menggunakan marka morfologi menunjukkan bahwa terdapat keragaman genetik pada 20 genotipe stroberi yang diamati. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan pada beberapa karakter morfologi tanaman yang diamati dimana terdapat 34 karakter yang polimorfik dari 41 karakter yang diamati. Analisis klaster membagi 20 genotipe stroberi menjadi 2 kelompok besar yang selanjutnya terbagi lagi menjadi beberapa sub kelompok. Nilai koefisien ketidakmiripan terendah adalah antara P16 dan P10 yaitu sebesar 0,0936 dan yang tertinggi adalah antara P1 dan P4 yaitu sebesar 0,5977
Penelitian dengan menggunakan 10 primer RAPD menghasilkan 111 pola pita dengan tingkat polimorfisme 95,5% dari total pita. Hasil perhitungan nilai Polymorphism Information Content (PIC) menunjukkan kisaran nilai antara 0,42 - 0,78 dengan rerata 0,52 yang berarti bahwa polimorfisme sebesar 42 – 78 % dapat dideteksi dengan menggunakan marka RAPD yang digunakan. Analisis klaster terhadap hasil PCR menunjukkan bahwa 20 genotipe stroberi terbagi menjadi 2 kelompok besar dan terbagi lagi menjadi beberapa sub kelompok. Nilai koefisien ketidakmiripan analisis molekuler berkisar antara 0,1321 - 0,5566 dengan nilai koefisien ketidakmiripan terendah antara P18 dengan P19 (0,1321) dan nilai koefisien ketidakmiripan tertinggi antara P8 dan P4 (0,5566).
Analisis klaster gabungan memberikan hasil bahwa ke 20 genotipe terbagi menjadi 2 kelompok besar sebagaimana dendogram sebelumnya (morfologi dan molekuler). Koefisien ketidakmiripan analisis gabungan berkisar antara 0,1657 - 0,5264 dengan rerata 0,3697. Nilai koefisien ketidakmiripan terendah ialah antara P18 dengan P19 dan nilai koefisien ketidakmiripan tertinggi antara P8 dan P4.
Hasil analisis ragam skrining enam genotipe stroberi secara in vitro menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan genotipe dan media berpengaruh nyata terhadap karakter panjang akar dan bobot kering akar. Berdasarkan nilai Stress Susceptibility Index (SSI) terhadap cekaman kekeringan, P15 dan P19 termasuk dalam kategori sangat toleran, P4 dan P20 termasuk dalam kategori moderate toleran, sedang P6 dan P7 termasuk dalam kategori genotipe peka.
Collections
- MT - Agriculture [3772]